Santo
Yustinus Martir lahir tahun 103 M dan mati tahun 165 M. Ia adalah seorang santo
yang bertobat karena membaca Injil. Baginya, Injil menjadi filsafat. Dia memang
suka belajar filsafat. Karena sukanya, ia mengajar filsafat. Dia menemukan
kebenaran sejati dalam Injil. Kebenaran yang sama pernah ia temukan dalam
pelajaran filsafat. Tetapi, dalam Injil, ia menemukan kebenaran yang sejati.
Banyak
kesaksian bahwa orang pintar akan menjauh dari agama. Tak jarang orang pintar
malah mencoba mengobrak-abrik ajaran agama. Dari beriman menjadi tidak beriman.
Dari ber-Tuhan menjadi berateis. Tentu perlu juga mencoba mengkritisi ajaran agama
yang kadang terkesan kaku. Dengan itu, ajaran agama tidak diterima begitu saja
tetapi diuji keilmiahannya sehingga bisa diterima akal.
Tetapi,
meneliti ajaran agama tidak sama dengan melepaskan status keberimanan,
keber-Tuhanan. Percaya pada Kehendak Tuhan adalah bagian dari iman. Sedangkan meneliti
ajaran tentang Tuhan adalah bagian dari kerja ilmiah, olah pikir manusiawi. Keduanya
mesti dibedakan dan tentu salaing mendukung.
Santo
Yustinus yang kita peringati hari ini, 1 Juni kiranya menjadi teladan bagi
kita. Ia tekun membaca Taurat dan Injil. Seharusnya kita pun meneladan dia,
jatuh cinta pada Injil. Injil menjadi kekasih yang selalu dikenang, diingat,
dan juga dihayati dalam hidup. Yustinus cerdik dari sisi otak, dan cerdik pula
dalam hal beriman. Dengan mencintai ilmu yang kita pelajari, kita juga
mencintai Injil yang kita hayati.
PA,
1/6/13
Gordi
Post a Comment