foto oleh Palgunadi |
Dia itu sopir bis malam yang kami tumpangi dari
Yogyakarta kemarin malam. Saya menengok ke samping, ternyata hanya saya saja yang bangun. Penumpang
lainnya masih terlelap dalam balutan selimut. Jarum jam menunjukkan pukul 3
dini hari. Waktu yang baik untuk istirahat. Sayangnya masih dalam perjalanan
jadi istirahatnya terganggu.
Beginilah kehidupan para sopir bis malam. Siang
jadi malam, malam jadi siang. Kebetulan saja saya bangun waktu itu. Saya jadi
tahu beginilah perjuangan mereka untuk melayani para penumpang.
Malam itu, jalur pantura (pantai utara) sedang
macet. Kemungkinan di beberapa bagian jalan terjadi kecelakaan atau sedang ada
perbaikan. Sistem buka-tutup pun berlaku.
Setelah waktunya untuk menggerakkan mobil, sopir itu membuang punting
rokoknya. Dia masuk ke bis lalu melanjutkan perjalanan. Beberapa bis termasuk
bis kami mengambil jalur alternatif atau ‘jalur tikus’, begitu beberapa istilah
padanannya. Kami melewati pasar yang belum banyak pembelinya. Hiruk pikuk para
penjual untuk menata jualannya mulai kelihatan.
Di tengah ramainya jalur itu, si sopir dengan
hati-hati mengarahkan mobilnya. Di depan kami ada 3 bis dengan ukuran sama,
juga ada 2 di belakang. Perjalanan ini menjadi ramai. Seolah-olah antara
mereka, para sopir, sudah saling sepakat untuk berjalan beriringan. Boleh jadi
memang demikian meski dengan mobil dari kelompok usaha lain.
Betapa besar perjuangan para sopir ini. Kehidupan
mereka boleh dibilang terbalik dengan kehidupan manusia lain pada umumnya. Beda
waktu tetapi perjuangannya tetap sama. Mereka melayani dengan segenap tenaga.
Tidak gampang melaju dalam suasana gelap, malam hari, di tengah kemacetan, dan
sebagainya.
Tentunya mereka sudah memilih profesi ini setelah
menimbang segala risikonya. Berani memilih berani juga bertanggung jawab. Dan
inilah yang sedang dibuat oleh sopir bis kami malam itu. Dia tak gubris
mengemudi dalam keadaan sunyi. Tidak ada penumpang yang berbicara dengannya.
Tidak ada teman sopir yang menemani. Tidak ada suara yang berbunyi selain deru
mesin mobil.
Dalam kesunyian ada kosentrasi. Pak sopir
menikmati keheningan ini. Kehidupan mereka seperti dunia terbalik tetapi mereka
tidak membuat mobil terbalik (*kecuali kalau tidak disengaja dalam kecelakaan
misalnya). Terima kasih pak, engkau telah melayani kami dalam perjalanan ini.
CPR, 30/6/2012
Gordi Afri
*Dimuat di blog kompasiana pada 30/6/12
Post a Comment