Istilah perang di
zaman modern ini bukanlah hal baru. Amerika, Inggris, Perancis, Israel,
Palestina, beberapa negara di Afrika, beberapa negara di Asia sering dikaitkan
dengan perang. Memang di negara-negara inilah terjadi peang. Juga,
negara-negara inilah yang terlibat perang.
Rasa-rasanya perang
tidak akan berakhir. Ada yang mengatakan perang merupakan awal dari perdamaian.
Tetapi kok sampai sekarang tidak ada perdamaian itu. Di Indonesia saja terjadi
perang sana-sini. Konflik terjadi di berbagai daerah. Itu juga masuk kategori
perang. Ada yang mengatakan selagi senjata masih diproduksi perang tidak akan
berakhir. Jiak demikian, perang akan tetap ada.
Elok nian jika
perdamaain tercapai setelah berperang. Perang Eropa dan perang Pasifik memang
diakhiri dengan perdamaian. Tetapi, sebelum itu terjadi sudah banyak yang jadi
korban. Nyawa manusia banyak yang lenyap begitu saja termakan senjata pemusnah,
senjata api, senjata modern.
Padahal tanpa perang
pun perdamaian tetap ada. Asal saja ada
kesepakatan antara kelompok yang salah paham. Situasi ini memang mengandaikan
kelompok ini belum berperang. Tetapi jika sudah berperang agak sulit untuk
berdamai. Damai
pun bisa datang setelah korban berjatuhan. Damai datang terlambat. Damai juga
bisa hanya formalitas di atas kertas. Anak cucu nanti masih akan melanjutkan
warisan perang itu.
Lestarikan budaya damai tidak mudah. Apalagi jika damai
bukan menjadi budaya. Pada dasarnya memang damai itu merupakan budaya. Sebab,
manusia lahir di dunia yang aman, dilengkapi hasil bumi yang melimpah dmei
kebutuhan manusia. Hanya saja manusia salah emmanfaatkan semua ini.
Tidak dapat dipungkiri
bahwa manusia serakah. Manusia menghabiskan
smeua kekayaan alam bumi. Lantas, manusia juga yang akan menderita. Manusia
merebut tanah, lahan perminyakan, lahan hasil bumi, dan sebagainya. Dari sini
juga muncul perang berkepanjangan. Israel dan Palestina juga merebut wilayah
yang diklaim sebagai tanah leluhur. Lantas, tak boleh dipindahtangankan.
Namun, nasib orang berbeda. Ada yang lahir di bumi yang
damai, ada juga yang lahir di bumi yang sedang bergejolak. Anak-anak Israel dan
Palestina yang lahir pada zaman ini adalah anak-anak yang lahir di bumi konfli.
Bumi
peperangan. Mereka tidak menikmati bumi yang damai.
Kita
berharap Israel dan Palestina menghentikan aksi perang. Biarlah anak-anak
Israel dan Palestina menikmati kedamaian di bumi ini.
PA,
22/11/2012
GA