foto oleh jusd_badname |
Balapan liar di jalan
terbukti bukan menjagokan si pembalap tetapi merenggut nyawa. Jalan umum bukan
tempat balapan tetapi tetap saja jalan itu digunakan untuk arena balap.
Tiga tahun terakhir,
sejak 2009, sudah 195
orang tewas di arena balap
liar. Nyawa manusia melayang begitu saja akibat balapan ini. Korban tentu saja
tidak hanya anggota balap tetapi juga pengguna jalan lainnya.
Saya termasuk orang yang
tidak suka mendengar deru motor keras pada siang atau malam hari. Rumah kami
terletak di pinggir jalan raya yang cukup ramai. Setiap kali mendengar bunyi
motor dengan deruan yang keras, ingin rasanya menghentikan motor itu. Yang lebih
menjengkelkan lagi ketika malam hari. Ketika semua orang di pinggir jalan itu
ingin terlelap, tiba-tiba segerombolan motor itu menderu keras. Wah….sekali
lagi ingin menghentikan mereka.
Andai aku polisi, aku
menertibkan mereka. Aku menggiring mereka ke tempat balapan resmi. Biarkan
warga berinstirahat dengan tenang. Tetapi sampai kini, mereka tetap saja
berkeliaran dengan bebas. Andai aku, tokoh masyarakat di kompleks perumahan
kami, aku akan memasang portal di jalan itu. Dengan itu diharapkan mereka tidak
lagi menggunakan jalan itu untuk arena balap.
Ini mimpi saya. Faktanya
sampai saat ini korban balapan liar itu masih saja terjadi. Mengapa polisi
masih belum bisa memberantas kejahatan ini? Katanya pengayom masyarakat tetapi
ternyata belum bisa mengayomi. Katanya, pembalap juga diduga dari oknum TNI.
Mengapa ini terjadi. Mengapa polisi di negeri ini lamban sekali menangani kasus
semacam ini? Bayangkan sudah 3 tahun berlalu, kasus balapan liar masih terjadi
dan jumlah korban tidak berkurang. Kalau polisi mengaku tidak mampu, mengapa
tidak bisa belajar dari polisi di luar negeri? Akuilah kelemahan diri dan mau
belajar dari polisi sukses di luar negeri. Kalau mampu lakukan dengan berani.
Jangan biarkan nyawa berikutnya terjadi.
Satu kasus selesai maka
kasus berikutnya otomatis berkurang. Sebaliknya satu kasus ditangguhkan kasus
berikutnya siap terjadi.
CPR, 18/4/2012
*Dimuat di blogkompasiana pada 18/4/12
Post a Comment