foto oleh The Spice Journey |
Saya keluar dari
kantor pos pusat dan berbincang-bincang dengan tukang parkir. Saya kan orang
baru di kota istimewa ini sehingga banyak hal yang harus dipertanyakan. Dengan
tukang parkir ini saya menanyakan rute perjalanan. Dari kantor pos ke arah ring
road utara. Sambil mencukur jenggotnya dia menjelaskan rute yang paling mudah.
Memang dia tidak menyebut nama tempat yang dilalui. Dia hanya mengatakan
lurus, berhenti di lampu merah, belok kiri/kanan. Penjelasan seperti ini
mengandaikan bahwa lawan bicara sudah mengetahui letak tempat yang disebutkan.
Saya pun diam dan menyimak penjelasannya.
Karena semangatnya dia pun melepaskan alat cukurnya dan melengkapi
penjelasannya dengan gerakan tangan. Tangannya menunjuk ke kiri, kanan, ke
depan. Gerakannya lincah sesuai dengan penjelasannya.
Setelahnya saya
memberi dia uang parkir Rp 2000. Dia mengangkat gardus yang daritadi
dijemur di atas sepeda motor saya. Gardus ini berfungsi untuk menghalang sinar
matahari. Memang panasnya mentari tetap terasa termasuk di jok motor. Tetapi dengan
gardus itu jok motor jadi awet karena terlindung dari cahaya.
Saya menghidupkan sepeda motor lalu siap
jalan. Tiba-tiba dia memukul pundak saya dan mengembalikan uang seribuan.
“Ini mas kembaliannya..”
“Wah seribu ya pak…Kirain dua ribu seperti
mobil.”
“Kalau sepeda motor seribu…mobil dua
ribu.”
“Karena kemarin kami pakai mobil dan
diberi kertas bukti tanda parkir yang bertuliskan dua ribu rupiah.”
Dia lalu meniup peluitnya. Saya menunduk
seraya berpamitan kepadanya. Dia juga membalasnya dengan anggukan. Terima kasih
pak..
Orang kecil seperti ini mengajarkan
pelajaran yang besar pengaruhnya. Apa sih untungnya mengambil jatah sebesar
seribuan? Kalau pun setiap hari dia memasang harga dua ribu untuk parkiran
sepeda motor, dia toh tidak mendapat untung banyak. Bandingkan dengan para koruptor kita yang meraup untung besar dalam
sekejap.
Uang seribu bisa tergoda untung meraihnya.
Uang seribu kalau dikumpul lama-lama jadi besar nominalnya. Tetapi tukang
parkir ini tidak mengambilnya. Meski untuk itu mudah sekali. Kalau sehari dia
mematok harga parkiran dua ribuan dan dia melayani 100 sepeda motor maka dia
mendapat untung 100 ribuan dalam sehari. Tambah dengan uang parkiran yang harga normalnya seribu untuk satu sepeda
motor. Mudahkan??? Gampang saja kalau mau kan tidak kentara. Tetapi dia tidak
mau….
Terima kasih untuk
kejujurannya pak… Kebiasaan jujur memang mesti mulai dari hal kecil..lama-lama
menjadi kebiasaan yang kuat yang tidak mudah tergoda ketika ada tawaran
menggiurkan.
PA, 1/8/2012
Gordi Afri
*Dimuat
di blog kompaiana pada 1/8/12
Post a Comment