Halloween party ideas 2015

foto oleh niken s
Perbedaan warna kulit kadang-kadang menjadi isu hangat di masyarakat. Kulitku hitam kulitmu putih. Kamu hitam, jelek, kasar, tidak cakep. Aku putih, manis, cakep, mulus. Kamu hitam, kamu bodoh, kamu kampungan. Aku manis, aku pintar, aku anak kota.

Demikian beberapa komentar yang seirng terdengar untuk menjauhkan jarak antara kelompok hitam dan kelompok putih. Rasial. Menjauhkan manusia yang memang beragam warna kulitnya. Gara-gara penggolongan semacam ini, cantik dan ganteng pun dikaitkan dengan kulit putih. Sedangkan lawan dari keduanya dikaitkan dengan kulit hitam.

Kalau mau netral kedua kata sifat itu sebaiknya kembali ke habitat arti aslinya. Cantik hanya untuk kelompok Hawa. Ganteng hanya untuk kelompok Adam. Jika demikian, persoalan selesai. Mau hitam, putih, cokelat, asal dia Adam maka dia ganteng. Demikain juga kelompok Hawa, tak peduli kulitnya berwarna apa, dia adalah kelompok cantik.

Pemahaman seperti ini jarang ditemui dalam kepala masyarakat. Hanya segelintir yang memiliki pandangan seperti ini. Mereka inilah yang pandangannya netral. Tak membedakan hitam-putih. Memang demikianlah realitas manusia. Sama-sama manusia tetapi memiliki beragam warna kulit.

Sebagian besar kepala kita diisi pandangan hitam-jelek dan putih-ganteng/cantik. Televisi yang merajai media sosial dan punya pengaruh besar pun mewartakan cakep itu seperti putih. Hitam tidak atau jarang dimasukan ke kelompok putih. Dunia iklan khususnya yang berkaitan dengan pernak-pernik kecantikan didominasi warna Putih.

Apakah kami yang hitam ini jelek, bodoh, kampungan dan kalian yang putih itu cakep, baik, pintar, dan tidak kolot? Boleh jadi demikian menurut persepsi umum. Tetapi realitasnya berkata lain. Ada kelompok hitam yang pintar, cakep, dan baik hati. Ada juga kelompok hitam yang memang bodoh dan jelek. Dia jelek bukan karena kulitnya hitam tetapi akrena label orang kepadanya. Demikian juga kelompok putih yang pintar dan bodoh. Tidak semuanya cakep dan baik hati.

Saya hitam lalu kamu mau apa? Saya putih lalu kamu mau apa? Kamu bilang saya jelek. Itu penilaianmu. Saya tetap baik, cakep, dan pintar. Silakan kamu berpikir saya ini hitam dan bodoh. Tetapi realitasnya saya ini hitam dan pintar. Bukan warna kulit yang membuat saya pintar tetapi ketekunan.

berhentilah menilai sesama dari warna kulitnya. Juga menilai kepintaran dari warna kulitnya. Penilaian ini semakin menjauhkan saudari/a kita yang dekat dengan kita. Bersiaplah hidup dalam perbedaan sebab perbedaan itu indah. Perbedaan itu kaya. Dalam keragaman kita melihat, merasakan, banyak hal. Kalau kita ini sama, putih semua, apa yang terjadi jika suatu saat ada yang hitam? Apakah kita menghina dia sementara dia lahir dari keluarga kita? Bersiaplah untuk menerima perbedaan.

Kulitku hitam, kulitmu manis. Kita sama. Kamu bilang aku jelek, biarin. Aku juga bilang, kamu jelek. Bukan karena mukamu jelek tetapi karena sikapmu jelek. Hitam-Putih kulit kita. Indah sekali jika duduk bersama memantulkan dua warna yang bersahabat.

PA, 11/9/2012
Gordi Afri

Post a Comment

Powered by Blogger.