Halloween party ideas 2015

Sejak kemarin, kanal fiksi di kompasiana macet. Kadang-kadang bisa muncul tulisan. Tetapi sebagian besarnya macet. Saya kira hanya saya yang mengalami ini. Ternyata ada juga beberapa teman yang mengalami hal itu.

Kalau ini terus terjadi, sayang sekali. Para penyair di kompasiana bisa kewalahan. Semangat menulis mereka boleh jadi kendor. Tetapi saya yakin hal ini tidak membawa pengaruh besar dalam menghasilkan karya-karya populer mereka.

Saya mencoba menulis beberapa puisi pendek. Hanya beberapa karena saya memang belum terlalu bisa menulis puisi. Apalagi cerpen. Tetapi saya mencoba menikmati karya kompasioner yang juga penyair.

Semoga kanal fiksi ini bisa kembali normal. Saya yakin pengelola kompasiana sudah menyiapkan trik jitu untuk mengembalikan kanal ini. Jangan patah semangat dalam menulis karya sastra.

Saya sudah mengalihkan tulisan yang berbau sastra ke kanal catatan harian. Tujuannya sederhana. Supaya langsung bisa dibaca. Awalnya saya memasukkan di kanal fiksi. Tetapi, ternyata macet ketika mencoba membukanya. Saya alihkan saja ke kanal catatan harian.
—————-
Obrolan pagi…
Selamat bekerja buat pembaca sekalian

PA, 10/10/12
Gordi Afri

*Dimuat di blog kompasiana pada 10/10/2012 dengan judul Kanal Fiksi Kompasiana sedang Eror

TENTANG MANUSIA YANG SUPER SIBUK
gambar dari paling-seru.blogspot.com
Saya bukan orang sibuk tetapi kadang-kadang saya sibuk.

Kesibukan menjadi rutinitas warga modern. Gara-gara sibuk, tak ada lagi waktu untuk bersama yang lain. Anak bukan lagi teman permainan. Suami dan istri bukan lagi teman curhat. Bayangkan jika hanya sekali seminggu berkumpul bersama. Hari-harinya dilalui dengan kesibukan.

Manusia modern dikepung irama sibuk. Apakah dengan kesibukan kita menjadi manusia yang sebnarnya? Belum tentu. Menjadi orang sibuk belum tentu menyejahterakan kehidupan keluarga.

Kesibukan yang berlebihan justru memiskinkan aktualisasi diri. Kita bekerja untuk menghidupi diri dan keluarga. Kita bekerja bukan untuk menyengsarakan diri, membuat diri kita begitu menderita. Bekerja menuntut penderitaan itu wajar. Tetapi jangan bekerja sampai menderita selamanya.

Cukuplah bekerja untuk menghidupi diri dan keluarga. Di luar itu kita dibudak oleh pekerjaan. Untuk apa cari lebih kalau kita sebanrnya sudah dapat menghidupi diri dan keluarga?

Kesibukan kadang-kadang menjadi bentuk pelarian dari sebuah persoalan. Padahal persoalan tetap ada meski kita sibuk sana-sini. Wah…ini jadi pengamat kessibukan. Bukan. Saya hanya mengobrol tentang kesibukan saja.

Kasihan dengan orang sibuk yang sampai-sampai bertemu kelaurga besarnya saja susahnya minta ampun. Saya yakin membatalkan kesibukan untuk bertemu keluarga besar tidak mengurangi aktualisasi kita sebagai manusia.

Manusia bukanlah kesibukan. Kesibukan hanyalah sebagian dari kepribadian manusia. Manusia juga butuh rekreasi, olahraga, olahpikir, olahbatin, perlu sosialisasi, dan sebagainya. Jadi, untuk apa kita menghabiskan sebagian besar dari waktu kita untuk sibuk?

Pangkas kesibukan yang tidak perlu. Sibuklah hanya untuk keperluan yang relevan dan berguna.

———————
Obrolan pagi

PA, 12/10/2012
Gordi Afri

Banyak yang mengeluh karena kompasiana macet. Blog keroyokan ini sudah menjadi candu bagi banyak penulis blog. Gara-gara macet beberapa hari saja sudah banyak keluhan. Keluhan itu sebaiknya tetap diabadikan dalam bentuk tulisan. Seperti sudah dianjurkan, teruslah menulis. Simpanlah tulisan itu dalam komputer Anda. Ketika tiba saatnya tulisan itu diposting di kompasiana. Kalau demikian kan tidak perlu pusing tujuh keliling.

Kompasiana memang belum pulih. Kali ini ia mesti diberi perawatan yang cukup. Kelak hasilnya nanti bisa sembuh, sehat, sehingga kompasioner yang mengeluh bisa tersenyum lebar. Kompasiana cepatlah sembuh. Banyak penulis-kompasioner merindukanmu.

————–
Obrolan sore

PA, 17/10/2012
Gordi Afri

Powered by Blogger.