Halloween party ideas 2015

foto oleh labollatorium
Bangun pagi-pagi sekali
Kunyalakan lampu di kamarku
Mudah saja, tinggal menekan tombol

Lalu terang-benderang muncul

Rasa kantuk hilang seketika
Saya puas tidur
Dan pagi ini bangun dengan semangat baru
Terima kasih untuk sang PEMBERI hidup

Kutatap tembok kamarku
Semuanya terlihat jelas
Dengan cahaya yang terpancar
Dari bola lampu

Cahaya seperti ini adalah keuntungan bagiku
Banyak teman saya yang tak menikmati terang dari cahaya seperti ini
Mereka tetap berada dalam gelap

Tak heran jika mereka bangun
Kala mentari bersinar dan memncarkan cahanya
Cahaya pagi ini sungguh membuka pikiranku
Di kampung-kampung para ibu tak menikmati cahaya seperti ini

Mereka bangun pagi
Berjalan menuju dapur
Menyiapkan sarapan pagi
Dengan pelita berminyak di tangan

Dan di sini juga demikian
Katanya di kota
Tapi tak semua bisa menikmati cahaya seperti ini
Butuh biaya besar untuk mendatangkan cahaya seperti ini di kamar

Banyak yang tak sanggup membayar uang listrik
Banyak yang terpaksa tidur saja di taman
Banyak yang tak menikmati betapa pentingnya listrik
Dan aku, aku menikmati semua ini

Aku ingin berterima kasih pada sang PEMBERI
Yang membuatku bisa menikmati semua ini
Sekali lagi terima kasih

Jauh-jauh sebelumnya
Dahulu kala tepatnya
Para ahli menemukan bola lampu
Beserta jaringan listriknya

Dan sekarang generasi kami tinggal menikmati saja
Sekali lagi
Tak bosan-bosan kulantunkan
Hatur terima kasih yang berlimpah

Prm, 2/3/14
Gordi


Serial Puisi Terima Kasih, 1. Dia Beriku Napas Pagi Ini

Puisi ini dimuat juga di blog kompasiana kolom FIKSI

Sumber gambar di sini
Pagi ini kubangun dengan terharu
Sebab aku masih hidup
Dia masih memberiku napas
Tak ku sangka

Aku pun berterima kasih padanya
Inilah kata yang kuucapkan pertama kali
Kala menyadari hal ini
Sekali lagi terima kasih

Banyak orang yang tak sadar
Mati kaget kala bangun pagi hari
Atau tidur malam lalu tak sadar lagi
Orang lain yang tahu dia tidur selamanya

Tapi aku, aku sadar kala bangun pagi ini
Bahwa aku masih diberi napas
Banyak temanku tak sadar
Bahwa mereka masih diberi napas

Mereka bernapas saat bangun pagi
Tapi sedikit saja yang sadar bahwa dia masih diberi napas
Banyak yang merasa ini hal biasa
Bernapas kok meski disadari

Tetapi bagiku, bernapas mesti disadari
Di balik kesadaran ini
Aku ingin tahu siapa di balik pemberi napas ini
Dan inilah sebabnya AKU BERTERIMA KASIH padanya

Tak ku bayar se sen pun
Tak kukorbankan sedikit tenaga
Tak kukorbankan sedikit waktu
Sedikit pun dari milikku tidak

Dia juga tidak meminta bayaran
Sedikit pun tidak, apalagi banyak
Aku memang hidup dari zat di luar diriku
Dari sang PEmberi

Dia memberiku napas
Aku pun bernapas dan dengan napas ini pula
Aku ingin berterima kasih padanya
Aku juga mengajak yang lainnya untuk berterima kasih

Prm, 1/3/2014
Gordi

* Puisi ini dimuat juga di blog kompasiana kolom FIKSI

Saya baru saja mengoreksi tulisan sekelompok mahasiswa. Saya bukan dosen. Saya hanya koordinator dalam penerbitan majalah dinding. Kami menganggap majalah dinding itu sebagai ajang latihan menulis. Saya sebagai koordinator mencoba mengarahkan mereka agar menulis dengan baik. Bukan hanya pemilihan kata-kata tetapi juga isinya. Dari situ nantinya muncul refleksi kritis atas kehidupan sebagai lahan untuk membuat tulisan.
                                            
Ada yang bilang mengreksi tulisan orang itu gampang-gampang susah. Gampang karena tinggal saja menemukan kesalahannya. Susah karena setelah menemukan kesalahan kita mencoba memperbaikinya. Ini tidak mudah. Ada banyak kesalahan maka banyak juga koreksian. Jadi dari menemukan sampai memperbaiki.

Dalam kegiatan ini saya menemukan banyak kesalahan. Ada keslahan menulis, membuat struktur SPO, menuliskan kata, menulis nama orang dan tempat, menentukan tanda baca, dan sebagainya. Variasi kesalahan. Dari sini harus keluar keringat lagi memikirkan perbaikannya. Kesalahan mengetik menjadi perbaikan yang membosankan. Kesalahan tanda baca juga. Dan penempatan tanda baca yang kurang tepat. Ada juga kata-kata yang harus dihilangkan demi ekonomi kata-kata. Maksudnya kata-kata dipakai seefisien mungkin. Jangan sampai ada kata yang tidak perlu. Maka, saya menghilangkan saja kata itu. Intinya kalau bisa ditulis pendek mengapa harus panjang?

Sungguh pekerjaan ini gampang-gampang susah. Pekerjaan ini menyenangkan juga. Ada pengalaman menarik membaca tulisan orang. Kadang-kadang ada canda dan tawa dalam hati membaca kalimat yang agak lucu. Kadan-kadang ada kekonyolan membaca isi tulisan yang tidak terarah. Semoga mereka menulis lebih baik lagi. Dan semoga saya lebih sabar dan teliti lagi mengoreksi tulisan mereka.

PA, 8/11/112
GA

Powered by Blogger.