Hari bersejarah (2) Ujian Komprehensif
foto ilustrasi dari internet |
Seperti postingan saya sebelumnya di
blogspot menyinggung soal sejarah. Kali ini juga akan saya singgung hari
bersejarah lainnya. Konteksnya masih sama yakni menjelang akhir masa kuliah di
STF Driyarkara. Saya langsung saja menyebut tanggalnya yakni 25 Mei 2012 (hari
Jumat).
Pada hari ini saya kembali diuji oleh
3 dosen dalam ujian penentu. Ujian itu setara dengan skripsi yang juga diuji
oleh lebih dari satu dosen. Memang ada perbedaan bobotnya. Ujian skripsi
berbobot 6 SKS (Satuan Kredit Semester) sedangkan ujian yang ini hanya 3 SKS.
Ujian ini dikenal dengan sebutan Ujian
Komprehensif. Komprehensif berarti secara keseluruhan. Ujian ini mencakup bahan
kuliah dari semester 1 sampai 8. Bukan berarti semua mata kuliah. Lebih kurang
ada 9 mata kuliah. Bahan-bahannya diringkas dalam 36 tesis.
Tesis di sini jangan dicampuradukkan
dengan tesis sebagai tugas akhir mahasiswa S2 atau master. Tesis merupakan
sebuah pernyataan yang mesti dijelaskan penjabarannya. Dalam ilmu filsafat
dikenal istilah tesis-antitesis-sintesis. Nah, sintesis itulah yang merupakan
pernyataan yang sudah dijelaskan penjabarannya secara detail. Tesis merupakan
sebuah pernyataan yang masih perlu dijelaskan isinya.
Tesis-tesis inilah yang akan diuji
saat ujian komprehensif. Mahasiswa akan menjawab 3 tesis yang dipilih secara
acak oleh 3 dosen penguji. Seorang dosen akan bertanya setelah mahasiswa
menjelaskan tesis yang dipilih. Dalam kesempatan inilah dosen akan menguji kemampuan
berpikir mahasiswa. Biasanya mahasiswa berpikir logis setelah mengikuti kuliah
4 tahun. Untuk mengujinya, salah satunya, dengan ujian ini. Tiap dosen
menggunakan metode ini. Jadi, seorang mahasiswa itu betul-betul diuji
kemampuannya dalam menjelaskan sesuatu.
Ujian ini biasanya menuntut keseriusan
dalam mempersiapkan bahan. Juga kesiapan mental. Ada beberapa teman yang karena
rasa gugup menguasainya, dia tidak bisa menjawab satu kata pun dalam ujian.
Sadis bukan? Maka, persiapkanlah mental dengan baik. Beberapa teman lagi gagal
karena belum mampu menjelaskan dengan baik dan detail tesis yang diuji.
Peristiwa ini menjadi sejarah dalam
hidup saya. Dengan persiapan yang belum terlalu matang, saya memberanikan diri
menghadap ketiga dosen penguji. Saya baru saja keluar dari rumah sakit sehingga
persiapannya juga agak kurang. Tiap hari hanya ada waktu sekitar 1-2 jam untuk
persiapan tesis. Selebihnya saya istirahat karena masih lemas.
Tetapi saya berterima kasih kepada
pihak sekretariat kampus karena memberi saya waktu belajar secukupnya. Jadwal
ujian saya ditunda dari jadwal semula yakni Senin, 21/5/2012. Penundaan ini
karena kondisi kesehatan saya tidak memungkinkan untuk ujian hari itu. Hari
Kamis minggu sebelumnya saya baru keluar dari rumah sakit.
Saya tetap berusaha mempersiapkan diri dengan baik juga
disesuaikan dengan trik-trik menghadapi dosen penguji. Tesis-tesis diuraikan
dengan bahasa sendiri. Trik menghadapi dosen penguji juga sudah disiapkan.
Betapa kagetnya saya ketika semua ini sia-sia. Dosen penguji diganti pada hari
ujian. Untungnya pagi hari saya ke kampus melihat ulang jadwal. Terkejut
sekaligus kecewa karena dua dosen diganti. Mulai saat itu saya meyakinkan diri
saya bahwa ujian ini tidak tergantung pada dosen penguji tetapi tergantung pada
persiapan diri. Usaha meyakinkan diri ini berhasil. Saya tidak gugup berhadapan
dengan dua dosen yang diganti. Saya bersyukur karena saya bisa menjelaskan
tesis yang diuji dengan baik.
Inilah bagian dari sejarah hidup saya.
Sejarah ini menjadi tonggak bagi saya untuk melangkah ke dunia selanjutnya yang
sama sekali lain. Dunia yang tidak lagi antara menjelaskan dan mendengar.
Tetapi, dunia yang kadang-kadang membutuhkan pertanggungjawaban yang rasional
dan logis. Dunia yang hanya bekerja saja tanpa berdiskusi. Terima kasih untuk
Sang Empunya yang membolehkan saya mengalami masa sejarah ini.
*Dimuat juga di kompasiana.com dengan judul SATU LAWAN TIGA DI MEJA PENTU
CPR 3/6/2012
Gordi Afri