Halloween party ideas 2015



Cerita Perayaan Minggu Paskah 2013. Tidak unik. Biasa-biasa saja. Tetapi, saya merasakan suasana baru. Suasana Paskah-Kristus Bangkit.

Saya dan teman-teman misa di kapel di rumah. Ada 3 pastor yang memimpin perayaan ekaristi. Kami merayakannya pada pukul 7 pagi. Setelah semalam capek pulang misa dari Gereja Paroki.

Misa pagi ini berlangsung ramai dan lancar. Ramainya karena kami semua berkumpul. Padahal hari Kamis Putih yang lalu, hanya ada 1 pastor. Pagi ini ada 3 pastor. Inilah ramai menurut kami.

Siangnya kami membuat makanan spesial. Bukan sekadar menyebut spesial. Tetapi, karena kami menambah menu khusus dari menu biasa hari Minggu.

Ada juga es krim sebagai tanda pesta. Makanan sederhana. tetapi, bagi kami makanan itu cukup berharga. Karena tidak setiap Minggu kami makan es krim. Saat-saat tertentu saja.

Inilah cerita perayaan Paskah 2013. Singkat, biasa, dan tidak unik. Selamat Paskah.

PA, 6/4/13
Gordi

MENTOR MENULIS

FOTO: sharekliping.blogspot.com

Saya menulis karena ada yang melatih. Itulah yang saya yakini selama ini. Saya bisa menulis di beberapa blog pribadi dan di kompasiana karena ada yang melatih. Latihannya pun berlangsung secara tidak langsung. Jarak jauh. Seperti pembaca dan penulis.

Saya belajar dari tulisan-tulisan para penulis dan wartawan. Salah satunya adalah wartawan senior KOMPAS, Abun Sanda. Tulisannya selalu saya cerna setiap Senin di halaman 17. Tulisannya ringan, berisi, dan menarik.

Hari ini, saya membaca berita mengejutkan tentang pengisi rubrik analisis ekonomi ini. Dia meninggal dunia pada Kamis, 4/4/13. Saya membaca beritanya di KOMPAS, hlm 1 dan 17. Abun sanda Kini Berada dalam Kerahiman Tuhan, begitu judul berita yang ditulis oleh rekan Abun, berinisial PPG di halaman 1.

FOTO: buku.kompas.com


Saya terkejut dan merasa kehilangan. Saya dan Abun Sanda sudah seperti pembaca dan penulis yang punya relasi. Padahal saya mengenalnya lewat tulisan saja. Tulisannya memang menarik bagi saya. Gara-gara tulisannya di kompas ekonomi itu, saya tertarik membaca rubrik analisis di halaman pertama kompas ekonomi itu.

Bermula dari situ, saya terus menunggu tulisannya di KOMPAS. Beberapa tulisan lain juga muncul di rubrik profil pemimpin perusahaan di halaman 20. Ini juga dituturkan PPG dalam tulisan hari ini.

Selain itu, saya juga pernah membaca tulisan putra Makasar kelahiran 9/11/1961 ini di majalah BASIS. Kalau saya tidak salah, tentang penulis novel. Di situ Abun menulis berdasarkan pengalamannya sebagai penyuka dan pembaca novel zaman dulu. saya lupa judul novel dan cerita novel seperti diceritakan dalam BASIS itu.

FOTO: buku.kompas.com


Saya suka membaca tulisannya. Darinya saya belajar menulis ringan dan runut serta menarik. Meski saya belum berhasil menulis seperti dia, saya puas setiap kali membaca tulisannya. Selamat jalan Antonius Abun Sanda. Semoga kedua anak yang ditinggalkan, Yasser Abraham (15) dan Yeremina Abraham Sanda (11) tetap tegar menghadapi kondisi ini.

PA, 5/4/13

Gordi




Malam Paskah tahun ini agak unik. Suasananya unik. Siang harinya, saya memohon pada Tuhan agar cuacanya cerah. Bukan asal mohon. Kalau cerah banyak umat yang datang. Sebaliknya kalau hujan, banyak umat enggan datang. Lebih baik tinggal di rumah dariapda repot ikut misa malam paskah. Meski malam Paskah menjadi kesempatan emas buat kelompok Katolik napas. Natal dan Paskah.

Permohonan saya semula menjadi nyata. Saya ikut misa malam Paskah di Gereja Katolik St Yohanes Rasul, Pringwulung pada pukul 17.00. Suasananya cerah. Banyak umat yang datang. Gereja penuh. Tenda di luar juga penuh. Saya pun senang. Saya tiba lebih dulu di gereja, pukul 16.30.

Sauasana ini berlangsung hingga menjelang acara komuni. Sekitar pukul 20.00. Setelah misa suasana berubah. Hujan lebat turun. Saya pun kaget. Banyak umat seperti saya, kaget.

Kami tidak bisa langsung pulang. Kami lupa membawa mantel. Teman-teman saya yang naik sepeda onthel juga lupa membawa mantel. Hemmm mungkin tepatnya enggan bawa mantel. Gengsi tinggi. Tidak mau repot. Toh suasana sorenya cerah. Tak menyangka kalau akan hujan juga.

Saya menunggu selama 45 menit. Hujan tidak reda juga. Saya duduk di lantai dasar, tempat banyak anak muda duduk-duduk. Hujan tak reda juga. Saya naik ke lantai atas. Di depan gereja banyak umat berkumpul. Menunggu jemputan, menunggu hujan reda, dan sebagainya. Ada yang sekadar cerita juga.

Saya menuju tempat parki motor. Percuma tunggu lama, toh hujannya tak reda juga. Saya ambil motor dan pulang.

Hujan lebat speanjang perjalanan. Menggigil. Untung saja kepala ditutup helm. Tetapi baju dan celana basah. Ini yang bikin dingin.

Ah malam Paskah tahun 2013 ini merepotkan saja. Menjelang kelar misa baru hujan. Saya tidak tahu bagaimana dengan umat yang ikut misa berikutnya pukul 21.00. Mungkin berkurang atau entah tak takut hujan.

Mungkin hujan ini seperti hujan kemarin sore. Tuhan mau menguji umat. Apakah berani menerobos hujan atau ambil enaknya saja, tidur-tiduran di rumah. Bersyukurlah mereka yang punya mobil dan bisa dipakai untuk antar-jemput ke gereja. Saya yang naik motor juga bersyukur. Tuhan mengizinkan saya mengikuti misa dengan senang hati. Sebelum turun hujan. Kalau hujan sebelum misa, mungkin saya tidak ikut misa di paroki. Terima kasih tuhan. Selamat Paskah 2013.

PA, 4/4/13
Gordi

Powered by Blogger.