Halloween party ideas 2015

Segala sesuatu ada hikmahnya. Sejelek apa pun tindakan bahkan yang merugikan sesama tetap berhikmah. Bisa saja hikmahnya sederhana saja. Dari tindakan jelek yang kamu lakukan, perbaikilah tindakanmu agar tidak jatuh dalam kejelekan lagi. Demikian juga dengan judul tulisan ini. Boleh saja menafsir, emang ada hikmahnya setelah hukuman mati itu dijatuhkan? Emang membunuh manusia itu baik? Emang kamu berhak mencabut nyawa manusia yang dalam pandangan berbagai keyakinan hanya Tuhan yang berhak mencabutnya? Indahnya berargumentasi itu seperti ini.



Hukuman mati yang dilakukan Indonesia rupanya membuat dunia gempar. Segempar guncangan gempa di Nepal. Indonesia menjadi terkenal seketika. Indonesia memang sudah terkenal dari dulu. Bahkan, akhir-akhir ini lebih terkenal juga karena di mata pengamat ekonomi internasional, Indonesia patut diacung jempol. Pertumbuhan ekonominya bagus. Meski pengamat ini sebenarnya bisa keliru. Coba kamu mengamati di Indonesia, di sana akan lain. Di sana memang ada orang kaya tetapi ada juga yang miskin. Jadi, kalau pertumbuhan ekonominya bagus, tidak berarti bagus untuk seluruh Indonesia. Bagusnya itu ya di lingkaran emas ekonomi Indonesia. Tentu di Jakarta.

Indonesia juga terkenal karena orang kayanya sudah mulai tampil di kancah perdagangan internasional. Lihat klub terkenal Italia, Intermilan, mayoritas sahamnya milik orang Indonesia. Belum hitung di tempat lain. Indonesia dalam hal ini tidak bisa dianggap negara berpenghasilan rendah. Semua ini membuat warga Indonesia bangga akan bangsanya. Lebih bangga lagi ketika orang asing melihat orang Indonesia bukan sebagai penduduk kelas bawah alias penduduk tak berpenghasilan.

Indonesia lebih terkenal lagi setelah hukuman mati ini benar-benar dilakukan. Dan, lebih heboh ketika korbannya adalah orang asing. Mungkin kalau hanya orang Indonesia sendiri, hebohnya tidak seperti ini. kehebohan yang tentu saja di satu sisi menjadi keanehan. Seperti orang sendiri berkomentar, kalau orang Indonesia di luar negeri dihukum mati, tidak ada protes dari pihak internasional. Ini berarti pihak internasional yang berprotes itu rupanya hanya ingat dirinya sendiri saja. Ibarat bisnis, kalau mulai rugi baru bilang, saya bangkrut. Kalau banyak untung, hanya dibilang, cukup.

Beberapa teman orang asing juga bertanya pada saya. Mengapa Indonesia begitu menghukum mereka. Saya sudah paparkan situasi Indonesia saat ini. lalu, ada yang menambah, Indonesia rupanya tidak main-main dengan ini (kasus narkoba). Memang, Indonesia tidak main-main dengan hal ini. Indonesia tegas dengan hal ini, seperti tampak dalam keputusan Jokowi. Lepas dari pro dan kontranya keputusan ini, Jokowi menampilkan pemimpin yang tegas. Sekali jawab A tetap A. Rasa-rasanya tidak banyak pemimpin Indonesia seperti ini. Jokowi dalam hal ini seperti Soekarno. Jawaban Jokowi, pihak internasional harus menghormati hukum di Indonesia. Presiden sebelum Jokowi kiranya jarang yang membuat keputusan setegas ini khususnya dalam kasus narkoba. Pengamat media yang kritis bisa mengajukan pertanyaan, ke mana saja pemimpin sebelumnya yang tidak tegas dengan kasus narkoba seperti ini?

Bukan berarti pemimpin sebelumnya tidak bertindak tegas. Sudah banyak yang ditangkap dan dimasukkan ke penjara. Sayang seperti diiming-iming dengan uang, korban ini pun bisa dilepaskan lagi. Pengajuan pembebasannya diterima. Jadilah, dia berpesta lagi dengan udara kebebasannya. Dalam hal ini, hukum seperti main-main saja. Karena main-main, hukum menjadi barang mainan yang bisa dibeli dengan uang.
Hukuman mati yang dibuat Indonesia ini membuat banyak orang berdiskusi. Di dunia maya, ramai diperbincangkan. Dari pro sampai kontra. Saya tidak membahas pro dan kontranya. Saya lebih tertarik dengan proses berargumennya. Ada yang pro dengan berbagai alasan. Ada pula yang kontra dengan berbagai alasan. Dan, bukan saja antara sesama orang Indonesia saja. Bahkan, orang di luar Indonesia juga. Bukan saja pemimpin Australia yang dekat dengan Indonesia. Pemimpin Prancis dan Inggris juga siap-siap strategi. Ramai-ramai berargumen. Semoga Indonesia terutama Jokowi sebagai pemimpin tetap tegas menghadapi semua ini.

Teman saya mengatakan kalian tidak berani membunuh tahanan Prancis karena Prancis sudah mengancam. Prancis melalui media-medianya memang memberi semacam sinyal kepada Indonesia. Bahasa halusnya ada konsekuensinya jika Indonesia membunuh warga Prancis ini. Saya setuju tentu ada konsekuensinya. Tetapi, saya jawab, kamu pikir Indonesia gentar dengan ancaman itu? Kalau memang warga Prancis itu betul-betul bersalah dan sudah dijatuhi hukuman mati, Indonesia akan membunuhnya.

