foto oleh Kriscahaya |
Sungguh miris dan miris mendengar berita tawuran
anak sekolah di kota Jakarta. Bukan sebatas tawuran saja. Ada korban jiwa.
Seperti apakah nantinya masa depan anak didik kita ini?
Kalau mau sekolah jangan buat tawuran. Jika berbakat tawuran jangan
sekolah. Begitulah beberapa nasihat yang sering terdengar. Maksudnya jelas.
Agar anak-anak bisa memilih satu. Atau menjadi murid di sekolah, atau menjadi pelaku
tawuran. Menjadi murid berarti berhadapan dengan guru. Menjadi pelaku tawuran berarti berhadapan dengan polisi di kantornya.
Satu pilihan saja cukup. Menjadi anak sekolah
misalnya. Jadilah anak sekolah yang baik. Tegar dalam menghadapi tawaran teman-teman.
Manusia memang gampang tergoda tetapi kita berusaha untuk kuat berpegang teguh
pada nasihat orang tua. Demikian juga dengan pilihan pelaku tawuran. Lebih baik
jangan menghuni salah satu lembaga pendidikan. Bukan kamu sebagai pelaku saja
yang rugi. Lembaga itu rugi. Pihak yang terlibat di dalamnya rugi. Masyarakat
luas rugi.
Tidak mudah membuat pilihan ini. Orang tua saja
tidak mampu. Guru saja juga tidak mampu. Masyarakat saja juga tidak mampu.
Sebaiknya ada kerja sama juga. KITA dan bukan KALIAN para guru, KALIAN para
orang tua, KALIAN orang-orang yang berada di lingkungan sekolah.
Mereka bilang hentikan tawuran itu. Emang gampang? Berat lho…. Tetapi
sebagai teriakan yang menggertakan itu boleh saja terus digemakan. Jangan takut
menghukum pelaku. Satu pelaku dihukum yang lain akan ketakutan. Sebaliknya satu
ditolerir yang lainnya menunggu waktu menjadi pelaku. Selesaikan dulu satu
masalah sampai tuntas, jangan tersisa sedikit pun. Maka, masalah lain ikut
dicegah. Lebih baik mencegah daripada mengobati, begitu slogan pakar kesehatan
yang kiranya patut didengarkan dalam dunia sosial.
Jika pendidikan menjadi ajang tawuran, jangan
bermimpi pendidikan di negeri ini maju. Boleh saja kita dapat juara di tingkat
internasional. tetapi, jika anak sekolah tetap menjadi biang kerok tawuran,
bukan tidak mungkin masa depan anak didik kita curam dan gelap.
————————-
*Obrolan siang…………
PA, 26/9/2012
Gordi Afri
*Dimuat
di blog kompasiana pada 26/9/2012
Post a Comment