Halloween party ideas 2015

Aku ingin menulis sesuatu tentang kamu. Sudah dipikirkan matang-matang sebelumnya. Hanya satu langkah lagi untuk menulis. Yakni mengetik dengan jari. Sayang sekali langkah terakhir ini gagal. Yah…seperti anak SD yang belajar 6 tahun tetapi gagal gara-gara satu mata pelajaran yang diuji dalam tempo 1 jam.

Satu langkah terakhir yang amat berharga. Tak lengkap jika langkah itu tidak dibuat. Rasa-rasanya gampang padahal sulit dalam kenyataannya. Itu sudah lebih dari setengah. Toh..akhirnya gagal. Tak peduli lebih dari setengah atau mendekati selesai.

Sebuah proyek memang mesti selesai. Jangan ada yang tertinggal. Ibarat proyek monorel di ibu kota yang mesti selesai. Sayangnya yang ada hanya rancangan tiang. Entah itu sudah berapa puluh persen dari rancangan awal. Di mata kita proyek itu gagal.

Banyak contoh lain yang mana pekerjaan akhirnya belum selesai. Demikianlah kondisi jalan di beberapa desa. Jalan itu dibiayai oleh pajak rakyat. Entah namanya jalan negara, jalan provinsi, jalan bantuan daerah tertinggal. Belum selesai dibuat tiba-tiba berhenti. Katanya dananya kurang. Lha…kalau kurang kenapa tidak diminta lebih banyak? Atau jangan-jangan rancangannya pas tetapi dananya dikorupsi.

Ah…aku tak jadi menulis tentang kamu. Aku buka facebook tadi dan ternyata ada teman yang mau ajak bicara. KAmi pun berbicara dan lupalah ide menulis tentang kamu. Gak apa-apa yah…kapan-kapan baru disambung. Ini peristiwa tiba-tiba. Yang jelas aku bukan perencana di negeri ini yang membuat proyek tetapi tidak selesai. Mereka gampang saja membuat laporan. Padahal rakyat menderita karena menjadi korban pertama.

—————————
Obrolan pagi menjelang siang

PA, 5/10/2012
Gordi Afri

Tulisan hilang. Baru saja dibuat. Siapa yang mencurinya? Bukan siapa-siapa. Dunia maya ini kan bisa saja saling curi. Tetapi ini bukan pencurian yang menghebohkan. Bukan juga kasus saling curi. Bukan plagiat juga. Ini murni tulisan yang hilang.

Tadi saya sedang menulis di blog kompasiana. Biasanya memang saya menulis di komputer lalu masukkan di blog ini. Bukan menulis langsung di blog. Gara-gara beberapa minggu terakhir sering menulis langsung di blog, saya ketagihan. Nah..ketagihan inilah yang membuat saya menyesal bukan main.

Ketika mau menampilkan tulisan (posting), tiba-tiba komputer macet. Internetnya juga macet. Wah…keluar tulisan….LAMAN TIDAK BISA MERESPONS. Gawat. Tulisan saya hilang. Tak ada yang mencuri. Entah di mana rimbanya sekarang tulisan itu. Yang jelas saat proses menyimpan kemudian menampilkan, komputer dan jaringan internet macet. Tidak jadi proses itu. Lagi-lagi proses terakhir gagal.

Tak apa-apalah. Apa boleh buat. Ini jadi pelajaran berharga untuk selanjutnya. Beruntunglah saya masih bisa menulis lagi. Kesalahan dan kekesalan saat ini cukup untuk malam ini. Hari esok menanti dengan kejutan baru. Selamat malam buat pembaca semuanya yang setia.

——————

Obrolan malam

PA, 5/10/2012
Gordi Afri

foto oleh JJ Pacres
Siang-siang begini enaknya apa yah? Mari bermain dengan kata-kata biar otak tetap segar. Konon, ada pepatah klasik, belajar untuk hidup atau hidup untuk belajar? Pepatah ini amat terkenal. Bukan hanya itu, pepatah ini juga menjadi bahan perdebatan kami waktu SMA dulu. Menarik. Lumayan buat latihan berdebat sekaligus berdiskusi, merumuskan argumen yang logis.

Siang ini kita tidak ingin membahasnya lagi. Cukuplah itu pada massanya. Siang ini saya mengajukan pertanyaan yang mirip dengan itu. Hanya beda depannya saja. Belajar diganti dengan menulis. Menulis untuk Hidup atau Hidup untuk Menulis?

Begitulah jadinya kalaimat itu. Saya hanya mengajukan pertanyaan. Entah dianggap sebagai retorika belaka atau juga ada yanbg menjawabnya. Saya hanya melontarkan saja. Toh, kalau berdiskusi masing-masing orang punya jawaban, punya argumen.

Pilihan pertama, menulis untuk hidup, bisa. Menulis untuk menghasilkan uang. Uang ini digunakan untuk membiayai  sekolah atau membeli keperluan makanan, dan sebagainya. Menulislah sebanyak mungkin sehingga bisa memperoleh banyak uang.

Pilihan kedua, hidup untuk menulis, bisa juga. Setiap hari ada tulisan yang dihasilkan. Hidup ini tidak lain tidak bukan,  hanya untuk menulis. Lalau pekerjaan lain? Bekerja juga tetapi porsi terbesar adalah menulis. Menulis menjadi kegiatan dominan. Tiada hari tanpa menulis.

Teman-teman silakan memilih, pilihan pertama atau kedua. Mari berdiskusi juga kalau penjelasan saya tidak lengkap. Untuk itulah kita berbagi. Hidup untuk berbagi, menulis untuk berbagi, ngeblog untuk berbagi.

Selamat siang untuk pembaca semuanya.
———————
Obrolan siang menjelang santap siang

PA, 6/10/2012
Gordi Afri

Powered by Blogger.