Dia lalu diam dan mencari argumen lain. Kalau warga Amerika, pasti kalian tidak bunuh. Untuk menyenangkannya, saya jawab, warga Amerika kami lepaskan saja, tetapi kami akan membunuh warga negaramu (nama negaranya tidak perlu ditulis) yang membawa narkoba ke Indonesia.

Hukuman mati ini tidak saja menggetarkan dunia. Tetapi, juga membuat banyak orang berdiskusi dan berargumen, bahkan berdebat panjang.

Salam akhir bulan.

PRM, 30/4/15
Gordi

dua terpidana "Bali Nine"
Selamat jalan para terpidana
Hanya ucapan yang kusampaikan
Hidup kalian berakhir sudah
Tak ada lagi harapan

Harapan hidup memang sudah tipis
Sejak pengambil keputusan menyatakan YA
YA untuk dihukum mati
Lalu YA juga untuk segera dieksekusi

Hidup kalian tak seperti yang kalian inginkan
Kalian ingin hidup senang
Atau senang-senang
Atau kalian ingin hidup lama-lama

Kadang-kadang kesenangan kalian justru menyedihkan yang lain
Maksudnya membuat yang lain menderita
Kalian bersenang-senang di atas penderitaan orang lain
Maka, kalian dengan sengaja mengonsumsi obat yang terlarang itu

Ini tentu saja merugikan yang lain
Lebih rugi lagi karena beberapa di antara kalian justru menjerumuskan yang lain
Ada yang jadi korban
Masuk jurusan yang salah

Dari tak bersalah jadi salah
Dari tak berdosa jadi korban dosa
Itu dia, Ibu dua anak dari Filipina
Dia dirumuskan pihak pengedar narkoba

Kalian rupanya tidak puas masuk jurusan yang salah
Malah menjerumuskan pihak lain ke dunia kalian
Kalian ingin bersenang-senang dengan obat yang menguasai kalian itu
Alhasil kesenangan itu hanya sesaat saja

Kesenangan itu mesti diakhiri
Dan memang justru pengambil keputusanlah yang mengakhiri hidup kalian
Beruntung pengambil keputusan masih terkendali

Mengendali dengan teliti sebelum memutuskan
Dan, hasilnya sudah tampak
Marry Jane ditunda dihukum mati
Entah nanti bagaimana hasil akhir penyelidikannya
Untuk sementara dia diberi kesempatan untuk bersaksi

Hidup kalian amat berharga
Seperti hidup kami, saudara dan saudari kalian
Kuhargai hidup kalian
Dan, ku tak mau mengakhiri hidup kalian dengan cara sekejam ini
Sayang aku hanya bisa meratap

Selamat jalan terpidana

PRM, 29/4/15
Gordi


gambar dari internet
Gempa Nepal menjadi berita hangat di seluruh dunia. Dunia seolah-olah satu hati karena gempa ini. Berbagai peristiwa memang menghiasi media masa internasional hari-hari ini. Namun, dua hari terakhir, gempa Nepal menjadi topik teratas.

Gempa Nepal memang memakan korban. Ratusan orang meninggal. Belum yang menderita, hilang begitu saja, menunggu pertolongan, dan masih terjepit benda berat. Jumlah ini besar. Manusia seolah-olah tak berarti di hadapan musibah alam seperti ini.

Banyak yang berteriak histeris, menangis, takut, dan sedih. Semua karena gempa. Teriakan penyesalan, teriakan stress, teriakan tanda kecewa. Sedih karena kehilangan sahabat, teman, keluarga. Takut karena terjadi gempa lagi, takut ditimpa reruntuhan, takut masuk jurang, masuk lubang menganga. Dalam keadaan gempa seperti ini, semua serba tak tentu. Memang demikianlah adanya.

Gempa Nepal ini seperti gempa Yogyakarta tahun 2006 yang lalu. Saya membayangkan penderitaan rakyat Nepal dan negara sekitar yang jadi korban. Teringat Yogya kala itu. Menjadi calon korban saat itu. Untunglah selamat. Dari calon korban jadi relawan. Semua berangkat dari suasana tak tentu. Menjadi relawan saat itu menjadi kilas balik. Menentukan sikap yang tepat di saat yang tidak tentu. Maka, dari ring road utara ke Bantul dan Ganjuran. Dari Gunung Kidul ke Imogiri. Dari Godean ke ring road selatan.

Gempa Nepal bukan saja jadi topik hangat media. Gempa ini membuka mata dunia. Dunia sepertinya diundang untuk berbuat sesuatu terhadap sesama. Gempa Nepal mengajak penghuni planet bumi untuk bersatu. Tidak ada persaingan. Tidak ada peperangan. Tidak ada saling tuduh.

Gempa ini mengajak untuk saling bantu. Saling berbagi. Tidak egois. Tidak saling angkat senjata. Tidak saling menguji kekuatan bom. Tidak. Gempa Nepal mengajak dunia bersatu. Dunia seakan-akan tidak berarti di hadapan kekuatan alam. Memang dunia hanya mampu bergerak setelah alam bergejolak. Gejolak alam selalu lebih besar dari kekuatan manusia. Maka, mari kita bantu rakyat Nepal dengan cara kita masing-masing.

Dunia yang akhir-akhir ini seperti tutup mata, kini bangun. Memang saatnya untuk bangun dari tidur. Saatnya untuk berangkat ke Nepal, membantu rakyat Nepal. Jadi ingat Jepang. Bangsa yang gigih membantu korban gempa. Bukan saja ketika negerinya jadi korban. Dia bergegas kala bangsa lain jadi korban. Jepang, Nepal, Asia, bersatu.

Salam salut untuk para relawan.

Turut berduka untuk keluarga para korban.

PRM, 26/4/15
Gordi


Powered by Blogger.