Halloween party ideas 2015

foto oleh Wiwin Adinata Marpaung
Akun kloning. Istilah yang sudah lama saya dengar. Tetapi sebenarnya saya tidak terlalu tahu seluk beluk akun kloning ini. Memang saya tidak mau tahu juga. Cukup tahu saja, akun kloning ini bukanlah akun asli. Boleh jadi itu adalah akun yang ke sekian dari satu pemilik.
Dengan informasi itu, saya merasa cukup. Toh, saya tidak peduli dengan akun semacam ini. Saya juga belum pernah, selama ini, berinteraksi dengan akun kloning. NAmun, semalam, saya dapat informasi tentang akun kloning. Seorang kompasioner mengabarkan bahwa ada akun kloning dalam tulisan saya. Dia mengomentari tulisan saya panjang lebar.

Tulisan saya 2 hari yang lalu diramaikan dengan beragam komentar. Sampai saat ini, ada 127 komentar yang ditulis. Sumbangan terbanyak adalah dari akun kloning itu. Dan juga saya sebagai penanggapnya. Saya tidak menyebut dia akun kloning. Tetapi seorang kompasioner yang berbaik hati mencoba meneliti, menyelidiki akunnya. Akun itu dibuat kemarin dan belum ada tulisan artikel. Yang ada hanya komentar dan jumlah komentar itu pas dengan jumlah komentarnya di tulisan saya. Ini hasil penelitian dari seorang kompasioner yang berbaik hati kepada saya. Dia rela meluangkan waktu untuk menyelidiki akun misterius itu.

Inilah profil akun itu. Namanya  Lestari Indah. Boleh jadi namanya sebentar lagi diganti lagi. Ada satu komentator lagi yang ikut berkomentar pada tulisan saya itu. Sempat terjadi diskusi panjang sekaligus debat juga. Tetapi dia akhirnya berhenti berkomentar. Sempat ganti nama profil beberapa saat setelah berdebat via komentar. Tetapi, hari ini, nama profil aslinya sudah muncul lagi. Hanya saja foto profilnya langsung diganti sejak kemarin itu.
Akun kloning ini juga lama berdebat dengan saya. Ciri khasnya adalah tidak mau kalah. Dia melontarkan komentar tetapi komentar lepas, tidak menjelaskan secara runut dan detail. Dia juga dengan percaya diri memamerkan profesinya sebagai guru bahasa Indonesia. Namun, sebelumnya dia ccenderung memarekan diri sebagai seorang dokter atau tenaga medis. Dia membela profesi dokter tetapi pada saat yang sama dia juga memamerkan profesi sebagai guru bahasa Indonesia.

Ketika beradu argumen, dia tidak bisa menjawab pertanyaan saya. Tetapi dia tangkas menjawab berulang kali, saya sudah menjelaskan semuanya itu. Saya pun sudah mulai bosan berdebat karena dia tampak seperti petinju yang bertahan bukan karena menampung kekuatan tetapi karena kehabisan tenaga.

Saya cenderung setuju dengan hasikl penelitian seorang kompasioner tadi. Itu adalah akun kloning. Akun yang dibuat untuk menyerang orang lain dengan kata-kata yang kurang bahkan tidak sopan. Alur bicaranya tidak jelas.

Jadi, ternyata akun kloning ini masih berkeliaran di kompasiana ini. dugaan sementara akun kloning ini adalah tidak ada tulisan, banyak komentar. Memang ada akun asli yang hanya berkomentar saja. Tetapi tetap perlu diwaspadai jika tidak ada tulisan. Mesti hati-hati jika ada komentator tulisan kita yang tidak pernah menulis tetapi banyak komentar. Tidak semua akun yang tidak ada tulisan disebut kloning. Tetapi beberapa akun semacam ini perlu diwaspadai. Sebelum kita terjebak dalam debat tak berguna dengan orang-orang semacam ini, lebih baik kita bersabar dan berwaspada.

PA, 10/9/2012
Gordi Afri

Post a Comment

Powered by Blogger.