Bercinta memang asyik.
Saking asyiknya, bercinta bisa dibuat di mana saja. Asal tidak mengganggu yang
lain. Maka, bercinta pun bisa dibuat bukan saja di darat tetapi juga di laut.
Bercinta itulah yang dibuat
sepasang anak muda Italia. Bercinta di atas perahu. mereka—seperti kami—menyewa
perahu kecil dan berlayar ke tengah Danau Molveno. Bayarnya 10 euro. Perahu itu
bisa untuk berempat dan bisa juga berdua. Tempat duduk di dalamnya memang ada
4. Tetapi, kalau mau berdua saja pun bisa.
Ini kali ketiga saya naik
perahu ini. Kalau dihitung-hitung saya sudah menghabiskan 7,5 €. Padahal saya
tidak mengeluarkan 1 sen pun. Saya memang hanya penumpang titipan alias naik
gratis. Teman saya yang orang Italia dan Brasil yang membayar. Toh sekali naik
biasanya hanya 2,5 € per orang. Tetapi kami tidak membayar seperti itu.
Istilahnya kami ditraktir. Sekali oleh teman saya yang Brasil dan dua kali oleh
teman Italia. Mereka memberi secara gratis pada saya maka saya juga memberi
mereka secara gratis. Saya tidak memberi mereka uang tetapi saya memberi mereka
gambar-gambar dan video pendek yang saya buat selama berlayar.
Tidak lama. Hanya sejam.
Tetapi waktu sejam itu bisa dimanfaatkan dengan baik dan menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat. Dalam sejam pun bisa bercinta. Dan, inilah yang dibuat oleh
pasangan muda yang kebetulan berlayar di dekat perahu kami. Kebetulan saja,
kami memang berlayar ke tengah danau. Dan, mereka juga rupanya ke tengah danau.
Bagi kami, pelayaran ini asyik. Di atas danau yang tenang, sesekali ada angin,
matahari cerah, suhu panas di sore hari antara jam 4 dan 5.
Pelayaran ini memang asyik.
Saya sungguh menikmatinya. Kiranya dua anak muda ini juga menikmati keasyikan
itu. Mereka menikmatinya dalam bercinta. Karena asyiknya, mereka lupa
mengendalikan perahu mereka. Saya lihat, mereka masih di tengah ketika kami
bergerak menuju pinggir danau. Rupanya memang tidak mendayung pedal perahu
sehingga perahu terombang-ambing begitu saja. Ditiup angin. Bergoyang lalu tak
berarah lagi. Saya tengok mereka. Rupanya mereka duduk di dua kursi belakang.
Kursi yang letaknya berdekatan. Di situlah mereka berciuman. Ciuman tanda
cinta. Ciuman yang menghangatkan. Ciuman yang membuat mereka menikmati
pelayaran ini. ciuman yang membuat mereka lupa daratan. Bagi mereka, bercinta
atau ciuman itu tidak mesti dilakukan di darat tetapi juga di lau atau di
danau, di atas perahu seperti ini.
Teman saya meminta saya
menggantinya mendayung pedal perahu ini. kami bergantian. Kali kedua, saya dan
teman saya dari Brasil. Kami mendayung pedalnya yang seperti mendayung pedal
sepeda dan saya mengatur arah pelayarannya.
Hampir 55 menit berlayar.
Kami berhenti sejenak sebelum menuju dermaga. Saya melepaskan pedal perahu.
Perahu diam di atas air. Suasana hening menyelimuti kami. Tidak ada bunyi air
di belakang perahu. Dalam hening ini pula kedua anak muda tadi melanjutkan
percintaan mereka di atas perahu. Bercinta memang asyik. Mereka juga tidak
mengganggu yang lainnya. Bagi mereka, bercinta mesti dilakukan di tempat yang
intim. Hanya berdua saja. Dan, mereka sudah melakukan itu. Tidak tanggung
tanggung, di atas perahu lagi. Di tengah danau lagi. Bercinta memang
membutuhkan ketenangan seperti ini. Tidak perlu takut perahunya dibawa ke mana.
Perhau itu tetap akan terapung di atas air. Dan, dalam keterapungan itulah
mereka bercinta.
Bercinta seperti ini
nikmatnya luar biasa. Bercinta seperti ini kiranya perlu. Tidak perlu
malu-malu. Untuk orang Timur memang mungkin malu. Memang bukan budaya orang
Timur. Tetapi, orang Timur bisa belajar bahwa bercinta memang mesti dibuat pada
tempat yang nyaman. Tidak merasa terganggu. Tidak perlu takut akan adanya
ancaman dari pengontrol. Emang ada pengontrol bercinta? Lihat tuh di Aceh, ada
polisi yang mengontrol anak muda yang bercinta di pantai. Bercinta seperti ini
tentunya tidak asyik. Bercinta dalam suasana takut memang tidak asyik dan tidak
baik. Maka, carilah tempat yang aman dari segi keamanan dan nyaman dari segi
perasaan untuk bercinta. Jangan bercinta di tempat umum terutama kalau di
negara-negara Timur. Jangan sampai seperti turis asing yang diperlakukan tidak
adil di India.
Salam cinta dari atas
perahu.
Molveno-Trento 12/8/2015
Post a Comment