foto oleh Kevin Wasilin |
Manusia sebenarnya bisa bergembira setiap
saat seperti burung pipit. Burung pipit tak mempunyai pohon khusus yang menjadi
miliknya, tak mempunyai bunga khusus yang menjadi miliknya. Dengan sayapnya dia
terbang-bebas ke mana dia mau, mencari makanan. Sayap menjadi senjata ampuh
untuk merebut makanan ke segala tempat.
Sang Pencipta memberinya makanan
berlimpah. Sambil makan mereka bergembira. Luar biasa. Mengambil makanan dari
alam. Dia juga tidak angkuh, tidak rakus. Mereka selalu mencari makan bersama.
Ini simbol salodaritas, saling memberi saya juang untuk mencari makanan. Usaha
butuh bantuan sesama.
Manusia dengan segala kemampuannya yang
konon katanya menjadi super intelek dari segala ciptaan justru mati karena
merebut makanan. Manusia berusaha dengan bantuan sesama namun kadang-kadang
dengan menjatuhkan sesama. Manusia bergembira tetapi kadang-kadang banyak
mengeluh. MAnusia bisa mendapat makanan berlimpah dari usahanya namun ada juga
yang kekurangan makanan. Manusia berlimpah hartanya tetapi ada juga yang merasa
tidak bahagia.
Manusia…belajarlah dari burung pipit.
Selalu berkicau. Ini pertanda bahagia. Tidak ada persaingan sengit yang
merisaukan sesama.
————————-
*Ocehan malam
Yogyakarta, 14/7/2012
Gordi Afri
*Dimuat di blog kompasiana pada 14/7/12
Post a Comment