foto oleh Utie 17 |
Terjadilah
demikian, seperti yang diwartakan teman saya ini. Jalanan sepi. Kendaraan yang
lewat tidak seperti biasanya. Sepeda motor bisa dihitung dengan jari apalagi mobil.
Jalanan pun jadi lancar. Hanya sesekali mengurangi kecepatan terutama di daerah
yang ramai, dekat warung makan, dekat pusat belanja, dekat pasar, dan
sebagainya.
Sore tadi, kami melewati jalan Kaliurang.
Keluar dari rumah pukul 17.20. Jalan ini biasanya ramai kalau sore hari. Ada
yang pergi ke arah tempat wisata Kaliurang dan sekitarnya, puncaknya
Yogyakarta. Ada juga yang melaju dari arah sebaliknya. Belum lagi banyaknya
pusat belanja di sekitar kawasan ini membuat laju kendaraan kadang-kadang harus
berkurang.
Sore ini kami melaju dengan lancar. Tidak banyak kendaraan yang lewat. Di kiri dan kanan
jalan banyak kendaraan roda dua dan empat yang parkir. Seiring dengan itu
warung dadakan juga muncul di mana-mana. Menu buka puasa memang beragam. Cara
penyajiannya juga beragam.
Ada warung makan
yang memang warung makan rumahan. Ada juga warung dadakan yang muncul di
pinggir jalan. Bermodalkan 2 meja dan 4 kursi lalu tempat memanaskan air serta
spanduk kecil bertuliskan warung makan/minum. Tak perlu promosi ke sana ke
mari. Melihat meja yang di atasnya berjejer toples minuman ringan dan air es,
banyak orang berdatangan.
Bulan puasa
membuat warga semakin kreatif. Intuisi bisnis muncul. Warung sederhana di pinggir
jalan menjadi tempat favorit. Boleh jadi terlalu resmi bagi pengendara sepeda
motor untuk masuk warung makan Masakan Padang misalnya. Mereka yang entah berdua atau berkelompok sepeda motor
lebih senang minum jus di pinggir jalan. Bisnis pun berjalan. Maka jangan
meremehkan para penjual minuman ringan di pinggir jalan.
Mereka memang muncul pada sore hari saat
berbuka puasa. Dan boleh jadi pada bulan-bulan lain tidak jual. Jualan mereka
ini menjadi tanda bahwa masyarakat kita mulai kreatif dalam berbisnis. Mereka pandai
membaca pasar. Geliat apa yang sedang tren sekarang. Bentuk jualan seperti ini
sedang berkembang.
Mungkin inilah
satu-satunya cara mendapatkan keuntungan yang paling sederhana. Kalau
mendirikan warung makan rumahan mungkin ada izin khusus dan pajaknya. Tetapi
membuat bisnis jualan pinggir jalan seperti ini tidak dikenakan biaya pajak dan
izin. Asal kreatif dan tentunya tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
Jalanan sepi tetapi judul tulisannya ini,
ramainya Jalan Kaliurang menjelang buka puasa. Ya…Jalan Kaliurang memang ramai
tetapi bukan karena kendaraan yang lalu lalang tetapi karena warung dadakan.
Harus dicatat, warung-warung itulah penggerak perekonomian rakyat.
Di tengah hiruk pikuknya geliat ekonomi di
negeri ini, kita berharap orang-orang kecil tetap mendapat rezeki. Siapa yang
bekerja dia mendapat makan. Barang siapa tidak bekerja dia tidak diberi makan.
Hidup rakyatku…mari berjuang bersama mengentaskan pengangguran.
PA, 31/7/2012
Gordi Afri
Gordi Afri
*Dimuat
di blog kompaiana pada 1/8/12
Post a Comment