Halloween party ideas 2015


Judul Buku: PERJUANGAN DAN PENINDASAN
Penulis: Heri Bongkok
Pengantar oleh Emmanuel Subangun
Penerbit : YLPS Humana, Jl Komojoyo 28 CT X
Tahun terbit: 1995
Kota Terbit: Karangasem, Catur tunggal, Yogyakarta
Jumlah halaman: 140

Buku ini pengalaman seorang anak gemble yang pernah hidup sebagai pemulung, pengemis, anak panti, tukang semir sepatu, pencopet, korban pelecehan seksual

foto: inspirasianakbangsa.com 
Buku ini adalah potret anak jalanan yang hidup di kereta api, angkutan umum, terminal bis, kolong tol, dan tempat umum lainnya. Mereka hidup nomaden, berpindah dari kota ke kota, tempat ke tempat.

Heri, nama penulis buku ini, adalah nama samaran. Tulisan dalam buku ini memang merupakan hasil cerita dari Heri. Dia bercerita dan ada yang menulis ulang.

Tak jelas siapa nama pencerita. Ini tidak penting. Yang jelas dia adalah seorang anak jalanan. Dia diwawancarai atau disuruh menceritakan pengalaman hidupnya, kemudian dituliskan, lalu ditulis ulang sehingga bisa dibaca oleh kalayak umum. Meski demikian, bahasa dalam tulisan ini sebagian besar dipertahankan, tidak banyak yang diubah dalam bahasa/kalimat baku.

Buku ini cocok dibaca oleh peneliti anak jalanan atau juga siapa saja yang mau tahu tentang dunia anak jalanan. Bahasanya mudah,  jumlah halaman sedikit. Bisa dibaca sambil duduk di terminal, stasiun kereta, dan tempat nyaman lainnya.

Saya membaca buku ini dalam dua hari. Cepat dan ringan.

PA, 27/3/13
Gordi

Terkesan dengan Kiprah Ibu Teresa di Kalkuta (2)




Pada bagian ini dikisahkan perjuangan Ibu Teresa pada awal karyanya. Ia keluar dari biara susteran yang lama. Lalu dia memilih satu kain sebagai pakaian barunya. Dia pakai itu. Dan itu akan menjadi pakaian para suster Claris yang dibentuknya. Dia mendirikan kongregasi suster-suster Claris. 

Pada awalnya dia ditolak. Bahkan ketika dia masuk daerah kumuh, dan mengajar anak kecil di situ, ada orang yang menuduhnya menyebarkan ajaran Kristen. Kegiatannya dianggap sebagai kegiatan politik.

Dengan tegas dan pantang menyerah dia menolak tuduhan itu. Banyak warga membantunya. Dia juga menggagalkan penggusuran daerah kumuh di kota itu. Dia berani menghadap dan memohon pada wali kota agar tidak menggusur daerah itu. Dia berhasil.

Dia juga meolak perpindahan yang digagas wali kota. Dia mengajak wali kota untuk masuk dan melihat karyanya. Wali kota kaget. Ada seorang pasien yang menderita luka tetapi bernai bicara. Pasien itu mengatakan kepada wali kota, ingat kata Mahatma Gandhi, bahwa kau harus memikirkan orang-orang miskin dan tak berdaya yang pernah kau lihat!

Sang wali kota terkagum dan keluar ruangan. Dia naik di mobil. Dia dengan gegap gempita mengatakan kepada massa yang mendukungnya. Saya berjanji untuk memindahkan orang-orang ini. Lalu massa bersorak sorai. Asal! Asal kalian kembali ke rumah, membawa istri dan anak,dan menggantikan pekerjaan para suster dan perawat di sini. Semua diam da bubar. Perpindahan pun tidak jadi.

Saya belajar ketegaran dan ketegasan dari Teresa. Kalau benar mengapa harus mundur. Berjalan dengan berani memperjuangkan kehidupan orang melarat. Inilah CINTA yang diwujudkan Ibu Teresa.

Dia mengubah kehidupan orang Kalkuta sejak 1946 di mana banyak orang melarat. Teresa dan orang-orang yang membantunya pergi ke jalan dan mengambil orang-orang yang tidak diperhatikan. Mereka dibawa ke rumah dan dirawat di sana.

Betapa besar CINTA Ibu Teresa. Dia tidak memandang karyanya sebagai karya individual. Hal ini ia ungkapklan ketika menerima penghargaan di Amerika tahun 1997. Dia mempersembahkan hadiah/penghargaan itu untuk orang melarat yang ia bantu.

Terima kasih Ibu Teresa
Engkau menginspirasi banyak orang
Untuk berbuat baik
Untuk memerhatikan orang melarat
Teladanmu patut dikenang
Kami juga kagum dengan kerendahan hatimu
Luar biasa
(Habis)***



Judul: Mother Teresa In The Name of God’s Poor
Produser:
Mengisahkan Calcuta, India 1946


PA, 21/3/13
Gordi


MENJADI TAHANAN 

FOTO: pixabay free

Malang melintang dengan dunia kekerasan
Kalau jago jangan jadi beringas
Kalau kuat jangan menganggap diri paling kuat
Kalau nakal jangan membuat onar

Katanya kamu pemberani
Dan memang kamu punya kebranian
Sayang kamu menggunakannya tidak pada tempatnya
Kamu menghabiskan nyawa manusia

Kamu diamankan di tahanan
Kamu jadi tahanan
Kata polisis di situ lebih aman
Pelaku kejahatan biasanya diselamatkan polisi dan akhirnya sampai di situ

Berarti menjadi tahanan dijamin keselamatan nyawanya donk?
Lazimnya demikian kan polisi pengayom masyarakat
Tetapi bukankah ada juga yang meninggal dalam tahanan?
Ya ada juga, lalu peran polisi di mana?

Kadang-kadang polisi tidak berdaya
Sebab, kekuatan kelompok perampok tak bisa diduga
Kadang lebih kuat dari polisi
Makanya, tahanan belum dijamin 100% aman

Ya di tahahana Sleman-Yogyakarta kasus ini terjadi
Empat tahanan diserbu kelompok preman
Entah preman benaran atau preman terlatih
Yang jelas empat tahanan itu mati diserbu preman

Lalu kru pengaman tahanan bagaimana?
Mereka tak berdaya
Muncul dugaan ini oknum yang mau balas dendam
Ada juga bantahan itu tidak benar

Lalu, gimana donk?
Sulit mencari kebenaran sekarnag ini
Cukup kita buka mata bahwa empat nyawa manusia sudah hilang
Hukum negeri ini kadang-kadang sama sekali tidak ada artinya

*teruntuk keempat tahanan di Sleman

PA, 24/3/13

Gordi
Powered by Blogger.