foto oleh God's World, USA |
Di Amerika senjata boleh
dimiliki oleh semua rakyat. Tujuan utama boleh jadi untuk membela diri.
Maksudnya menjaga keselamatan dirinya. Sejauh seperti ini sah-sah saja
tentunya.
Di Amerika juga ternyata
senjata itu membunuh warga tak bersalah. Korbannya anak kecil pula 20 orang dan
dewasa 6 orang. Korban tak punya pilihan karena tak berdaya. Si penembak, Adam
Lanza, 20 tahun masuk ruang kelas dan menembak ke segala penjuru. Akhirnya Adam
pun menembak dirinya sendiri.
Tindakan di luar akal
manusia. Mungkin Adam sedang stres, depresi, atau mau membuktikan bahwa dirinya
adalah penembak? Mungkinkah dia berangan menjadi seorang militer dan harus
menembak?
Pertanyaan ini tinggal
sebagai bahan penyelidikan. Yang jelas Adam sudah meninggal. Tak ada gunanya
menuntut dia. Tetapi dari peristiwa ini kiranya perlu dicermati beberapa hal.
Pertama, ada yang tidak
beres dengan keamanan di Amerika. Rakyat dibolehkan memiliki senjata untuk
menjaga keselamatan. Berarti rakyat merasa belum aman.
Kedua, masih perlukah rakyat
memiliki senjata? Jika rakyat tidak bersenjata (dilegalkan) penembakan seperti
ini hanya dilakukan oleh perampok dan penjahat. Sebab, rakyat biasa tidak
bersenjata.
Ketiga, masyarakat perlu
waspada dengan orang asing. Petugas keamanan mestinya menjaga keamanan yang
menjadi tanggung jawabnya. Jangan lengah dan membiarkan orang asing masuk.
Keempat, keluarga mesti
mendidik anaknya dengan serius. Anak-anak yang kurang pendidikan di keluarga
boleh jadi hidupnya terombang ambing. Tak ada kesempatan untuk menghabiskan
waktu berlama-lama dengan anggota keluarga. Waktu inilah yang dibutuhkan anak
sebelum dia beranjak dewasa. Kalau sudah dewasa anak tak boleh lagi dikekang di
rumah. Oleh karena itu penanaman nilai yang pas adalah saat anak-anak.
Kita berdukacita atas
keluarga korban di Ameriak sana. Semoga ini menjadi pelajaran berharga dan
tidak terulang dalam sejarah kehidupan kita.
PA, 17/12/12
Gordi
*Pernah
dimuat di blog kompasiana pada 17/12/12
Post a Comment