Halloween party ideas 2015


Pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Belanda sudah usai. Timnas Indonesia kalah dengan skor 0-3. Nilai yang menunjukkan Timnas Belanda memang berkualitas. Dari nilai ini kita tahu Timnas kita tidak seberapa dibanding Timnas Belanda. Memang kualitas kedua tim amat jauh. Belanda dengan beberapa pemainnya yang bermain di klub besar Eropa tentu lebih berbobot ketimbang pemain di Timnas kita. Kita mesti mengakui kita jauh dari Belanda. Tetapi kita mestinya tetap optimistis dengan permainan Timnas kita.

Mereka bermain dengan semangat baru. Beda dengan timnas bentukan sebelumnya yang bermain melawan tim asing. Tim kali ini cukup solid dan pertahannya tangguh. Babak pertama tadi pertahannya terbukti. Kita tidak kejebolan. Hanya di babak kedua tim kita lemah. Komentar dari TV juga menunjukkan titik lemah tim kita. Menurut komentar itu, tim kita mulai tampak menurun stamina pada menit ke 60. Kalau boleh dinilai tim kita kali ini bermain dengan semangat bambu runcing.

Bambu runcing mengingatkan kita akan para pejuang. Mereka yang berjuang mati-matian melawan Belanda yang berperang dengan senjata mesin. Pejuang kita tidak mau kalah. Bambu runcing yang saat itu cukup ampuh terbukti memukul pertahanan pejuang Belanda. Pejuang kita tangguh meski akhirnya kita kalah juga. Kita memang tidak seberapa di hadapan pejuang Belanda. Bambu runcing pun akan terbakar berhadapan dengan senjata mesin para pejuang Belanda.

Pertandingan tadi menunjukkan semangat tim kita. Mereka terus berjuang. Perjaungan mereka membuktikan bahwa timnas kita diisi oleh pemain berbobot. Kita berterima kasih kepada Jackson Tiago yang memilih pemain berkelas untuk membentuk tim kali ini. Mereka bermain dengan usaha keras. kita bisa melihat buktinya. Kita patut berbangga meski akhirnya, seperti pejuang kita dulu, tim kita kalah. Kekalahan ini memang tidak bisa dibantah. Tetapi kita bangga meski kalah. Kita bangga karena tim kita tampak berjuang. Kekalahan itu bukan hal yang ditangisi. Kekalahan itu wajar apalagi tim kita berhadapan dengan tim berbobot.

Setajam apa pun bambu runcing, pasti dia akan terbakar kalau dibakar api. Bambu yang kita gunakan memang bisa menembus perut manusia saat berperang. Tetapi, bambu yang basah itu tetap bisa terbakar dan tak berdaya jika kena api senjata mesin. Bambu runcing ini kiranya kita lihat dalam perjuangan timnas kita tadi. Mereka berjuang keras meski akhirnya takluk di hadapan timnas Belanda. Kita kalah tetapi kita mesi bangga. Pemain-pemain kita sudah berjaung dan tampak solid.

PA, 7/6/13
Gordi



Menjadi janda adalah hal yang menyakitkan. Hampir sebagian besar ibu hampirpasti menolak jika ditawari mau menjanda. Janda itu banyak aibnya. Sedikit saja buat salah, kabar anginnya besar dan tersebar. Janda juga tak luput dari gosip. Gosip ini yang kadang menambah beban seorang janda.

Meski hampir semua ibu menolak, ada beberapa ibu yang memilih untuk hidup emnjanda. Bagi mereka, kehidupan seorang janda lebih baik daripada berkeluarga. Berkeluarga menjadi beban bagi mereka. Dalam keluarga mereka malah menderita akibat ulah suami. Dalam perkawinan Katolik, tidak ada kata cerai, tetapi bila keadaan menyulitkan, beberapa ibu memilih pisah ranjang. Beberapa lagi, melampaui aturan, memilih menjanda.

Ada janda yang memang menjadi janda karena keadaan. Suami tercinta telah pergi selamanya. Menjanda seperti ini justru menjadi ksempatan untuk berjuang. Menghidupi anak-anak sampai mereka dewasa dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Tidak ada pilihan lain selain mengasuh buah hati.

