Halloween party ideas 2015

foto oleh the new world
Siapa pun pasti setuju jika pagi hari menjadi kesempatan emas untuk membaca. Sebab, pagi hari adalah waktu yang baik untuk membuka buku. Pagi hari biasanya ada waktu hening. Sebelum orang hiruk pikuk dengan tugas harian, sebelum pekerja bangunan membunyikan peralatannya, sebelum anak-anak bangun dan bernyanyi riang di pagi hari, sebelum pelajar sekolah bergembira atas pertemuan di pagi hari.

Beberapa penyair dan sastrawan menghasilkan karya populer mereka di pagi hari. Ini pertanda bahwa pagi hari adalah waktu produktif. Produktif bagi mereka yang mau menggunakannya untuk berkarya. Tidak semua profesi menghasilkan karya produktif di pagi hari. Tetapi paling tidak, mereka yang membutuhkan waktu untuk berefleksi, berhening, pagi hari adalah kesempatan berharga.

Pagi ini sejenak saya menggunakan kesempatan untuk membaca majalah dan buku. Buku bacaan kesukaan saya. Bukan buku pelajaran atau buku acuan kuliah. Beginilah pilihannya setelah selesai kuliah. Tidak ada buku wajib yang perlu dibaca. Membaca buku apa saja bisa dan boleh. Beda dengan ketika masih kuliah. Yang utama adalah buku acuan.

Begitu juga dengan membaca majalah. Tema yang dibaca beragam dan ada yang tidak berkaitan dengan minat dan perhatian. Membaca sekadar untuk menambah pengetahuan umum.

Pagi ini indah sekali. Amat baik untuk membaca. Makanya saya menyempatkan diri untuk membaca. Tak banyak. Hanya beberapa halaman. Beberapa artikel. Tak sampai satu buku. Tak sampai seluruh isi majalah. Tak lama. Hanya 30 menit saja. Singkat. Tetapi ada banyak hal yang saya pelajari. Mulai dengan bagaimana cara menulis. Bagaimana sebuah peristiwa terjadi. Bagaimana lingkungan berubah. Bagaimana manusia beraktivitas. Dan sebagainya.

Pagi ini indah sekali. saya ingin mensyukurinya. Pencipta begitu baik kepada manusia. Memberi waktu untuk beraktivitas. Tak semua orang bisa menggunakan waktu ini untuk membaca. Tetapi Pencipta memberi waktu ini untuk semua orang.

Selamat melanjutkan aktivitas. Berkaryalah sampai menghasilkan sesuatu pada hari ini.
—————————-
*Obrolan pagi-menjelang siang

PA, 21/9/2012
Gordi Afri

foto oleh R.Duran
Hari ini ada tanggal unik lagi. Saya biasa menyebutnya tanggal unik atau tanggal cantik. Deretan angka 4 sebanyak 3 kali. Tanggal 4 bulan 4 tahun 2014. Deretan unik bukan? Deretan cantik bukan?

Hari ini bukan saja unik atau cantik waktunya. Tapi, unik juga pengalaman saya. Pagi ini, saya bangun lebih awal dari hari Jumat biasanya. Dua Jumat sebelumnya (selama masa Prapaskah) saya hampir terlambat mengikuti misa pagi. Sebab, jadwalnya dipercepat 20 menit selama masa Prapaskah. Tapi hari ini saya berhasil mengatasinya.

Berikutnya waktu kuliah, saya tidak merasa bosan. Saya merasa semangat meski tidak semua penjelasan saya pahami. Paling tidak ada semangat untuk mencari tahu. Lalu, saya juga berhasil membuat catatan kecil atas penjelasan yang ada.

Selama kuliah, khususnya jam pertama, saya membuat beberapa draf tugas saya yang akan dikumpulkan sore ini. Drafnya sudah ada tinggal dikembangkan atau bahasanya diperbaiki. Juga untuk tugas yang akan dikumpulkan besok.

