foto oleh chris" 1st account |
Masalah banjir di Jakarta sudah menjadi
tradisi tahunan. Ada teman yang menyebut banjir besar ini datang tiap lima
tahunan. Muncullah istilah banjir besar lima tahunan. Sementara banjir kecil
selalu menghantui warga Jakarta tiap tahun.
Salah satu penyebab banjir ini adalah
kurang lancarnya peredaran air dibeberapa kali di Jakarta. Ada alur kali yang
cukup jelas namun air tidak bisa mengalir lancar.
Kali penuh dengan sampah-sampah yang
menghambat aliran air. Maka, tak heran kalau orang menyebut Kali Paling Kotor
(KPK) di Indonesia adalah kali di Jakarta.
Tidak menutup kemungkinan kali di kota
besar lainnya di Indonesia juga mengalami hal yang sama. Hanya saja, Jakarta
sudah terkenal dengan kalinya yang kotor. Di balik peranan Jakarta sebagai ibu
kota negara, kota metropolitan ini menjadi ‘buah bibir’ orang ketika
dikaitkan dengan masalah banjir.
Ini adalah beberapa foto yang diambil pada
tahun 2010 yang lalu. Pemandangan di sekitar selokan Jalan Gunung Sahari-Mangga
Besar. Dalam keadaan normal ketinggian airnya seperti ini. Hanya tersisa ruang
sekitar 30-40 senti meter di atas permukaan air. Tak heran jika hujan
turun sekitar satu jam saja, permukaannya naik sampai ke bibir
jalan.
Sampai kapan kali ini bersih? Begitu
pertanyaan yang sering muncul. Di beberapa kali, terus menerus dilakukan
pengerukan pada dasar kali. Namun, cara ini tampaknya tidak menyelesaikan
masalah dasarnya. Tidak lama kemudian, permukaan kali naik lagi. Sampah-sampah
terbenam dan bertumpuk di dasarnya sehingga permukaan air naik.
Jawaban atas pertanyaan ini adalah sampai
warga Jakarta tertib membuang sampah ke sungai. Jawaban sepele namun
pelaksanaannya tidak sepele. Budaya tertib sampah belum mengakar. Mari
menyayangi lingkungan hidup. Lingungan bersih, manusia pun sehat. Kali bersih, warga
pun bangga.
CPR, 12/2/2012
Gordi Afri
*Dimuat
di blog kompasiana pada 12/2/12
Post a Comment