foto ilustrasi dari neeravbhatt |
Pemerkosaan di angkot kerapkali terjadi.
Pelaku rupanya tak jera. Masyarakat dimbau untuk tetap waspada. Ada imbauan
supaya jangan naik angkot sendirian dan juga ketika di angkot sudah ada
penumpang laki-laki lebih dulu sementara perempuannya tidak ada. Saya kira ini
imbauan yang berguna, jangan naik angkot sendiri. Bawalah teman yang bisa
dipercaya. Pelaku selalu beraksi kapan dn di mana saja. Waspadalah terhadap
semua ini.
Pemerkosaan itu terjadi tidak hanya di
angkot. Tidak menutup kemungkinan kasus serupa terjadi di tempat umum lainnya
hanya saja media belum mengungkapnya. Masih segar dalam ingatan kita mahasiswi
Universitas Bina Nusantara yang diperkosa lalu dibunuh dan dibuang ke sungai
beberapa waktu lalu. Ada juga seorang mahasiswi di Jakarta Timur yang memilih
melompat dari angkot daripada berhadapan dengan pria “berhidung belang” dalam
angkot. Pemerkosaan juga terjadi di rumah. Ingat istri polisi yang diperkosa di
rumah? Kejadianya juga terjadi pukul 3 pagi dan bertempat di Depok (Kompas 12/12/2011,
1 ). Ada apa dengan Depok? Istri kepala unit Reskrim saja tidak luput dari
korban pemerkosaan. Pelaku tidk memandang jabatan, siapa saja bisa jadi korban.
Dan korbannya selalu kaum perempuan, tua-muda.
Tidak ada lagi tempat yang aman. Pedagang
sayur dan istri polisi itu jadi korban di pagi hari. Andai saja pedagang sayur
itu membawa teman boleh jadi dia terhindar dari peristiwa ini. Namun, apa boleh
buat, di pagi hari banyak orang masih terlelap. Maksud hati baik, berdagang
demi menghidupi keluarga. Belanja pagi-pagi sudah biasa baginya. Menjadi luar
biasa ketika peristiwa ini menimpanya. Istri polisi juga sendiri. Dua anak dan
suaminya tidak ada di rumah. Jangan-jangan ini gejala bahwa masyarakat tidak
boleh menyendiri di mana dan kapan saja.
Polisi rupanya masih kalah dengan penjahat
(pemerkosa). Sudah jelas bahwa pemerkosaan di angkot terjadi berkali-kali namun
sampai hari ini belum ada tindakan tegas untuk menguranginya. Polisi memang
tidak bisa bekerja sendiri. Dinas lalulitas sebaiknya secara rutin memeriksa
keamanan di angkutan umum termasuk menertibkan pengemudi angkutan kota.
Tujuannya adalah memberi rasa aman kepada masyarakat. Masyarakat juga sebaiknya
sebisa mungkin bisa menyelamatkan diri dengan berbagai cara. Pemerkosaan sudah
marak dan kejadiannya tidak terduga lagi. Kaum lemah seperti perempuan selalu
menjadi korban. Sampai kapan kejadian seperti ini? Berapa lagi perempuan yaang
akan mengalami hal ini?
Saya berharap peristiwa semacam ini
berhenti di sini. Masyarakat mengharapkan bantuan dari berbagai pihak termasuk
seluruh masyarakat untuk mengantisipasi hal ini. Masyarakat aman maka ekonomi
maju. Peristiwa yang menimpa ibu yang berdagang tadi merugikan ekonomi
keluarga. Ekonomi keluarga ini mempengaruhi juga keluarga lain. Mata rantainya
semakin luas, hingga negeri ini rugi. Berapa pelanggan yang masih menunggu
sayuran dari ibu ini? Mereka juga tentu rugi karena ibu ini tidak
datang-datang. Polisi sebagai pelopor keamanan sebaiknya menjamin keamanan
masyarakt di negeri ini. Peristiwa ini hanya contoh bahwa betapa keamanan itu
masih “mahal” bagi masyarakat. Kita semua mendukung upaya polisi untuk mengusut
tuntas kasus semacam ini. Polisi kerapkali dibenci karena kurang becus
menangani perkara semacam ini. Namun kita berharap, polisi harus menang dari
penjahat. Polisi harus lebih cepat menyelamatkan warga. Polisi harus
mengantisipasi kejahatan dalam angkutan. Kita berharap pada polisi dan kita
juga tetap waspada. Mari bersatu melawan pelaku pemerkosaan.
CPR, 15/12/011
Gordi Afri
Gordi Afri
*Dimuat di blog kompasiana pada15/12/11
Post a Comment