Halloween party ideas 2015

foto oleh  @Doug88888 
Mencintai musuh. Bisakah? Tentu bisa tetapi agak sulit. Kalau sudah jadi musuh maka ia pasti dibenci. Dibenci oleh siapa pun. Manusia membenci sesamanya. Manusia memusuhi sesamanya. Manusia di mana pun tahu musuh mesti dibenci. Manusia juga sadar dan suka membenci musuh. Meskipun musuh itu tak jarang adalah manusia, sesama makhluknya. Salahkah membenci musuh? Yesus kok malah mengajak mencintai musuh?

Menurut Yesus, musuh harus dikasihi. Mengasihi musuh bukan perkara mudah. Mampukah manusia melakukan itu? Kalau sesama manusia pasti bisa saling mencintai. Maka, kalau musuhnya itu adalah sesama manusia boleh jadi manusia bisa mencintainya. Mencintai orang yang baik kepada kita tentu amat mudah. Yang sulit adalah mencintai orang yang berbuat jahat kepada kita. Dan, justru inilah yang mesti dilakukan oleh manusia. Kalau musuh dibenci boleh jadi dia tetap akan menjadi musuh untuk selamanya. Siapa bertahan hidup dalam suasana bermusuhan sepanjang masa? Siapa pun boleh jadi tidak emnginginkannya. Manusia mendambakan perdamaian.

Benci adalah sikap yang mesti dijauhkan. Sulit. Benci itu melekat dalam diri manusia. Untuk menghilangkannya perlu kerja keras. Kalau pun sikap benci sudah hilang, dia bisa muncul lagi ketika ada yang berbuat jahat kepada kita. Api kebencian cepat menyala ketika ada orang yang berbuat jahat. Maka, ajakan untuk berbuat baik kepadanya boleh jadi agak sulit.
Lagi-lagi Yesus kok menyuruh untuk baik-baiklah dengan orang yang membenci kamu. Yang biasa membenci saya biasanya orang-orang di sekitar saya. Kalau mereka saja bisa membenci saya apalagi mereka yang jauh. Bagaimana saya berbuat baik kepada mereka?

Ajakan yang baik tetapi perlu kerja keras. Inilah yang mesti diperjuangkan. Memperjuangkan hal itu seperti berjuang mendapatkan sekotak nasi untuk makan siang. Memperjuangkan itu seperti berjuang mengumpulkan recehan ratusan rupiah yang dijatuhkan dari setiap kaca mobil di lampu merah.

PA, 13/9/2012
Gordi Afri

Post a Comment

Powered by Blogger.