Bukan ini saja. Ada juga keberhasilan lainnya. Lima puluh menit sebelum kuliah, saya berhasil membaca buku sesuai target saya. Artinya saya menggunakan waktu luang yang ada untuk membaca buku yang sudah saya tentukan sebelumnya.

Berikutnya, sore hari saya bisa menyiapkan tugas saya dengan baik sebelum bertemu dosen bahasa Italia. Dan, dalam pertemuan, saya lumayan ada kemajuan dari pertemuan sebelumnya.

Yang unik lainnya adalah cuaca hari ini. Hari-hari sebelumnya dalam minggu ini cuaca cerah. Ada matahari yang ebrsinar terang benderang. Namun hari ini ada hujan gerimis sejak pagi. Kemarin sore memang ada mendung tapi saya tidak tahu kalau itu tanda akan datang hujan.

Sekian saja daftar pengalaman di tanggal unik bulan April tahun 2014 ini. Yang jelas kalau tulisan ini direvisi masih ada lanjutannya. Sebab, sebentar lagi, saya juga akan mengikuti jalan salib di paroki dan malam hari tidak ada makan malam alias berpuasa. Tetapi cukup dulu. Salam unik saja.

Parma, 4/4/14
Gordi

foto oleh Aulia Halimatussadiah
Siapa pun pasti ingin dan berusaha untuk menang dalam setiap pertandingan. Itulah yang dicari oleh setiap tim. Juga setiap pemain yang berlaga di lapangan. Kemenangan menjadi tolok ukur keberhasilan. Tetapi jika kalah bagaimana? Apakah itu bukan termasuk situasi yang melekat dalam pertandingan?

Pilkada Jakarta baru saja selesai. Ada yang menang dan ada yang kalah. Hitungan cepat beberapa lembaga menunjukkan hal itu. Menarik sekali melihat hasil ini. Paling tidak dua kandidat kepala daerah sudah siap untuk menerima hasil. Sebab, pertarungan pilkada ini menuntut mereka untuk siap menang dan siap kalah. Syukur kalau menang. Tetapi setiap kandidat hanya boleh menerima satu hasil. Atau kalah atau menang. Dalam persiapan pertarungan tentu saja siap menang dan siap kalah.

Mereka sudah meyakinkan pemilih dengan berbagai cara dalam masa kampanye. ada janji perbaikan sana-sini, penambahan fasilitas, membuat terobosan ini itu, mengajukan solusi jitu, dan sebagainya. Pemilih juga sudah mendengar dan mencermati semuanya. Pemilih, kini ibarat bos, bebas menentukan pilihannya. Inilah yang terjadi saat pemilihan. dan, kita sudah tahu hasilnya dari hitungan cepat. Salah satu kandidat menang. Dialah yang berhasil meyakinkan dan membuat pemilih jatuh hati padanya.

Gubernur Fauzi Bowo sudah siap untuk menang dan kalah. Dia sudah memberi salam kepada pesaingnya, Pasangan Pak Jokowi. Ini menjadi petunjuk bahwa dia memang sudah siap untuk memang dan kalah. Dan, berani menerima hasil serta mengakui kemenangan pesaingnya. Menelepon atau memberi salam kepada pesaing bukanlah hal besar. Tetapi menjadi hal besar ketika dibuat pada momen bersejarah. Pilkada adalah momen bersejarah. Fauzi sudah membuat hal besar suasana pilkada kali ini.

Ini menjadi pelajaran berharga bagi setiap orang yang mau memimpin. Juga bagi pemain yang bertarung dalam arena pertarungan. Siap menang dan siap kalah. Kalau menang bersyukurlah. Target tercapai. Tetapi kalau kalah, jangan berkecil hati. Bangkit kembali. Mulai dengan mengakui kekuatan lawan.

Orang besar adalah mereka yang berani untuk menang dan berani menerima kekalahan.

——————————

*Obrolan siang menjelang sore

PA, 22/9/2012
Gordi Afri

Powered by Blogger.