Halloween party ideas 2015

FOTO, www.jokowinomics.com
Pembangunan kiranya menjadi kebutuhan rakyat Papua. Dengan pembangunan, jaringan antara daerah terjangkau. Pembangunan ini konkretnya dalam transportasi dan komunikasi. Pembangunan dalam dua bidang itulah yang membuat rakyat Papua bisa terus terhubung satu sama lain. Dan, pembangunan seperti ini sebenarnya bukan hanya berlaku di Papua. Warga di seluruh tanah air juga merindukan kedua hal ini. Warga Papua—termasuk warga daerah lainnya—selalu mengimpikan pembangunan ini.

Pembangunan seperti ini memang dibutuhkan dan dirindukan, namun, realisasinya tidak mudah. Pembangunan dalam kenyataannya selalu dihadang berbagai pihak. Masyarakat pun akhirnya mau tak mau menerima kenyataan pahit yakni tidak menikmati pembangunan yang diimpikan. Pembangunan bisa jadi nyata jika mampu menembus halangan sosial dalam masyarakat. Sebab, tentu saja selalu ada pihak yang menghalangi jalannya pembangunan di negeri ini. Salah satu bentuk halangan itu adalah konflik di mana-mana. Di Papua, konflik berkepanjangan itu juga yang nyata-nyata membatalkan niat masyarakat menikmati pembangunan yang diimpikan. Ada pihak yang bertanya-tanya, dari mana datangnya konflik itu? Jawaban yang sering muncul adalah dari ketidakpuasan masyarakat atas pembangunan. Ini tentu saja jawaban logis. Tapi, bisa ditanya lagi, siapa yang menciptakan konflik itu? Boleh jadi ada pihak lain di luar masyarakat sendiri.

Di Papua, dari dulu dikenal istilah OPM, Organisasi Papua Merdeka. Nama OPM ini selalu dilawankan dengan nama TNI atau militer. Maklum, hubungan militer dan OPM inbarat tikus dan kucing. Maksudnya jelas, saling berlawanan. Yang satu menginginkan Papua Merdeka dari bangsa Indonesia. Yang satu menginginkan tetap bersama Indonesia dan menciptakan kedamaian. Keberadaan OPM pun kadang-kadang sulit dilacak. Ini berarti OPM bisa saja beroperasi di tengah masyarakat. Atau bisa juga beroperasi dari pihak lain di luar masyarakat. Namun, apakah OPM sekarang masih berjaya dan terus menerus memperjuangkan misinya? Tidak jelas. Boleh YA boleh TIDAK. Hanya masyarakat yang tahu. Atau hanya TNI dan OPM yang tahu.

Menteri Tedjo Edhi hari ini membawa berita gembira tentang OPM ini. Katanya, OPM bukan lagi Organisasi Papua Merdeka tetapi Orang Papua Membangun. Jika ini benar, OPM dengan misi lama akan lenyap dengan sendirinya. OPM ini kiranya ibarat mobil bekas bermesin baru. Mesin baru inilah yang dirindukan rakyat Papua. Dan, kiranya ini betul-betul terwujud nanti. Jika tidak, kata-kata menteri Tedjo ini hanya pemanis lidah untuk rakyat Papua. Kata-kata yang menarik simpati dengan demikian menjadi kata-kata yang dibenci. Semoga ini tidak terjadi. Semoga rakyat Papua dan pemerintah memang betul-betul bersama berusaha mencapai PEMBANGUNAN yang diimpikan ini.

Kerinduan rakyat Papua ini adalah gambaran rakyat Indonesia pada umumnya. Setiap hari kiranya rakyat Indonesia—khususnya yang berada di pelosok—merindukan pembangunan ini. Mereka bosan mendengar dan menonton drama politik di pusat yang sama sekali tidak menyentuh kebutuhan mereka. Inilah ironisnya Indonesia yang besar dan luas ini. Di Jakarta politikus sibuk mengurus misi pribadi mereka, di daerah rakyat merindukan pembangunan. Satu negara, dua realitas. Yang satu merindukan, yang satu sibuk dengan urusannya. Ini namanya rindu di atas ketidakpedulian. Dan, hidup cuek di atas pengharapan orang lain.

Obrolan hari ini.

PRM, 9/5/15

Post a Comment

Powered by Blogger.