Halloween party ideas 2015

foto oleh The Spice Journey
Yogyakarta masih pagi. Mentari belum panas. Aktivitas warga ramai. Jalanan sudah ramai dengan sepeda motor dan mobil. Warga yang lain sudah mulai sibuk dengan aktivitas di kantor. 

Saya keluar dari kantor pos pusat dan berbincang-bincang dengan tukang parkir. Saya kan orang baru di kota istimewa ini sehingga banyak hal yang harus dipertanyakan. Dengan tukang parkir ini saya menanyakan rute perjalanan. Dari kantor pos ke arah ring road utara. Sambil mencukur jenggotnya dia menjelaskan rute yang paling mudah. Memang dia tidak menyebut nama tempat yang dilalui. Dia hanya mengatakan lurus, berhenti di lampu merah, belok kiri/kanan. Penjelasan seperti ini mengandaikan bahwa lawan bicara sudah mengetahui letak tempat yang disebutkan.

Saya pun diam dan menyimak penjelasannya. Karena semangatnya dia pun melepaskan alat cukurnya dan melengkapi penjelasannya dengan gerakan tangan. Tangannya menunjuk ke kiri, kanan, ke depan. Gerakannya lincah sesuai dengan penjelasannya.

Setelahnya saya memberi dia uang parkir Rp 2000. Dia mengangkat gardus yang daritadi dijemur di atas sepeda motor saya. Gardus ini berfungsi untuk menghalang sinar matahari. Memang panasnya mentari tetap terasa termasuk di jok motor. Tetapi dengan gardus itu jok motor jadi awet karena terlindung dari cahaya.

Saya menghidupkan sepeda motor lalu siap jalan. Tiba-tiba dia memukul pundak saya dan mengembalikan uang seribuan.

“Ini mas kembaliannya..”
“Wah seribu ya pak…Kirain dua ribu seperti mobil.”
“Kalau sepeda motor seribu…mobil dua ribu.”
“Karena kemarin kami pakai mobil dan diberi kertas bukti tanda parkir yang bertuliskan dua ribu rupiah.”

Dia lalu meniup peluitnya. Saya menunduk seraya berpamitan kepadanya. Dia juga membalasnya dengan anggukan. Terima kasih pak..

Orang kecil seperti ini mengajarkan pelajaran yang besar pengaruhnya. Apa sih untungnya mengambil jatah sebesar seribuan? Kalau pun setiap hari dia memasang harga dua ribu untuk parkiran sepeda motor, dia toh tidak mendapat untung banyak. Bandingkan dengan para koruptor kita yang meraup untung besar dalam sekejap.

Uang seribu bisa tergoda untung meraihnya. Uang seribu kalau dikumpul lama-lama jadi besar nominalnya. Tetapi tukang parkir ini tidak mengambilnya. Meski untuk itu mudah sekali. Kalau sehari dia mematok harga parkiran dua ribuan dan dia melayani 100 sepeda motor maka dia mendapat untung 100 ribuan dalam sehari. Tambah dengan uang parkiran yang harga normalnya seribu untuk satu sepeda motor. Mudahkan??? Gampang saja kalau mau kan tidak kentara. Tetapi dia tidak mau….

Terima kasih untuk kejujurannya pak… Kebiasaan jujur memang mesti mulai dari hal kecil..lama-lama menjadi kebiasaan yang kuat yang tidak mudah tergoda ketika ada tawaran menggiurkan.

PA, 1/8/2012
Gordi Afri



Post a Comment

Powered by Blogger.