Halloween party ideas 2015


Tim sepak bola kita hari ini bertolak ke Malaysia. Beberapa hari ke depan menjadi kesempatan untuk bersiap-siap. Sebelum tiba waktunya untuk bertanding, mereka mesti siap. Bahkan sebelum berangkat hari ini, mereka sudah siap sejak beberapa waktu belakangan. Seorang pemain-ketika diwawancara beberapa waktu lalu-mengaku tak tahan lagi untuk bertanding. Semoga keinginannya untuk bertanding sebanding dengan keinginannya untuk berjuang memenangkan pertandingan.

Nasionalisme mereka diuji dalam perhelatan ini. Sejauh mana nasionalisme mereka dibuktikan dalam pertandingan ini nanti. Ada keraguan akan nasionalisme mereka. Apakah mereka kurang atau tidak memiliki jiwa nasionalisme jika kalah? Apakah jiwa nasionalisme mereka diukur dengan pertandingan seperti ini? Bahkan, jauh sebelumnya ada pula yang mempertanyakan nasionalisme pemain. Ada pemain yang dengan lantang mengatakan jangan tanya lagi soal nasionalisme. Maksudnya, dia tentu saja mempunyai nasionalisme sehingga tak perlu diragukan. Ada pemain yang meski mempunyai nasionalisme tetap saja tidak diikutsertakan. Ini bukan salahnya tetapi salah struktur dalam kepengurusan olahraga sepakbola di negeri ini.

Lupakan sejenak polemik soal nasionalisme itu. Dan, jangan menjadikan hasil pertandingan di piala AFF 2012 ini sebagai ajang mengukur tingkat nasionalisme pemain. Nasionalisme dalam sepak bola bukanlah nasionalisme perorangan tetapi nasionalisme tim. Jadi, jangan terlalu memutlakkan penilaian nasionalisme hanya dengan melihat hasil pertandingan.

PA, 21/11/12
GA


Banyak orang melirik ibu kota, Jakarta, sebagai lahan mencari keuntungan. Memang semua orang tahu Jakarta punya banyak uang. Jakarta sumber uang. Tak dipungkiri sebagian besar orang Indonesia berorientasi ke Jakarta. Dari politikus, artis, pengusaha, pengajar, pekerja kasar, sampai pengemis.

Apakah ini salah? Tidak! Ini realitas. Di Jakarta segala-galanya ada. Asal ada uang kamu bisa hidup di Jakarta. Tidak ada uang jangan harap kamu dapat makanan. Kecuali kalau Anda mau merampas, mencuri, mengancam orang, menjadi preman, dan sebagainya. Singkatnya, Anda berusaha mendapatkan uang tanpa bekerja sebagaimana mestinya. Dengan itu Anda mendapat uang. Dan, Anda dapat jatah makan.

Namanya “mencari” uang dengan cara halal. Gampang! Meski itu melanggar hak orang lain. Bahkan hak untuk hidup dari manusia. Semua ini justru ada di Jakarta. Jakarta punya banyak uang. Tetapi Jakarta juga punya banyak pencopet uang. Jakarta punya banyak pengusaha. Tetapi Jakarta juga punya banyak preman yang setiap saat bisa menjadi raja keicl-kecilan.

Jakarta juga identik dengan BANJIR. Dan, ini yang paling repot. Banjir datang saat Jakarta Hujan. Musim hujan berarti musim banjir. Tetapi Jakarta tak hujan pun, BANJIR itu tetap ada. Ya… Bogor hujan, Jakarta bisa-bisa banjir. Ini yang repot juga. Tak ada hujan kok tiba-tiba banjir. Mau bagaimana lagi. Jakarta kan menerima air dari Bogor. Jakarta juga tidak mempunyai daerah resapan yang luas. Tanah-tanah di Jakarta sebagian besar ditutup semen, besi beton, dan tembok. Air susah masuk dan meresap kalau berhadapan dengan tiga jenis benda ini.

Inisiatif berdatangan dari berbagai kalangan. Pemerintah daerah, pemerhati tata kota, arsitek, kelompok peduli lingkungan, dan tentu saja warga Jakarta untuk memperbaiki wajah Jakarta khususnya masalah banjir. Namun, sampai saat ini belum berjalan maksimal sehingga warga (sebagian) masih mengalami banjir. Mengubah Jakarta dari wajah BANJIR memang bukan pekerjaan mudah. Mesti ada usaha keras semua pihak. Boleh dikatakan yang paling berperan dalam usaha ini semestinya adalah warga Jakarta sendiri. Kalau mau mengubah sitausi semrawut di sekitar sungai Ciliwung dan Pasanggrahan misalnya, warga sendiri yang mestinya terlibat.

Rakyat memang yang paling berperan. Selain jumlahnya besar juga karena rakyat sendiri yang mengalami secara langsung. Kalau banjir rakyat yang terkena dampaknya. Banjir kemarin justru membuat rakyat kecil menderita. Kios warga kebanjiran. Sementara mol besar tidak terkena banjir. Semoga pemerhati Jakarta terus menerus berusaha memoles wajah Jakarta yang banjir. Kelak Jakarta terbebas dari banjir. Ciliwung dan Pasanggrahan kelak jadi sungai yang asri dan bersih.

