Halloween party ideas 2015

 SEDERHANA, TAPI AMAT MENAKJUBKAN

Pw S Yohanes Bosco, Imam; 2Sam 24: 2,9-17; Mrk 6: 1-6


Kita terbiasa melihat ketakjuban dari hal-hal besar. Tak jarang, banyak orang berlomba-lomba menjadi bagian dari yang terbesar. Dengan tujuan ingin dilihat amat menakjubkan. Kita lupa, yang kecil pun bisa menciptakan sebuah ketakjuban.

Keluarga Yesus bukanlah keluarga konglomerat. Ia lahir dari Yosef yang adalah tukang kayu. Keluarga ini amat sederhana, sebab Maria, Ibu Yesus juga bukan dari keluarga kaya. Orang-orang sekampung Yesus pun tahu, keluarga kecil dari Nazaret ini bukanlah keluarga kaya. Tapi, mereka hanya terpaku pada keadaan sosial ekonomi. Seperti kita, mereka lupa bahwa dari keluarga kecil juga kadang-kadang dan bahkan sering muncul ketakjuban.

Seperti Yesus, orang-orang di kota Torino, Italy pun tahu kalau Yohanes Bosco kecil itu berasal dari keluarga miskin dan bukan orang pintar. Tapi, apa yang terjadi kemudian? Dari keluarga miskin ini, seorang Yohanes yang tidak pintar, bisa masuk seminari dan bahkan menjadi Imam yang kemudian menjadi Santo.

Injil ini mengajak kita untuk melihat Yesus dalam berbagai wajah kehidupan kita. Dengan ini, padangan kita akan dunia dan orang-orang di sekitar akan berubah. Seperti Daud, kita butuh pertobatan. Kita bersyukur Tuhan mengirimkan orang-orang dengan berbagai latar belakang. Jangan mencoba melihat mereka dari kacamata kita yang sempit. Lihatlah mereka dengan kacamata Yesus. Bisa saja yang penampilannya sederhana bahkan mungkin menjijikkan adalah orang yang paling bijaksana meredakan nafsu kuasa kita. Atau bisa saja orang yang tampak tidak pandai di sekitar kita bisa mengubah kerumitan hidup kita agar kita tidak menghayal yang bukan-bukan tapi kembali pada realitas harian.

Situasi kantor menuntut penampilan yang necis, tapi kita jangan menjadikan standar itu untuk menilai apalagi merendahkan penampilan orang lain. Biarlah Tuhan Yesus yang hadir dalam diri orang itu yang perlu kita kenali dan sadari kehadiran-Nya. 

Tuhan Yesus, bukalah mata dan hati kami pada kehadiran-Mu dalam diri saudara/i kami.

 HAMPIR MATI, TAPI TETAP BERHARAP
Selasa PEKAN BIASA IV; 2Sam 18:9-10, 14b,24-25,30-19:3; 16: 5-13; Mrk 5: 21-43



Andai hidup berjalan tanpa sebuah usaha, mungkin ceritanya akan lain. Atau mungkin tidak akan tercatat dalam sejarah. Kita kiranya ingat, kita dilahirkan dengan kemampuan untuk berjuang.

Berguru pada Yesus, kita kiranya boleh belajar berjuang. Yesus berjuang untuk membebaskan sebanyak mungkin orang untuk memperoleh keselamatan. Baik spiritual maupun dari penyakit fisik. Bagi Yesus, tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Memang Yesus bisa menyembuhkan, termasuk kita juga, tapi apakah kita mau berjuang untuk disembuhkan?

Yesus kiranya tiak membutuhkan orang yang pasif. Artinya yang suka menerima keadaan apa adanya. Di hadapan masalah besar, orang seperti ini tidak akan bisa membawa perubahan. Yesus kiranya membutuhkan orang yang aktif berjuang. Artinya, orang yang mau bekerja sama dengan Yesus.

