Halloween party ideas 2015

Sumber gambar di sini
Pagi ini kubangun dengan terharu
Sebab aku masih hidup
Dia masih memberiku napas
Tak ku sangka

Aku pun berterima kasih padanya
Inilah kata yang kuucapkan pertama kali
Kala menyadari hal ini
Sekali lagi terima kasih

Banyak orang yang tak sadar
Mati kaget kala bangun pagi hari
Atau tidur malam lalu tak sadar lagi
Orang lain yang tahu dia tidur selamanya

Tapi aku, aku sadar kala bangun pagi ini
Bahwa aku masih diberi napas
Banyak temanku tak sadar
Bahwa mereka masih diberi napas

Mereka bernapas saat bangun pagi
Tapi sedikit saja yang sadar bahwa dia masih diberi napas
Banyak yang merasa ini hal biasa
Bernapas kok meski disadari

Tetapi bagiku, bernapas mesti disadari
Di balik kesadaran ini
Aku ingin tahu siapa di balik pemberi napas ini
Dan inilah sebabnya AKU BERTERIMA KASIH padanya

Tak ku bayar se sen pun
Tak kukorbankan sedikit tenaga
Tak kukorbankan sedikit waktu
Sedikit pun dari milikku tidak

Dia juga tidak meminta bayaran
Sedikit pun tidak, apalagi banyak
Aku memang hidup dari zat di luar diriku
Dari sang PEmberi

Dia memberiku napas
Aku pun bernapas dan dengan napas ini pula
Aku ingin berterima kasih padanya
Aku juga mengajak yang lainnya untuk berterima kasih

Prm, 1/3/2014
Gordi

* Puisi ini dimuat juga di blog kompasiana kolom FIKSI

Saya baru saja mengoreksi tulisan sekelompok mahasiswa. Saya bukan dosen. Saya hanya koordinator dalam penerbitan majalah dinding. Kami menganggap majalah dinding itu sebagai ajang latihan menulis. Saya sebagai koordinator mencoba mengarahkan mereka agar menulis dengan baik. Bukan hanya pemilihan kata-kata tetapi juga isinya. Dari situ nantinya muncul refleksi kritis atas kehidupan sebagai lahan untuk membuat tulisan.
                                            
Ada yang bilang mengreksi tulisan orang itu gampang-gampang susah. Gampang karena tinggal saja menemukan kesalahannya. Susah karena setelah menemukan kesalahan kita mencoba memperbaikinya. Ini tidak mudah. Ada banyak kesalahan maka banyak juga koreksian. Jadi dari menemukan sampai memperbaiki.

Dalam kegiatan ini saya menemukan banyak kesalahan. Ada keslahan menulis, membuat struktur SPO, menuliskan kata, menulis nama orang dan tempat, menentukan tanda baca, dan sebagainya. Variasi kesalahan. Dari sini harus keluar keringat lagi memikirkan perbaikannya. Kesalahan mengetik menjadi perbaikan yang membosankan. Kesalahan tanda baca juga. Dan penempatan tanda baca yang kurang tepat. Ada juga kata-kata yang harus dihilangkan demi ekonomi kata-kata. Maksudnya kata-kata dipakai seefisien mungkin. Jangan sampai ada kata yang tidak perlu. Maka, saya menghilangkan saja kata itu. Intinya kalau bisa ditulis pendek mengapa harus panjang?

Sungguh pekerjaan ini gampang-gampang susah. Pekerjaan ini menyenangkan juga. Ada pengalaman menarik membaca tulisan orang. Kadang-kadang ada canda dan tawa dalam hati membaca kalimat yang agak lucu. Kadan-kadang ada kekonyolan membaca isi tulisan yang tidak terarah. Semoga mereka menulis lebih baik lagi. Dan semoga saya lebih sabar dan teliti lagi mengoreksi tulisan mereka.

PA, 8/11/112
GA

Saya membuka facebook pagi ini. Berharap ada inspirasi untuk membuat tulisan. Ternyata benar saja. Ada inspirasi.

Teman saya menulis status tentang diwisudanya dua pendidik (Opa Nadus P dan Oma Ros) kami dulu waktu SD.
Saya membaca status lalu langsung terbayang wajah kedua pendidikku itu. Saya mengingat mereka. Mereka dulu berjuang mendidik saya. Sekarang saya jadi seperti ini. Campur tangan mereka turut memengaruhi kehidupan saya sekarang.

Sekarang saya juga menjadi pendidik. Seperti mereka. Hanya saja beda muridnya. Dulu saya jadi murid mereka. Murid sekolah di kampung. Sekarang saya mendidik di kota. Tetapi murid saya juga berasal dari kampung dan kota.

Berita itu menggembirakan saya. Katanya, kedua pendidik kami itu diwisuda. Memang mereka dulu bukanlah tamatan sarjana. Mereka ‘sarjana’ dalam hal mendidik. Bukan dalam pangkat atau jabatan pendidikan. Kalau sekarang mereka diwisuda itu karena memenuhi persyratan sebagai pendidik saja.
Mereka memang tamatan sekolah dulu. Sistem pendidikannya beda dengan para pendidik sekarang.
Betapa pun demikain saya gembira mendapat kabar itu. Buka facebook hari ini bukans aja dapat isnpirasi tetapi juga dapat kabar gembira. Facebook ternyata kalau digunakan dengan baik bisa menggembirakan para sahabat yang menggunakannya. Terima kasih untuk kedua pendidikku. Terima kasih untuk sahabatku sebagai pewarta.

Saya menunggu kabar dari sahabat lainnya. Juga menunggu diwisudanya para pendidikku yang lain. Jasa kalian besar bagi pembangunan negeri ini.

PA, 9/11/12
GA

Powered by Blogger.