PA, 24/11/2012
GA

Perayaan Ulang Tahun bersama teman-teman di komunitas Parma


Tahun lalu saya merayakan ulang tahun di Yogyakarta, Indonesia. Tahun ini tepatnya 2 hari yang lalu (15 Februari 2014), saya merayakannya di Parma, Italia. Tempat berubah dan usia juga berubah.

Perubahan ini juga terasa dalam perayaannya. Kali ini amat meriah. Maklum tempatnya berbeda. Saya tidak mau membandingkan. Saya hanya mau berbagi cerita. Kebetulan juga pada hari yang sama ada teman lain yang berulang tahun. Kami berdua menjadi pusat perhatian, katakanlah demikian.

Perayaan hari ini memang cukup ramai. Ada beberapa teman dari teman saya yang datang dari luar kota, Modenna, Italia. Saya ikut senang dengan kehadiran mereka. Ini untungnya perayaan bersama. Komunitas pun menjadi ramai. Lebih ramai lagi karena teman-teman di komunitas memberikan hadiah menarik untuk kami. Saya mendapat alat musik mp4 dan teman saya, Simon dari Siera Leone, mendapat buku bacaan. Kedua hadiah ini tentu menarik.

Penyerahan hadiah saat makan siang (IL Pranzo, dalam bahasa Italia). Sebelumnya kami berdua diarak masuk kamar makan. Lalu, disuruh menyampaikan kesan dalam satu atau dua frase, tidak lebih. Kemudian ini yang unik, kami yang berasal dari berbagai negara menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun dalam bahasa Indonesia. Hidup Indonesia, gumamku dalam hati. Tentu ada teksnya yang dibagikan pada semua.

Setelah itu, saya dan Simon meniup lilin di atas kue tar (Torta) yang ada di atas meja. Tidak sulit mematikan lilin ini. Setelahnya, kami memotong kue itu, dan membagikannya ke semua anggota komunitas. Kue tar tanpa anggur rasanya ada yang kurang. Itulah sebabnya, teman saya Pandri menyediakan anggur putih. Ini budaya Italia, Torta plus Vino Biancho (Anggur Putih). Lalu?

Lalu ada lagi hal lainnya yang menarik di hari ulang tahun kali ini. Malam harinya, saat makan malam (La Cena) ada satu keluarga yang datang menyediakan hidangan makan malam. Keluarga ini adalah kenalannya Simon. Makanan yang dihidangkan enak sekali. Ada daging dan pasta yang digoreng. Juga ada torta lagi. Dan kami berdua yang memotongnya dan membagikannya pada semua. Lagi-lagi Vino Biancho sebagai temannya.

Saya senang sekali mengalami semua ini. Dalam hati juga saya senang karena di facebook ada lebih kurang 130-an lebih ucapan dan pesan Selamat Ulang Tahun dalam 3 bahasa, Indonesia, Inggris, dan juga Italia. Tahun lalu tidak sebanyak ini. Saya ingat hanya 90-an. Berarti ada peningkatan. Selain facebook, ada juga yang melalui email. Dan, saya terharu sekali mendapat ucapan selamat dari pemimpin kami di Italia baik pemmpin komunitas maupun pemimpin untuk negara Italia. Terima kasih padre tuk ucapannya.

Saya menulis satu paragraf di facebook sebagai ungkapan cinta saya pada mereka yang sudah memberikan per-HATI-an pada saya di hari jadi ke-28 ini. Tentunya tak lupa perhatian dari anggota keluarga saya di Indonesia, Adik, Bapa-Mama, juga ponakan tersayang. Dan, 3 hari sebelum hari indah ini saya mendapat hadiah kartu telepon internasional dari seorang sahabat. Kartu yang namanya World Master ini bisa digunakan untuk menelepon ke Indonesia. Tunggu waktu yang tepat untuk menggunakannya. Setelah semua tugas beres, saya akan telepon.

Oh ya tak lupa saya ucapkan terima kasih pada teman-teman kelas saya (Basil, Severin, dan Matias) di Italia juga untuk guru kami (Patricia dan Sara) yang sudah memberikan hadiah gula-gula dan ucapan selamat ulang tahun di kelas.

Saya kutipkan di sini goresan saya di facebook. I am happy receive the greetings from our superior regions in Italy, Father Rosario on my birthday. I remember the same situation when I am in Indonesia received the greetings from our superior Father Baravalle. And, not also from him, but also from my confreres in Italy and USA with Father Joe Ma. I think I am not alone. Really. Thanks God, thanks for you all, my friends and my confreres. Senang sekali mendapat ucapan, doa, dan harapan dari teman-teman dan saudara/i saya di hari ulang tahun kemarin. Ini hadiah (rahmat) yang mengagumkan. "Grazie a tutti, sono contento celebriamo il mio compleanno", una frase che gli ho detto ieri quando abbiamo celebrato festa compleanno in comunità. Grazie mile ai miei fratelli e grazie a Dio.

Parma, 17/2/2014
Powered by Blogger.