foto oleh Kait Seidel |
Pukul 7.30, kami tiba di Megamendung. Penduduk di sana masih istirahat.
Menurut seorang kenalan, semalam suasana di Megamendung agak ramai. Penduduk
melewatkan tahun 2011 dengan senang. Banyak yang tidur larut malam. Jangan
heran jika pagi ini, mereka seperti ‘bangsawan’ alias bangun kesiangan. Kami bercanda dan menikmati segarnya udara
pagi di sekitar Gereja Katolik Santo Yakobus, Megamendung. Gereja ini letaknya
agak ke dalam dari jalan raya. Suasananya hening dan damai ketika kami tiba di
situ.
Meski penduduk di sekitar masih terlelap, sebagian penduduk Jakarta yang
menghabiskan malam tahun baru di daerah Megamendung rela datang ke gereja
mengikuti ibadat pagi ini. Pukul 8, umat mulai berdatangan. Halaman gereja
mulai dipadati warga. Saya terkesan dengan pemandangan ini. Lebih terkesan lagi
dengan khotbah pastor dengan tiga kata mujarab-nya. Misa yang dimulai pukul 9
ini mampu membangkitkan semangat umat. Saya merangkum khotbah itu dengan
kata-kata mujarab itu, Impian, Harapan, dan Usaha.
Inilah awal tahun baru. Kalau Anda tidak mempunyai impian, Anda akan
melewatkan tahun ini tanpa makna. Begitu kira-kira kata-kata pastor itu.
Selanjutnya dia menjelaskan demikian. Namun, impian saja tidak cukup. Saya kira
belum ada orang yang hidup hanya dengan bermimpi. Anda mesti menaruh harapan
akan impian itu. Mimpi itu mesti menjadi kenyataan. Di sinilah butuh harapan.
Mimpi dan harapan menjadi lengkap ketika Anda berusaha. Usaha dengan diawali
impian dan harapan akan mengantar Anda pada pemaknaan hidup di tahun baru ini.
Beginilah kami mengawali tahun baru ini. Saya dan beberapa teman
mengamini khotbah pastor itu. Tiga kata itu kiranya menjadi pesan universal.
Pesan yang sebaiknya digenggam oleh semua orang. Andai rakyat Indonesia
meyakini hal ini maka kekecewaan di tahun 2011 akan menjadi titik pijak untuk
belajar membarui diri. Bersama gerimis yang turun tak henti, kami melangkah ke
tempat berikutnya. Kami mengunjungi
kenalan kami di perumahan Megamendung Indah. Daerah yang cukup dingin,
bersih, dan segar. Pagi hingga siang ini, suhunya cukup dingin. Kami yang
datang dari Jakarta merasakan suhu itu cukup dingin ketimbang warga yang biasa
dengan suhu itu.
Lewat tengah hari, kami turun. Sempat macet beberapa saat di sekitar
Megamendung sebelum datang mobil polisi membawa kabar gembira. Sistem satu arah
mulai berlaku. Mobil yang mau naik berhenti di ujung tol. Dari atas melaju
lancar. Kami singgah sebentar di Puri Avia Cipayung. Bersalaman dengan beberapa
kenalan. Ada cerita dan kisah baru yang tebersit dari pertemuan ini. Ada pula
kisah lama yang didengarkan kembali. Ya..semua orang ingin mengenangkan masa
lalunya.
Pukul 14.00, kami turun dan melaju dengan cukup lancar. Arah Puncak-Ciawi
dipadati kendaraan. Namun, perjalanan tetap mengasyikkan karena tidak ada
hambatan. Beruntung tidak ada kecelakaan di jalan tol. Kami tiba kembali di
Jakarta pukul 15.30. Meski di Jakarta kami menikmati udara kotor, kami puas
dengan tiga kata mujarab yang didengar pagi ini. Inilah awal tahun baru 2012.
Tahun kiamat menurut ramalan. Bagi saya, tahun ini tahun penuh semangat.
Semangat yang dibangun di atas tiga kata mujarab. Selamat tahun baru 2012.
CPR, 2/1/2012
Gordi Afri
*Dimuat di blog kompasiana pada 2/1/12
Post a Comment