Halloween party ideas 2015


Pernahkah mendapat komentar pedas atau kritik tajam di kompasiana? Jika pernah Anda tahu dan pernah merasakan tajamnya kritik/komentar itu. Jika belum siap-siaplah menghadapinya. Tetapi ada baiknya membaca tips sederhana ini. Mungkin tidak 100% persen berhasil, tetapi bagi saya, inilah yang sudah saya lakukan.

Pada awal bergabung di kompasiana, tidak ada komentar atau kritik pedas terhadap tulisan saya di kompasiana. Kebetulan, saya memang menulis yang ringan-ringan saja. Lagi pula, tulisan saya tidak ada yang menyerang orang/kelompok tertentu. Tidak ada tulisan yang menyalahkan sesama kompasianers. Saya tulis yang baik-baik saja. Saya pegang erat semboyan, Menulis untuk Menyebarkan Kebaikan bagi Pembaca.

Beberapa minggu terakhir, saya mendapat lebih kurang 3-4 kali komentar pedas pada tulisan saya. Sedikit mengarah pada adu-domba dengan komentar orang sebelumnya yang ada pada tulisan itu. Saya mengecek profil kompasianer itu. Ada yang tidak ada gambar fotonya. Ada juga yang identitasnya tidak jelas. Ada juga yang ada foto profil tetapi di setiap tulisannya selalu banyak komentar adu-domba. Singkatnya, komentator model terakhir ini banyak kontroversinya.

Saya pun setuju dengan pendapat beberapa teman bahwa mereka yang berkomentar adu-domba atau sengaja mengritik itu bukan akun asli. Akun mereka tidak jelas alias palsu. Entah sengaja dibuat untuk menyerang kompasioner tertentu ataukah memang ada tujuan lainnya juga.

Lalu bagaimana mengatasinya?

Saya tidak membalas komentarnya. Biarkan komentarnya ada di situ tetapi tidak perlu ditanggapi. Sebab, saya pernah membalas tetapi malah tambah gawat. Dia membalas dan makin tak terarah debatnya. Tidak ada solusi ke arah yang baik. Saya mengalah.

Dengan cara saya—mendiamkan saja—ini, ada beberapa akun palsu yang sadar. Dia tidak berkoemntar lagi di tulisan saya. Dia tahu, saya tidak akan mudah terpancing dengan komentar liciknya.

Ada pula yang muncul lagi di komentar orang lain yang saya balas. Saya tahu, dia masih mau ajak untuk berdebat. Lagi-lagi saya tak menggubrisnya.

Setelah itu, dia tidak datang lagi di lapak saya. Saya kira cara saya ini bisa teman-teman praktikkan. Tentu ada yang berhasil dan ada yang tidak. Beginilah cara saya mengatasi akun-akun yang bikin gerah di kompasiana ini.

Saya berpikir, untuk apa mereka bergabung di blog keroyokan ini jika tujuannya hanya mengadu domba orang atau hanya menciptakan masalah? Bukankah akan lebih elok jika kita saling membangun? Yang salah kita perbaiki. Yang kurang kita tambahkan, saling melengkapi, seperti suami dan istri yang saling melengkapi.

Tidak dilarang berbeda pendapat, tetapi mesti mau juga menerima perbedaan itu. Jangan karena beda pendapat, terpancing untuk menyerang yang lain. Juga, baik kalau dibaca seluruh isi tulisan sebelum memberi kritik. Kalau hanya membaca sebagian saja, lalu beri komentar, itu tidak elok. Saya ingat sewaktu kuliah dulu, seorang dosen kami menekankan, tidak dilarang berkomentar asal pahami dulu inti persoalan dalam bacaan/makalahnya. Kalau tidak, itu sama dengan berkomentar lepas.

Demikian tulisan berbagi pengalaman ini. Semoga bermanfaat. Selamat siang. Selamat Paskah untuk umat Kristiani yang merayakannya.

PA, 31/3/13

Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.