Yairus, kepala rumah ibadat itu, tahu bahwa anaknya tidak akan bertahan lama. Keadaannya tidak bisa diharapkan. Tapi, Yairus tidak diam-diam saja. Ia mungkin akan sedih, tapi sampai titik darah terakhir, ia berjuang demi anaknya. Ia memohon pada Yesus untuk menyembuhkan anaknya.
 
Usaha Yairus tidak beda dengan perjuangan perempuan yang 12 tahun pendarahan. Ia sakit begitu lama, dan selama itu juga ia mengharapkan kesembuhan. Sungguh berat perjuangannya. Tapi, ia mempunyai iman yang kuat. Dengan imannya, ia percaya, meskipun hanya menjamah jubah Yesus, ia bisa sembuh. Baik anak Yairus maupun perempuan ini akhirnya sembuh.

Dari kedua penyembuhan ini, kita kiranya belajar untuk percaya pada Yesus. Yesus bukanlah Tuhan yang menghukum. Sebaliknya, Yesus adalah Allah yang membawa harapan pada manusia. Dalam diri Daud, Allah yang memberi pengharapan itu tampil sebagai ayah yang berbelaskasih. Sejahat apa pun akanya, dia patut dicintai. Dalam gambaran Daud itulah, Allah hadir dengan kasih-Nya yang begitu besar.

Tuhan Yesus, jadikan kami seperti diri-Mu, membawa harapan kepada mereka yang berputus asa dan hampir kehilangan harapan.

 SUNGGUH AJAIB HIDUPKU

Senin PEKAN BIASA IV; 2Sam 15: 13-14, 30; 16: 5-13; Mrk 5: 1-20

 


Hidup kita sebenarnya penuh keajaiban, tapi kita lebih sering melupakannya. Kita senang melihat indahnya matahari terbit, tapi kita lupa mengucapkan Terima Kasih pada Tuhan. Kita lebih suka menjerit dengan berkeluh kesah kala hujan datang membersihkan kotoran selokan kita. Kita lupa, di beberapa daerah, teman-teman kita sedang membutuhkan air hujan untuk mengairi sawah dan ladang mereka.

 

Sungguh, meskipun kita berkeluh kesah, Tuhan terus mengirimkan keajaibannya bagi kita. Kita bangun di hari baru dengan semangat baru, itulah keajaiban pagi hari. Kita lelah seharian bekerja dan malam bisa merasa capek lalu tertidur. Itulah keajaiban di malam hari. Di siang hari, kita tertawa bersama teman saat makan siang. Kita kembali ke meja kerja dan serius menyelesaikan tugas. Itulah keajaiban di siang hari. Hujan yang sedang turun di luar sana membangkitkan semangat petani untuk bercocok tanam. Hujan ini sungguh membuat petani merasakan keajaiban Tuhan. Mereka merindukan hujan dan Tuhan menurunkan hujan.

 

Mengenal keajaiban Tuhan amatlah membantu kita untuk bersyukur sekaligus berharap pada Tuhan. Daud bukanlah raja yang tanpa cacat, tapi dalam kecacatannya, ia masih bisa berharap pada Tuhan. Ia sadar, hanya Tuhan yang bisa membangkitkannya dari lembah kekelaman hidup. Hidupnya memang sungguh kelam: diancam oleh anaknya sendiri dan dikutuk oleh anak raja Saul. Tapi daud tidak gentar. Ia hanya melihat kebaikan Tuhan dalam semua kutukan dari orang lain.

 

Keajaiban Tuhan tidak untuk dimiliki sendiri. Keajabaiban itu--apa pun bentuknya--harus dibagikan pada yang lain. Setelah disembuhkan Yesus, orang yang kerasukan setan itu membagikan pengalamannya kepada keluarganya dan orang banyak. Ia tahu, ia sembuh karena keajaiban Tuhan Yesus, sehingga ia membagikan keajaiban itu kepada yang lain.

 

Marilah berefleksi dan menemukn keajaiban-keajaiban Tuhan besar kecil dalam hidup kita. Bagikan itu sebagai bentuk syukuran pada Tuhan.


Powered by Blogger.