Halloween party ideas 2015

Listening is one word that more important. Why I said that? I said because now I have many times to Hearing. I just listen because I can not speak many things. I am studying a new language and I don't have many words to speak. But I always try to speak every day. One word, one sentence, one paragraph, one argument, and so on. This exercise practice that helped me for studying.


I don't speak or I just listen but I am also learning. Learning by doing, said proverb popular. But for me, learn by listening. I just hear but with that, I learn many things. After listening time I must speak. This time to listen and next time to speak. Listening than Speaking. Not good if always listening. Because the listening must be followed by speaking. This is a way to study a new language. (Gordi)

ILLUSTRATE: 10best.com  

Today I and my friends are walking in the shopping center. In the Italian language are called Supermercato. That is not far from our house. We went with our Italian language teacher. And, how about you, what we did? Just walking? Like the title of this writing?
Just that is not. Really, we are not shopping. This is real. But we just not to walk. We are walking with just the intention. Before walking, we are given one letter that contents some guidance. Example, what price for one-kilogram fruits, fishes, and so on. Many others guidance.
We were divided into two groups. I and my friend, Basile, in one group. We look for the baby books, kind of fruits in autumn, kind of flash, kind of wine, vino in the Italian language, how much cost for one bottles milk, and so on.
I enjoy this task. And I cooperate with my friend, Basile. Together we seek these. There are two or three that we don't find. We ask to our teacher. She showed little by little. She has not guided things that we are searching but she takes us the way to there. And so on we try to find it. We have succeeded find it. We are happy.
For me, experience today is unique. I am Indonesian, my friends are Brasilian, Kamerun, and Kongo, and our teacher, our guide is Italian. Thanks to our teacher. (Gordi)




gambar dari jakarta.bisnis.com
Hujan ini tiada henti. Minggu ketiga bulan September yang lalu, turun hujan pertama di Parma, Italia. Saya mulai merasakan dinginnya Italia saat itu. Padahal hujannya hanya sebentar saja. Rupanya hujan itu belum seberapa. Kini, saya merasakan dingin yang lebih dingin dari itu.
Sejak kemarin, Parma dilanda hujan. Pagi, siang, dan malam. Kapan berhentinya? Saya pikir, sebentar lagi. Ternyata tidak. Hujan turun terus. Wah….. Ya, hujan di sini memang tiada henti. Bisa sampai beberapa hari atau bahkan berminggu. Hujan tiada henti. Tentu hujannya tidak seperti hujan di Indonesia.
Di sini, hujannya tidak deras. Seperti hujan gerimis di Indonesia. Tetapi hujannya lama. Lihat saja, sudah 2 hari ini hujan turun terus. Tiada henti. Di dalam ruangan mungkin tidak terasa. Kalau buka kaca jendela baru kelihatan hujannya. Kalau tidak, rasanya seperti tidak ada hujan. Padahal di luar hujan.
Lalu suhunya? Nah inilah yang saya rasakan. Suhu di sini dingin sekali. Padahal masih musim gugur. Katanya, pada musim dingin suhunya lebih dingin lagi. Tadi, saja, saat bekerja dalam ruangan, saya melihat suhu di situ 14°C. di luar pasti lebih rendah lagi. Soalnya kalau keluar rumah, terasa dingin sekali. Begitu pintu dibuka, suhu dingin sudah masuk dalam tubuh.
Kata teman saya, hujan di sini memang seperti itu. Jangan kaget nanti kalau hujan tiada henti selama berminggu-minggu. Demikian juga dengan rasa dingin yang menusuk tubuh. Seolah-olah rasa dingin itu ingin menguasai tubuh ini. Manusia memang kadang-kadang harus berjuang dengan situasi sekitarnya.
Saya salut dengan orang di sini. Hujan begini dan suhu serendah ini masih beraktivitas. Jalanan masih lalu lalang dengan mobil, sepeda motor, juga pejalan kaki dan sepeda ontel. Saya juga mau seperti mereka. Tanah ini sekarang jadi tempat hidup saya. Saya ingin menyesuaikan diri dengan mereka.
Saya ingat guru bahasa Italia saya yang datang setiap pagi mengajar kami. Menembus hujan gerimis dan suhu dingin. Sementara saya menikmati suhu yang masih lebih hangat dari yang mereka rasakan. Itulah sebabnya saya mencoba berjuang mengatasi rasa dingin ini saat mengikuti pertemuan dengan teman-teman di paroki pada malam atau sore hari. Saya juga harus menembus hujan dan suhu dingin. Belum lancar berbahasa Italia tetapi saya ingin mendengar dan menyimak pembicaraan mereka. Siapa tahu sambil mengatasi rasa dingin dan hujan ini, saya pelan-pelan (pian-piano, dalam bahasa Italia) mengerti bahasa ini.  (bersambung)
Salam
Parma, 7 September 2013
Powered by Blogger.