Menjadi janda secara ekonomi tidak menguntungkan. Hanya sebagian kecil, janda yang sukses. Sebagian besar hidup pas-pasan saja. Dengan ini kiranya mereka membutuhkan bantuan keluarga lain. Atau kalau tidak, mereka malah pasrah pada Tuhan. Kehidupan seperti ini memudahkan orang untuk pasrah pada kehendak Tuhan.

Hari ini, Sabtu, 8/6/13, bacaan liturgi Gereja Katolik berkisah tentang janda miskin yang memberi persembahan. Janda ini sudah jelas statusnya yakni orang miskin. Miskin harta tentunya. Dia miskin tetapi dia mampu menyumbangkan persembahan. Ia memberi dari apa yang ada padanya. Persembahan di sini ternyata menjadi berharga bukan karena nominal uangnya tetapi dari kesungguhan pemberiannya.

Selain janda, ada juga orang kaya yang tentu memberi lebih besar dari janda ini. Tetapi, Yesus justru melihat pemberian terbesar adalah dari janda. Janda memberi seluruh kepunyaannya sedangkan orang kaya memberi sebagian dari kepunyaannya. Jadilah, janda ini miskin tetapi kaya.

Janda miskin adalah simbol hidup ideal manusia. Manusia memiliki harta tetapi tak sedikit yang, maaf pelit, jika diminta menyumbang. Manusia ingin memiliki, ingin memperoleh, tetapi enggan memberi. Sifat memberi membuat manusia merasa bebas. Sedangkan sifat mengharapkan pemberian membuat manusia selalu ingin memperoleh. Kiranya semua setuju dengan persembahan si janda miskin ini.

PA, 8/6/13
Gordi



Bicara soal hati tidak mudah. Hati tidak mudah diselami. Hati dari segi kesehatan juga menjadi hal rumit. Kalau hati kena penyakit, sulit mengobatinya.

Hati adalah penampung penyakit. Jika hati diserang penyakit, tak ada jalan lain, kecuali membuangnya. Hati pun harus diganti. Ini yang bisa dilakukan manusia. Demikian juga jika hati kena darah kotor, hati menjadi sarang penyakit. Maka, manusia hanya bisa mencuci darah.

Hati juga sulit diselami jika sakit dari segi psikologis. Sakit hati adalah penyakit emosional yang berkaitan dengan psikologi manusia. Kalau sakit hati, rasa-rasanya hidup tak berarti lagi. Bagaimana dengan hati kita, masihkah menjadi sumber kebahagiaan kita?

Hari ini Gereja Katolik merayakan pesta Hati Kudus Yesus. Hati Yesus kiranya kita tahu. Ditusuk pedang sampai berdarah. Hati Yesus adalah hati yang terluka. Bukan hati yang sehat. Tetapi hati Yesus juga sumber kebahagiaan. Banyak pengikut Yesus berdoa memohon agar hati-Nya diisi dengan hati Yesus.

Hati Yesus memang sumber bahagia. Meski luka, hati itu adalah pancaran kasih. Darinya, Yesus justru mengajarkan pada manusia untuk berbuat kasih. Kasih sampai terluka. Yesus mengajak manusia untuk berani berjalan. Dari kekelaman menuju terang. Ini tidak mudah karena hati manusia penuh dengan hal yang manusiawi. Karena penuhnya, tak ada lagi tempat dalam hati manusia untuk menampung hati Yesus.

Yesus memang bijaksana dan baik hati. Ia tahu, hati manusia penuh nafsu duniawi, serakah, dosa, namun Ia masih bisa menerima manusia dan mengajak manusia untuk bersatu dengan-Nya. Yesus ingin agar hati-Nya menyatu dengan hati manusia. Dengan itu, segala beban diringankan, segala nafsu duniawi dibersihkan. Kelak, manusia akan mendapat hati bersih penuh kasih seperti hati Yesus.

Selamat merayakan pesta Hati Kudus Yesus. Hati yang penuh KASIH.

PA, 7/6/13
Gordi
Powered by Blogger.