foto ilustrasi oleh PKS Beji |
Mengapa
rebut? Lihat saja di Jawa Barat, ada 5 pasangan yang memperebutkan kursi kepala
daerah. Tentu amat mulia perjuangan mereka. Iming-iming menyejahterakan rakyat
pun menjadi jargon utama. Satu pasangan datang dengan programnya. Demikian pula
empat lainnya. Tak salah. Tak keliru pula. Semuanya membeberkan program yang
“menjual”.
Mengapa
mesti direbut? Tak tanggung-tanggung 5 pasangan. Kalau hanya 2 saja tentu
rakyat gampang menentukan pilihannya. Kalau 5 malah mengaburkan pemilih. Tak
gampang memilih yang terbaik dari 5. Suara yang masuk pun akan pecah. Boleh
jadi lama baru mendapatkan suara mutlak.
Di
Jakarta kemarin hanya ada 2 kandidat. Rakyat DKI pun gampang memilih. Tak sulit
membedakannya. Beda dengan Jawa Barat yang 5 kandidat.
Sungguh
ini sebuah pemborosan. Meski kelimanya berkaliber sesuai visi-misi, sebaiknya
tak usah merebutkan 1 kursi. Yang lain mestinya mengarah ke bidang lain. Jangan
hanya ke kandidat kepala daerah saja.
Masalahnya
tidak ada yang mau mundur. Tidak ada yang mau merelakan jabatan kandidat ini
diserahkan kepada yang lain. Semuanya ingin maju. Padahal kalau mau mengabdi
rakyat ada banyak pilihannya. Tak harus jadi kepala daerah.
Sikap
semacam ini tentu masih mahal di negeri kita ini. Tak banyak sosok yang mau
bekerja di belakang layar. Maunya tampil sebagai pejabat. Padahal menjadi
tukang sapu juga masuk kategori mengabdi sesama. Kita tunggu saja siapa yang
akan maju dan menjadi kepala daerah. Semoga ia betul-betul menjadi pelayan
rakyat yang total tanpa iming-iming.
PA,
18/12/12
Gordi
*Pernah
dimuat di blog kompasiana pada 18/12/12
Post a Comment