Halloween party ideas 2015

foto oleh Elizabeth L. Sarri
Beberapa teman sering mengatakan…mau kerja apa saja boleh asal halal. Maksudnya mau dipekerjakan sebagai apa saja asal menghasilkan uang untuk bisa beli makan sehari-hari. Beginilah prinsip hidup orang tanpa pekerjaan tetap. Dalam hal ini tidak dituntut lagi Anda tamatan apa, ijazah terakhir Anda apa, pengalaman bekerja Anda berapa lama, umur Anda berapa, dan sebagainya. 

Prinsip seperti ini juga mudah ditemukan di mana-mana. Beginilah realitas di masyarakat kita. Tadi sore saya kaget ketika bocah kecil, usianya kira-kira 6-7 tahun, berlari-lari di samping sepeda motor saya. Teman saya langsung menyapanya…hai dek…Anak kecil itu mendekat dan menawarkan koran Merapi, koran dari kelompokKedaulatan Rakyat di Yogyakarta. Teman saya membeli koran tawaran bocah itu meski sudah sore hari. Kasihan dengan bocah ini. Bukan korannya yang dipentingkan tetapi mungkin dengan uang hasil jualan koran itu, dia bisa membeli nasi bungkus atau keperluan lainnya.

Kadang-kadang lebih dari rasa kasihan, muncul pertanyaan, benarkah bocah kecil ini harus mengalami keadaan seperti ini? Di manakah orang tuanya? Mengapa ia yang masih kecil dijadikan ‘tenaga’ pencari uang? Ada yang menyindir kehadiran mereka di lampu merah atau perempatan jalan. Jangan-jangan mereka ini disuruh atau dijadikan demikian oleh oknum tertentu yang memanfaatkan tenaga mereka untuk meraup untung. Pagi sampai sore meminta-minta dan mengemis dan malam hari dikumpulkan kepada satu orang saja.

Semoga bocah kecil ini tidak menjadi tenga yang dimanfaatkan untuk emncari uang oleh oknum tertentu. Dia manusia, generasi masa depan bangsa, dia berhak untuk menikmati masa kecilnya, yang bukan dengan menjadi penjual koran di perempatan jalan. Bocah ini gembira setelah menerima uang 2 ribuan dari teman saya. Kami menggodanya dengan bertanya, berapa harga korannya. Dia menjawab dengan senyum…5 ribuan om… Kami tahu dia membutuhkan uang. KAmi menawarkan 2 ribu dan dia mau. Dia menerima uang itu lalu berlari lagi menuju sepeda motor lainnya di depan kami. Dia juga menawarkan korannya.

Bocah ini memang menghasilkan uang dari jualannya dan pekerjaannya itu halal. Tetapi sayang sekali dia masih kecil. Dia belum boleh bekerja berjemur di bawah terika mentari apalagi berhari-hari. Kalau di negara maju anak kecil seperti ini sedang asyik-asyiknya bermain dengan teman-temannya. Kasihan bocah ini tidak bisa menikmati semua itu. Masa kecil kurang bahagia. Mau bilang apalagi, orang lainlah yang menjadikan dia seperti ini. Semoga semakin banyak orang yang peduli akan anak kecil yang tidak bisa diperlakukan begitu saja. Mereka juga mesti mendapatkan masa kecil yang bahagia.

Selamat malam

PA, 9/8/2012
Gordi Afri

foto oleh Radite Wisanggeni
Entah mengapa makin lama makin jelek tulisan ini. Beberapa tulisan belakangan bahkan tidak masuk kolom HL..high light. Padahal sebelumnya masuk kolom headline dan terekomendasi. Tetapi entahlah mungkin saya memang mengalami kemunduran dalam hal menulis. 

Hanya sedikit berbagi saja. Tulisan yang masuk HL dalam arti headline memang tidak saya rencanakan untuk itu. Saya menulis bukan untuk masuk HL. Tidak ada rencana tetapi justru masuk HL. Ini hadiah. Demikian juga dengan kolom terekomendasi. Tulisan belakangan ini, maksudnya tulisan saya, sulit sekali masuk HL…high light. Mungkin memang ini kesempatan untuk mengubah strategi menulis lagi. Masuk Highlight saja itu sudah lumayan. Saya melihat admin cukup jeli dalam memilih tulisan yang masuk ke situ. Saya berharap untuk masuk tetapi justru tidak. Saya tidak berharap apa-apa tetapi justru masuk.

Saya menulis bukan supaya masuk HL atau terekomendasi. Itu kan bonus. Yang penting saya bisa menulis. Toh ada yang baca. Tiap hari menulis itu luar biasa bagi saya. Bukan karena apa-apa atau mau hebat tetapi mau menyegarkan otak saja. Apalagi sekarang sudah tidak menulis di buku catatan harian lagi. Maka, blog kompasiana dan dua blogspot menjadi media penyalur tulisan. Hidup dengan tulisan memberi corak tersendiri. Tak perlu menjadi penulis hebat. Penulis blog saja sudah cukup memuaskan terutama bagi saya yang merasa puas setelah menulis. akhirnya selamat malam…selamat tidur bagi yang mau tidur.

Makin lama makin jelek tak apa-apa toh ini kesempatan untuk maju lebih baik lagi.

PA, 9/8/2012
Gordi Afri

Foto oleh Syahrulsyahputra
Negeri ini sungguh malang
Aku sering diejekdasar anak negeri malang
aku tak bisa menjawab mengapa demikian
memang faktanya negeri kami malang
Kalian para pendatang sering mengejek kami
padahal kalianlah perusak negeri ini
tetapi tidak semua kalian adalah perusak
kalian juga yang datang untuk membangun negeri ini
sayangnya pelopor kerusakan negeri ini adalah kalian
Kalian memang hebat dalam segala-galanya
dan kami hanya berkutat dengan perkembangan alam kami
kami memandang alam sebagai bagian dari kehidupan
tetapi kalian melihat alam dari sisi sebaliknya
kalian datang dan mengeruk alam kami
kami, kami, dan kami yang menderita sesudahnya
negeri kami miskin dan tanpa prestasi
dulu negeri kami pernah berjaya dalam segala-galanya
sayangnya kami hanya bisa mengenang jasa pendahulu kami
mengenang lebih baik bagi kami rakyat kecil
memang kalian lihat pemimpin kami tidak mengenang jasa para pendahulu
tetapi entahlah kamilah yang mengenangnya
negeri kami negeri malang
jangan ejek aku lagi
kami juga punya sesuatu yang dibanggakan
kami lebih baik dari kalian
kami mempunyai budaya yang unik
budaya adalah kekayaan kami
kalian pendatang dan kalian harus menghormati budaya kami
jangan lagi merusak budaya kami dengan budaya kalian yang terkesan bar-bar
kami bangga meski kami tidak berprestasi
KAmi bangga dengan negeri kami
ayo anak bangsa maju terus
berjayalah di mana kamu hidup
raihlah prestasi di tempat karyamu
harumkan nama negeri kita

PA, 10/8/2012
Gordi Afri

Powered by Blogger.