Halloween party ideas 2015

foto oleh Kait Seidel
Mengawali tahun baru 2012, saya dan ketiga teman berangkat ke daerah Puncak. Pukul 6 pagi, kami mulai menyusuri tol yang cukup lenggang. Mobil yang melaju dengan arah yang sama bisa dihitung dengan jari. Arah sebaliknya lebih banyak. Empat puluh lima menit berlalu, kami tiba di ujung tol. Selanjutnya menuju daerah Megamendung. Laju kendaraan berkurang sedikit karena ada angkot yang sering berhenti. Arah Ciawi-Puncak baru saja dibuka pukul 6 pagi. Arah sebaliknya justru semakin padat. Entah mengapa, semua meninggalkan puncak ketika tahun baru mulai. Mungkin takut macet pada siang dan sore harinya.

Pukul 7.30, kami tiba di Megamendung. Penduduk di sana masih istirahat. Menurut seorang kenalan, semalam suasana di Megamendung agak ramai. Penduduk melewatkan tahun 2011 dengan senang. Banyak yang tidur larut malam. Jangan heran jika pagi ini, mereka seperti ‘bangsawan’ alias bangun kesiangan.  Kami bercanda dan menikmati segarnya udara pagi di sekitar Gereja Katolik Santo Yakobus, Megamendung. Gereja ini letaknya agak ke dalam dari jalan raya. Suasananya hening dan damai ketika kami tiba di situ.

Meski penduduk di sekitar masih terlelap, sebagian penduduk Jakarta yang menghabiskan malam tahun baru di daerah Megamendung rela datang ke gereja mengikuti ibadat pagi ini. Pukul 8, umat mulai berdatangan. Halaman gereja mulai dipadati warga. Saya terkesan dengan pemandangan ini. Lebih terkesan lagi dengan khotbah pastor dengan tiga kata mujarab-nya. Misa yang dimulai pukul 9 ini mampu membangkitkan semangat umat. Saya merangkum khotbah itu dengan kata-kata mujarab itu, Impian, Harapan, dan Usaha.

Inilah awal tahun baru. Kalau Anda tidak mempunyai impian, Anda akan melewatkan tahun ini tanpa makna. Begitu kira-kira kata-kata pastor itu. Selanjutnya dia menjelaskan demikian. Namun, impian saja tidak cukup. Saya kira belum ada orang yang hidup hanya dengan bermimpi. Anda mesti menaruh harapan akan impian itu. Mimpi itu mesti menjadi kenyataan. Di sinilah butuh harapan. Mimpi dan harapan menjadi lengkap ketika Anda berusaha. Usaha dengan diawali impian dan harapan akan mengantar Anda pada pemaknaan hidup di tahun baru ini.

Beginilah kami mengawali tahun baru ini. Saya dan beberapa teman mengamini khotbah pastor itu. Tiga kata itu kiranya menjadi pesan universal. Pesan yang sebaiknya digenggam oleh semua orang. Andai rakyat Indonesia meyakini hal ini maka kekecewaan di tahun 2011 akan menjadi titik pijak untuk belajar membarui diri. Bersama gerimis yang turun tak henti, kami melangkah ke tempat berikutnya. Kami mengunjungi  kenalan kami di perumahan Megamendung Indah. Daerah yang cukup dingin, bersih, dan segar. Pagi hingga siang ini, suhunya cukup dingin. Kami yang datang dari Jakarta merasakan suhu itu cukup dingin ketimbang warga yang biasa dengan suhu itu.

Lewat tengah hari, kami turun. Sempat macet beberapa saat di sekitar Megamendung sebelum datang mobil polisi membawa kabar gembira. Sistem satu arah mulai berlaku. Mobil yang mau naik berhenti di ujung tol. Dari atas melaju lancar. Kami singgah sebentar di Puri Avia Cipayung. Bersalaman dengan beberapa kenalan. Ada cerita dan kisah baru yang tebersit dari pertemuan ini. Ada pula kisah lama yang didengarkan kembali. Ya..semua orang ingin mengenangkan masa lalunya.

Pukul 14.00, kami turun dan melaju dengan cukup lancar. Arah Puncak-Ciawi dipadati kendaraan. Namun, perjalanan tetap mengasyikkan karena tidak ada hambatan. Beruntung tidak ada kecelakaan di jalan tol. Kami tiba kembali di Jakarta pukul 15.30. Meski di Jakarta kami menikmati udara kotor, kami puas dengan tiga kata mujarab yang didengar pagi ini. Inilah awal tahun baru 2012. Tahun kiamat menurut ramalan. Bagi saya, tahun ini tahun penuh semangat. Semangat yang dibangun di atas tiga kata mujarab. Selamat tahun baru 2012.

CPR, 2/1/2012
Gordi Afri


Post a Comment

Powered by Blogger.