foto oleh fauzi 1999 |
Kejadian seperti ini bukan hal baru.
Selama saya bergabung di kompasiana, saya mengalami kejadian serupa lebih dari
satu kali. Mau tidak mau sebagai kompasioner yang tidak membayar sesen pun,
saya ikut mengalami ‘kemacetan’ itu. Inilah suka-dukanya bergabung dengan
kompasiana. Suka karena mau tidak mau saya ikut dan mesti menyukainya. Kalau
tidak suka lebih baik jangan bertahan di kompasiana. Dukanya tentu saja jelas. Saya
tidak bisa memasukan tulisan, membaca dan mengomentasri tulisan kompasioners.
Setelah semuanya ini
berlalu muncul tampilan baru di kompasiana. Kompasiana mempunyai konten baru
yang tentunya membuat kompasioners merasa betah di blog keroyokan ini. Beberapa
waktu lalu sebelum tampilan headline menjadi seperti sekarang ini, kompasiana
juga sempat macet. Saya tidak tahu peristiwa pembaruan sebelumnya, apakah
mengalami hal serupa juga atau tidak. Dari persitiwa ini saya menyimpulkan
bahwa untuk melahirkan yang baru perlu usaha keras. Boleh jadi kompasiana macet
karena pengurusnya sedang menyiapkan konten baru tersebut. Kompasiana bagaikan ibu hamil yang sedang lahir. Sakit…sakit…tetapi begitu
lahir…munculah rasa senang.
Saya kurang setuju dengan reaksi
kompasioners yang berlebihan tentang macetnya kompasiana dalam beberapa hari
belakangan. Tetapi saya menghormati kalau itu sebagai reaksi manusiawi. Hanya
saja caranya kurang enak jika caranya dengan membuat tulisan yang seolah-olah
kita menjadi raja atas admin. Menuntut ini-itu padahal ini blog gratisan.
Untung saja admin tidak menanggapi dengan reaksi keras serupa. Padahal
kalau admin mau, dia bisa mengeluarkan kita dari komunitas ini. Kekerasan
memang tidak perlu dilawan dengan kekerasan.
Saya salut dan
berterima kasih kepada admin dan segenap pengelola kompasiana yang sudah
memberikan tampilan baru di blog ini. Ini sebuah kerja keras dari admin plus
disertai hujatan dan kritikan dari kompasioners yang tidak tahu seluk-beluk
kinerja blog ini. Saya tahu ini pekerjaan sulit. Oleh karena itu, dalam setiap
perubahan yang dibuat oleh kompasiana, saya mencoba untuk mengikutinya dengan
senang hati. Kalau pun ada reasksi marah-marah, itu hanya reaksi manusiwi saya
sebagai manusia normal. Saya tak perlu menghujat dan mengkritik kinerja admin
karena saya tahu perubahan ini akan melahirkan sesutu yang baru. Terima kasih
untuk admin kompasiana.
CPR, 8/6/2012
Gordi Afri
*Dimuat di blogkompasiana pada 8/6/12
Post a Comment