Halloween party ideas 2015


Setelah minum air biasanya saya menuju kamar mandi. Di sana saya menggunakan air untuk gosok gigi dan cuci muka dan melanjutkan dengan mandi.

Saya gosok gigi pakai air bersih. Ada pengaturan dingin, hangat, dan panas. Saya selalu memilih yang hangat. Sesuai keadaan suhu. Kalau dingin ya pilih panas. Kalau panas ya pilih dingin, dan sebagainya.

Demikian juga dengan air untuk mandi. Saat musim dingin sekali, saya memilih untuk mandi pakai air hangat. Saat capek sekali, saya mandi pakai air yang agak panas dari biasanya. Kata teman saya, kalau capek mandilah air panas biar bias tidur pulas setelahnya dan hilanglah capeknya. Saya selalu menggunakan cara ini setelah pulang bepergian yang membuat tubuh saya capek.

Air juga saya pakai sehabis buang air besar dan kecil. Untuk membersihkan perabot yang terkait. Betapa malu juga saya jika selalu mengingat perbuatan ini. Saya buang air kecil, misalnya, kemudian harus menghabiskan air lagi untuk membersihkan toilet. Tetapi memang begitulah hukumnya. Jika tidak, kamar mandi pasti mengeluarkan bau yang tak sedap di hidung.

Hitung-hitung dalam sehari saya menghabiskan banyak air. Pagi hari saja setelah bangun saya menghabiskan sekian liter air. Padahal untuk mengadakan air seperti yang ada di kamar mandi saya butuh biaya besar. Untuk membayar listrik yang mengangkat air menuju kamar saya, untuk membayar listrik yang membuat air bias panas-dingin-hangat, dan sebagainya.

Suatu malam, saya dan dua teman saya, berkunjung ke seorang sahabat. Di sana kami ngobrol sebentar. Saya baru pertama kali ke sini. Tampak luar rumah mereka bagus dan sepintas seperti orang kaya. Mereka tinggal di apartemen mewah. Saya tak tahu berapa bayarnya setiap bulan.

Rupanya tampak luar dan kesan pertama tidak seindah yang dirasakan penghuninya. Di dalam suasananya lain. Saat kami ngobrol saya mulai merasa dingin. Kedua teman saya tahu penyebabnya. Dan, sahabat kami ini langsung saja menyebut penyebabnya. “Maaf ya rumah ini tanpa pemanas ruangan.” Astaga, kataku dalam hati. Pantas saja dingin sekali. Sebab, di kamar saya yang ada penghangatnya tidak merasakan seperti ini.

Di rumah ini setidaknya ada 2 anak kecil. Inilah yang saya sayangkan. Anak kecil ini mandi pakai air dingin. Dan, bayangkan, betapa dinginnya mereka mandi pakai air dingin. Pagi hari misalnya saat suhu masih berkisar 0-5 derajat Celcius mereka mandi. Tidak ada air hangat seperti yang saya pakai di kamar mandi.

Ah betapa ironisnya hidup ini. Saya berterima kasih pada Sang Pemberi yang memungkinkan saya untuk menggunakan air hangat. Saya tidak mau melalaikan penggunaan air ini. Rupanya banyak orang yang membutuhkan air seperti ini tetapi taks anggup mendapatkannya. Terima kasih.

Prm, 10/3/2014
Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.