Halloween party ideas 2015

Begitu katamu pada kami
Dan kami menatapmu dari dekat
Lalu seorang dari kami menjawab
No thanks 

Kata-katamu menggoda
Dan memang mungkin kamu sedang menggoda kami
Ataukah kamu sedang tergoda?

Lebih dari caramu menggoda
Kamu sebenarnya yang tergoda
Dengan lunturnya budaya kesopanan
Tergoda dengan gaya hidup modern

Di tanganmu ada gelas beranggur
Dan kamu dikuasai oleh cairan itu
Itu racun yang menggodamu
Yang membuatmu lupa akan norma hidup

Bukankah seks itu biasa?
Ya tentu saja
Tetapi bukan untuk menjadi hal biasa
Bukan untuk ditawar di jalanan

Di negerimu seks itu dijual-belikan
Tetapi di negeri Timur nun jauh di sana
Seks di jalan itu tabu
Dan tawaranmu itu sungguh mengusik pikiran orang timur

Jika kata-katamu itu dilontarkan di negeri Timur
Orang akan menjawabnya Yes
Siapa yang tidak mau jika ditawar demikian?
Tetapi tawaran itu keterlaluan

Bukankah sebaiknya ditawar dengan sopan pula?
Masuk saja di rumah khusus
Dan di situ akan banyak jual-beli seks
Kamu mungkin bergabung di situ saja

Aku tahu negerimu kaya
Tetapi kaya bukan jaminan untuk kenyamanan hidup
Buktinya kamu tidak nyaman

Ada uang ada anggur ada bir
Tetapi kamu belum puas juga
Masih kurang afdol
Masih minta seks juga

Aku tahu kelompok sepertimu
Sedang terbuai dengan tawaran kaum muda di negeri Barat umumnya
Kurang lengkap jika tanpa seks

Dan kamu masuk godaan itu?
Tentu saja!
Kamu sebenarnya belum layak untuk itu
Usiamu terlalu muda

Tetapi……..
Godaan tak mengenal usia
Godaan melampaui semuanya
Apalagi godaan karena gengsi

Pertanyaan-tawaranmu, do you want to sex
Bukanlah hal luar biasa
Itu biasa
Dan itu sudah merasuk kaum sepertimu

Sayang, kamu tak bias melampaui godaan itu
Andai kau bisa kau akan menjadi pembaru
Dan kau seharusnya melampaui tawaran itu

Prm, 18 Sept 2013
Gordi

Dingin. Inilah kesan saya saat ini. Italy sedang dalam peralihan musim. Waktu saya datang akhir Agustus lalu, suhunya panas. Di Roma saja, baru jam 10 pagi sudah panas. Dan rupanya paling panas pada jam 2-4 sore. Matahari terbenam pada pukul 8 malam. Jadi, jam 9 malam, terang masih ada.

Dan kini setelah di Parma, saya mulai merasa dingin. Sejak minggu lalu (8 September) sudah terasa dingin. Kebetulan kami buat pertemuan di luar kota. Dan saya merasa dingin di situ. Rupanya, sedang beralih ke musim dingin. Teman-teman saya yang sudah lama tinggal di Italy, sudah biasa dengan suhu ini. Saya memakai jaket sedang mereka belum. Padahal sebelumnya panas sekali. Dan, tanggal 15 September yang lalu, hujan turun di Parma. Apakah ini pertanda suhu makin dingin?

Kata teman-teman saya, YA. Mereka bilang, musim dingin berlangsung hingga April. Sekarang masih musim panas. Alias dinginnya belum terasa. Tetapi bagi saya, ini sudah dingin. Boleh jadi karena saya datang dari daerah panas.

Dingin itu memang terasa sekali. Masuk kamar, dingin. Padahal di luar masih siang, ada matahari. Apalagi kalau malam. Dinginnya minta ampun. Boleh jadi karena kamar saya di tempat tinggi. Ya, rumah kami bermodel apartemen. Bertingkat. Saya tinggal di tingkat paling atas, tingkat 5. Di atas itu ada atap. Tinggi sekali. Dan dingin sekali. Teman-teman bilang, tingkat 5 itu paling dingin nanti. Kalau pun ada pemanas ruangan, suhunya tidak terlalu hangat. Alias tetap dingin.

Wala-wala tambah parah. Saya sudah menyiapkan pakaian ala kadarnya untuk musim dingin. Memang jendela dan pintu kamar tertutup rapat saat malam hari. Dan selimut tebal berlapis cukup membantu saya untuk menghangatkan badan. Dan memang saya merasa hangat pada malam hari. Tetapi, begitu bangun pagi, suhunya dinsin sekali. Ingin sekali tetap tinggal dalam selimut. Tetapi, saya harus beraktivitas. Bangun dan rapikan tempat tidur. Lalu, mandi. Dan airnya hangat. Tetapi menunggu air hangat, badan terasa dingin kembali.

Memang ruang ini dingin sekali tetapi hati saya panas untuk belajar bahasa Italy dan budayanya. Kelak, jika sudah mengerti, saya akan menulis dalam bahasa Italy. Dingin boleh saja asal saya tetap bisa menghangatkan badan dan ruang saya. Biarkan Tuhan menghangatkan jiwa dan raga saya.

Parma, 17 September 2013
Gordi 

Aku ada di Tanah orang sekarang. Jauh-jauh dari Indonesia. Datang ke Italia. Bukan saja jauh. Tapi juga banyak bedanya. Itulah yang mulai aku lihat.

Di jalan sudah beda. Di sini jalannya lancar. Sepeda dan pejalan kaki didahulukan. Mobil dan motor kemudian. Padahal di Indonesia mobil dan motor jadi raja jalanan.

Jauh sebelumnya di pesawat sudah beda. Memang jalannnya jauh. Dapat jatah makan dua sampai tiga kali. Dan tak satu pun yang pakai nasi. Ya memang di Italia orang tidak makan nasi. Mulai dari pesawat sudah ada makan roti dan makanan lainnya. Tapi bukan nasi.

Indah rencana Tuhan. Di Italia saya lihat banyak seni. Seni melukis yang tampak dalam gereja-gereja kuno. Kata teman saya, dia baru sadar betapa indahnya seni. Dan memang seni juga adalah ciptaan Tuhan. Bukan hanya seni yang saya lihat indah. Tetapi, juga bidang lainnya.

Pariwisata, keramahan, alam kota, tata kota, keindahan bangunan, deretan gedung megah, dan sebagainya. Ini semua adalah bentuk keindahan rencana Tuhan dalam diri saya.

Akankah saya betah menikmati semua ini? Saya akan mulai belajar bahasa Italia. Dan, kelak kalau sudah lancar, saya akan menggunakan bahasa ini dengan baik. Itu juga merupakan karya Tuhan yang amat indah. Saat ini, saya sedang menikmati beberapa keindahan di kota Parma. Setelah seminggu sebelumnya menikmati keindahan di kota Roma.

Boleh dibilang, bersenang-senang dahulu, baru bersusah kemudian. Boleh jadi saya akan pusing belajar bahasa Italia. Tetapi biarlah saya menikmati keindahan dunia ini dulu.

Parma, 5 September 2013

Gordi
Powered by Blogger.