foto oleh Melda Sitompul |
Saya mencoba melihat
beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh calon gubernur ketika menjabat
nanti. Hal yang akan diutarakan di sini muncul dari kondisi ril masyarakat
Jakarta saat ini.
Jakarta sebagai kota
khusus yang menjadi ikon negara Indonesia semestinya setara dengan ibu kota
negara lainnya. Orang bilang melihat Indonesia itu seperti melihat Jakarta.
Kalau Jakarta nyaman dan indah maka orang menilai Indonesia itu indah dan
nyaman. Kalau orang Jakarta ramah maka orang akan menilai Indonesia itu ramah.
Sebaliknya kalau Jakarta itu kotor, polusi, macet maka seperti itulah gambaran
orang tentang Jakarta.
Maka, tidak salah
kalau beberapa hal berikut menjadi perhatian untuk calon gubernur Jakarta.
Pertama, perbaikilah
jalan-jalan di Jakarta. Banyak warga Jakarta mengeluh dengan kondisi jalan yang
berlobang, rusak, sempit, macet, dan sebagainya. Jalan di Jakarta menjadi salah
satu faktor penentu lancarnya perputaran perekonomian. Kalau ke pasar macet
maka orang akan malas ke pasar. Kalau ke tempat kerja harus melalui kemacetan
maka orang akan berdesak-desak merebut peluang untuk tiba di tempat tujuan.
Banyak akibat yang ditimbulkan hanya dengan merebut jalan.
Kedua, ciptakan Jakarta yang nyaman.
Akhir-akhir ini masyarakat Jakarta diresahkan dengan aksi premanisme,
perampokan, pencurian, dan kejahatan lainnya di Jakarta. Masyarakat tahu hanya
pemerintah yang memiliki kekuatan personel keamanan yang bisa menghadapi
premanisme semacam ini. Entah bagaimana caranya masyarakat hanya mengharapkan
satu hal yakni rasa aman. Masyarakat tak bisa memahami jika polisi diam saja
atau lambat menangani kasus pencurian. Pertanyaan masyarakat adalah ke mana
saja aparat keamanan ini? Apakah berpangku tangan saja atau membiarkan??
Ketiga, buatlah urusan administrasi yang
tidak berbelit panjang. Urusan KTP elektronik yang baru saja dilaksanakan
membuat sebagian masyarakat bosan. Pelayanan di kantor-kantor administrasi
mulai dari kelurahan dan jajarannya kadang-kadang lambat. Bayangkan betapa
bosannya masyarakat ketika tidak dilayani dengan baik oleh aparat. Semua orang
tahu warga Jakarta mau cepat-cepat sehingga baiklah kalau urusan administrasi
dipercepat. Kalau bisa cepat mengapa mesti dibuat lambat?
Keempat, layanilah masyarakat miskin di
kota Jakarta. Banyak orang miskin dari daerah mencari rezeki di
Jakarta. Mereka mendengar cerita kalau banyak uang negara beredar di Jakarta.
Mereka juga ingin mendapat uang untuk melanjutkan hidup ini. Meski sampai di
Jakarta mereka hanya mendorong gerobak, meminta-minta, dan sebagainya, mereka
mau bertahan hidup di Jakarta. Oleh karena itu, aparat pemerintah sebaiknya
memperlakukan mereka seperti manusia lainnya. Kiranya tak etis kalau mereka
ditolak dengan kasar atau diusir dengan paksa tanpa memberi pekerjaan. Tak etis
juga kalau menggunakan kekuatan pol pp untuk menjebloskan mereka ke panti
sosial.
Kelima, berilah
fasilitas kepada pedagang kaki lima atau rakyat lainnya yang mendirikan rumah
di atas tanah sengketa. Rasanya tidak adil kalau lapak pedagang kaki lima
digusur lalu mereka dibiarkan mencari tempat berlindung. Mereka tentu butuh
naungan sementara untuk bertahan hidup. Baik kalau masalah pemindahan disiapkan
jauh-jauh hari sehingga tidak menimbulkan aksi penolakan dari masyarakat.
Ini hanya beberapa
masalah yang dialami masyarakat DKI. Masalah lain tentu saja ada. Kiranya calon
gubernur yang terhormat mendengar keluh-kesah kami warga Jakarta.
CPR, 25/3/2012
Gordi Afri
*Dimuat di blogkompasiana pada 25/3/12
Post a Comment