foto oleh Tyovan Ari |
Bulan Ramadhan juga
merupakan bulan untuk berpuasa. Begitulah yang dialami dan dibuat oleh umat
Muslim. Berpuasa sebagai laku tapa dalam hidup keagamaaan. Ternyata selain berpuasa juga bertobat. Bertobat
dari apa? Tentunya dari segala yang kurang baik. Maka, berpuasa dan bertobat
itu bisa sejalan. Berpuasa ya bertobat. Saat puasa orang tidak lagi mengikuti
kemauannya.
Beberapa teman saya yang
Muslim rela menunggu buka puasa baru makan. Kami masuk sama-sama di warung
makan dan kami yang non-Muslim makan bakso sedangkan mereka yang Muslim membeli
bakso lalu membungkusnya. Mereka melihat kami makan dan menunggu sampai
selesai. Pada saatnya nanti berbuka puasa mereka membuka bungkusan itu dan
menyantap bakso. Uenakkk..Menghargai
perbedaan tanpa membeda-bedakan agama.
Lalu di mana tobatnya?
Kata teman saya yang lain kalau waktu bulan bukan puasa dia merokok. Saat bulan
puasa ini dia tidak merokok pada pagi sampai sore. Malamnya dia merokok setelah
buka puasa. Jadi dia mengurangi jatah rokoknya. Ongkosnya juga berkurang.
Inilah model puasa
sekaligus tobat. Beruntung bisa baca pesan di baliho ini. Saya tidak tahu
berapa orang yang membacanya lalu merenungkan kalimat itu. Kalimat itu menarik
dan artinya mendalam. Tentu banyak yang membaca tetapi tidak mendalami kekayaan
makna di dalamnya. Di tengah kesibukan orang-orang yang lewat
siapa peduli dengan kalimat seperti ini. Malas berpikir untuk hal-hal seperti
itu lagi.
Beruntung saya membaca
dan merenungkannya. Semoga banyak terinspirasi dengan kalimat di baliho ini.
Sayang sekali saya tidak mempunyai kamera sehingga bisa menampilkan gambar
baliho ittu dalam tulisan ini. Saya hanya melihatnya di balik kaca mobil.
Tetapi tak apa-apa asal tahu pesan dari kalimat itu. Bulan
Ramadhan adalah bulan untuk bertobat. Umat Muslim bertobat dan saya
yang non-muslim juga bertobat…..
PA, 10/8/2012
Gordi Afri
*Dimuat
di blog kompasiana pada 10/8/12
Post a Comment