Halloween party ideas 2015

Pagi ini saya bangun pagi sekali. Biasanya bangun jam 5. Pagi ini jam 4.30. Beda 30 menit. Itu pun bukan karena direncanakan. Saya bangun karena kebelet pipis. Yahhh gara-gara minum banyak air semalam.

Dokter pernah bilang bahwa sebelum tidur jangan minum banyak air. Sebab, itu mengganggu tidur. Tak terduga kita terbangun mau buang air.

Ini merepotkan. Tetapi beruntung pagi ini saya bangun dan buang air lancar. Setelah duduk sejenak, mandi, saya bersujud pada Yang Kuasa. Menyampaikan beribu terima kasih atas anugerahnya semalam dan hari ini.

Setelahnya saya buka kompasiana sebentar sambil membuat tulisan ini. Woao…menarik sekali. Dalam komentar tulisan saya semalam ada pertanyaan unik. Kalau hukum bisa dibeli berapa harganya yahh… lalu, kalau hukum bisa diobral berapa persennya diskonnya yahhh?

Saya tersenyum membaca ini. Ini kegembiraan di awal pagi ini. Saya akan membagikan senyum ini pada setiap orang yang akan saya jumpai.

Soal hukum tak tentu. Berapa harganya tak tentu. Diskonnya berapa tak tentu. Yang jelas kalau kamu berduit belilah hukum. Kalau kamu tak berduit bersiaplah untuk dihukum. Tak percaya? Cobalah curi buah kakao atau sandal jepit. Kamu-boleh jadi-menjadi orang kedua yang dihukum. Siapa pertama??? Carilah berita di internet dan kamu akan mendapatkannya.

Salam senyum selalu…

PA, 5/12/12
Gordi

Teknologi diciptakan untuk kelancaran aktivitas manusia. Siapa pun menyetujui ini. Manusia pun semakin mudah dengan adanya teknologi. Sebut saja internet dengan layanan jual online, pelanggan tak perlu mendatangi tempat jualan.

Tetapi tdak selamanya teknologi itu memperlancar kegiatan manusia. Teknologi kadang-kadang mengulur waktu. Membuat manusia lambat bermobilisasi.

Pagi tadi, suasana ruang kelas kuliah gaduh. Dosen lama sekali membetulkan monitor LCD yang disambungkan ke laptopnya. Kalau dihitung 15 menit buang begitu saja. Padahal waktu adalah pengetahuan kata akademisi.

Nah…gimana nii….teknologi kok mengulur waktu. Itu dia masalahnya. Ada ketidakberesan yang tak terduga. Mendingan mengajar tanpa laptop daripada menunggu 15 menit. Kalau dosen dulu mengajar dengan menerangkan secara lisan. Yang ini lancar-lancar saja. Diktat kuliah diedarkan belakangan.

Jadi, jangan terlalu bergantung sepenuhnya pada teknologi. Teknologi canggih tanpa listrik tak berarti apa-apa. Kita mesti tetap bisa hidup tanpa teknologi. Dengan teknologi hidup semakin mudah di satu sisi tetapi di lain sisi hidup jadi semakin susah.

Remaja sekarang selalu sedih dan murung jika sehari tanpa hp di atngannya. Ada juga yang menrengek tanpa uang pulsa di tangannya. Ini kasus kecil. Gara-gara tak ada hp mutakhir, tak mau ke sekolah. Walahhhhh teknologi kok memundurkan peradaban manusia.

Kaum muda bangkitlah. Buktikan bahwa kamu bisa hidup tanpa teknologi. Kakek-nenek moyangmu ratusan tahun lalu bisa hidup sehat tanpa teknologi.

PA, 5/12/12
GA

Pagi-pagi sudah jadi tersangka. Pagi ini rasa terkejut itu muncul. Melihat gambar di halaman pertama koran pagi. Ada gambar Pak Andi M. Ada juga judulnya…..TERSANGKA.

Terkejut melihat gambar itu dan predikatnya sebagai tersangka. Tidak sempat melanjutkan membaca beritanya. Memang pagi ini saya hanya memasukkan koran ke tempat penyimpanannya.

Menjadi tersangka belum tentu bersalah. Pembuktiannya mesti diproses dengan teliti. Tetapi kalau bersalah, siap-siaplah untuk menerima ganjarannya.

Hidup memang pilihan. Memilih A maka konsekuensinya ini. Memilih B konsekuensinya juga ada. Lain halnya kalau mengingkari pilihan itu. Kalau mengingkar dari pilihan berarti ada yang disembunyikan.

Menyembunyikan sesuatu itu kurang baik. Apalagi kalau yang disembunyikan itu justru merugikan orang lain.

Sembunyian itu suatu saat akan terungkap. Ibarat kentut yang tercium oleh banyak orang. Susah melacak siapa yang kentut kalau semuanya tidak mau jujur. Tetapi, mudah dicium bau kentut dan semua orang menciumnya.

Saya pernah jadi tersangka. Tetapi bukan terkait politik. Maklum bukan politikus. Tetapi jadi tersangka jatuhnya tiang jemuran di asrama. Sebabnya, sederhana.

Saat itu musim hujan dan angin kencang. Kebetulan saya sedang menjemur pakaian tiba-tiba datang angin. Jatuhlah jemuran itu. teman-teman datang dan melihat saya ada di situ beberapa menit kemudian. Ada yang memaklumi kalau penyebabnya adalah angin. Tetapi ada yang ngotot sayalah biangnya. Kerugiannya besar, pakaian banyak orang kotor dan harus dicuci lagi.

Saya jadi tersangka. Kemudian diproses dan hasilnya saya tidak jadi pelaku. Faktor alamlah yang menyebabkan semua ini.

Bagaimana dengan Pak Andi M? Apakah nantinya ia akan dinyatakan bersalah? Belum tentu. Bisa ya dan bisa tidak. Ini pekerjaan pihak terkait, polisi, KPK, jaksa, dan pihak-pihak terkait untuk melanjutkan proses. Kalau toh Pak Andi M dinyatakan bersalah, tidak apa-apa. Dia mestinya siap menanggung hukuman. Kalau sampai negara rugi, alangkah baik kalau kerugian itu dibayar. Terutama yang terkait materi.

Pagi-pagi sudah jadi tersangka. Saya sangka saya harus pamit dulu untuk beraktivitas. Selamat beraktivitas untuk pembaca sekalian. Jadikanlah hari ini sebagai hari bahagia kalian. Kita semua mesti berprasangka baik kepada teman-teman di sekitar kita. Dengan itu, kita bisa bekerja sama.

PA, 7/12/2012
GA

Powered by Blogger.