Halloween party ideas 2015

foto oleh Utie 17
Ada teman yang mengatakan jalan raya akan sepi pada pukul 17.30-18.00. Mengapa demikian? Karena pada jam seperti itu, saudari/a kita yang berpuasa akan berbuka puasa. Jadi mereka berada di rumah makan atau di rumah keluarga/kerabat untuk makan bersama. Jalanan menjadi sepi.

Terjadilah demikian, seperti yang diwartakan teman saya ini. Jalanan sepi. Kendaraan yang lewat tidak seperti biasanya. Sepeda motor bisa dihitung dengan jari apalagi mobil. Jalanan pun jadi lancar. Hanya sesekali mengurangi kecepatan terutama di daerah yang ramai, dekat warung makan, dekat pusat belanja, dekat pasar, dan sebagainya.

Sore tadi, kami melewati jalan Kaliurang. Keluar dari rumah pukul 17.20. Jalan ini biasanya ramai kalau sore hari. Ada yang pergi ke arah tempat wisata Kaliurang dan sekitarnya, puncaknya Yogyakarta. Ada juga yang melaju dari arah sebaliknya. Belum lagi banyaknya pusat belanja di sekitar kawasan ini membuat laju kendaraan kadang-kadang harus berkurang.

Sore ini kami melaju dengan lancar. Tidak banyak kendaraan yang lewat. Di kiri dan kanan jalan banyak kendaraan roda dua dan empat yang parkir. Seiring dengan itu warung dadakan juga muncul di mana-mana. Menu buka puasa memang beragam. Cara penyajiannya juga beragam.

Ada warung makan yang memang warung makan rumahan. Ada juga warung dadakan yang muncul di pinggir jalan. Bermodalkan 2 meja dan 4 kursi lalu tempat memanaskan air serta spanduk kecil bertuliskan warung makan/minum. Tak perlu promosi ke sana ke mari. Melihat meja yang di atasnya berjejer toples minuman ringan dan air es, banyak orang berdatangan.

Bulan puasa membuat warga semakin kreatif. Intuisi bisnis muncul. Warung sederhana di pinggir jalan menjadi tempat favorit. Boleh jadi terlalu resmi bagi pengendara sepeda motor untuk masuk warung makan Masakan Padang misalnya. Mereka yang entah berdua atau berkelompok sepeda motor lebih senang minum jus di pinggir jalan. Bisnis pun berjalan. Maka jangan meremehkan para penjual minuman ringan di pinggir jalan.

Mereka memang muncul pada sore hari saat berbuka puasa. Dan boleh jadi pada bulan-bulan lain tidak jual. Jualan mereka ini menjadi tanda bahwa masyarakat kita mulai kreatif dalam berbisnis. Mereka pandai membaca pasar. Geliat apa yang sedang tren sekarang. Bentuk jualan seperti ini sedang berkembang.

Mungkin inilah satu-satunya cara mendapatkan keuntungan yang paling sederhana. Kalau mendirikan warung makan rumahan mungkin ada izin khusus dan pajaknya. Tetapi membuat bisnis jualan pinggir jalan seperti ini tidak dikenakan biaya pajak dan izin. Asal kreatif dan tentunya tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.

Jalanan sepi tetapi judul tulisannya ini, ramainya Jalan Kaliurang menjelang buka puasa. Ya…Jalan Kaliurang memang ramai tetapi bukan karena kendaraan yang lalu lalang tetapi karena warung dadakan. Harus dicatat, warung-warung itulah penggerak perekonomian rakyat.

Di tengah hiruk pikuknya geliat ekonomi di negeri ini, kita berharap orang-orang kecil tetap mendapat rezeki. Siapa yang bekerja dia mendapat makan. Barang siapa tidak bekerja dia tidak diberi makan. Hidup rakyatku…mari berjuang bersama mengentaskan pengangguran.

PA, 31/7/2012
Gordi Afri



Post a Comment

Powered by Blogger.