Halloween party ideas 2015

foto demo 1 Mei 2011 di New York, foto oleh peoplesworld
Dunia hari ini memperingati atau merayakan hari buruh internasional. Di mana-mana warga dunia merayakan hari ini. Asia, Afrika, Amerika, Eropa, Australia. Itulah sebabnya dinamakan hari buruh internasional. Masing-masing negara tentu merayakannya dengan caranya sendiri. Bahkan mungkin dalam negara juga tidak ada perayaan secara nasional. Boleh jadi hanya perayaan tingkat daerah. Atau juga mungkin tidak ada sama sekali. 

Merayakan hari buruh atau membuat demo? Tak penting mendebatkannya. Toh ada yang bisa saja berargumen berdemo juga menjadi bagian dari perayaan atau peringatan. Pertanyaan yang kiranya pas adalah mengapa ada demo?

Tentu ada sebabnya.  Kalau boleh menebak salah satu alasannya adalah kurang puas. Kurang upah, kurang tunjangan, dan kurang-kurang lainnya. Boleh ditambah alasan lainnya. Intinya demo ini ada sebabnya. Di beberapa belahan dunia, hari ini menjadi hari untuk berdemo. Hari buruh menjadi kesempatan untuk berdemo.

Sampai kapan pun kiranya tidak pernah ada kepuasan. Buruh kiranya tidak akan menikmati kepuasan yang mereka harapkan. Meski setiap tahun mereka berdemo, pada akhirnya kepuasan akan hal yang mereka cari tidak akan tercapai.

Kepuasan memang mesti dicari. Pencarian seumur hidup. Katakanlah demikian. Sebab, tahun lalu buruh berdemo. Tahun ini juga buruh berdemo. Tahun depan juga buruh akan berdemo. Dua tahun lagi boleh jadi buruh akan berdemo.

Demo terus menerus bisa saja menghilangkan nama peringatan hari ini. Hari buruh menjadi hari demo. Tentu demo dalam arti tertentu yakni demo tanggal 1 mei. Bukan demo lainnya. Hari buruh terkait erat dengan hari demo.

Tentu yang berdemo hari ini tidak semua buruh. Hanya sebagian yang berdemo. Boleh jadi mereka yang berdemo hanya kelompok yang tidak puas. Dan kelompok yang tinggal-diam di rumah menikmati kepuasan pekerjaan mereka. Atau juga kelompok yang mengisi hari ini dengan kegiatan lain yang bukan dengan demo. Atau juga kelompok yang tidak mau peduli dengan kepuasan akan hak mereka. Mereka tahu mereka kurang dihargai sehingga mereka merasa kurang puas. Tetapi, mereka enggan membuat protes karena mereka tahu, suasana ini tidak gampang berubah. Demo tidak menjamin masalah akan selesai. Tetapi demo bisa juga menjadi semacam rambu. Rambu yang menuntut adanya perubahan.

Hanya saja perubahan di mana-mana membutuhkan waktu lama. Demo pun kadang-kadang kurang greget untuk membuat perubahan. Jadi, perlukah berdemo atau tidak pada hari buruh? Paskah hari buruh kita peringati dengan berdemo?

Prm, 1/5/2014
Gordi


*Pernah dimuat di blog kompasiana 1 Mei 2014

foto ilustrasi oleh CubaGallery
Aku mau bahagia
Ingin sekali merasakan bahagia
Malam ini aku ingin bahagia
Malam yang pas untuk berbahagia

Kata temanku di halaman fb-nya
Bahagia itu bukan pada benda yang kita miliki
Tapi pada diri kita
Bahagia pada diri

Jika aku ingin bahagia
Maka bahagia itu aku rasakan
Bukan aku miliki Bukan aku beli
Demikian jika mengikuti kata-kata itu

Aku ingin berbahagia di malam Minggu
Memang ini perasaanku
Perasaan dari dalam diri saya
Bukan dari luar diri saya

Aku ingin bahagia
Sekali pun aku tak bersamamu
Sekali pun aku tak memilikimu
Sekali pun aku jauh darimu

Benar kata temanku
Bahagia bukan pada benda
Tapi pada diri
Diri setiap orang

Maka bukan saja aku yang bisa berbahagia
Tapi juga kamu dalam dirimu sendiri
Maka bahagia bisa ada dalam diriku
Juga dalam dirimu

Alangkah baik jika
Bahagia itu jadikan perasaan bersama
Antara aku dan kamu
Meski kamu di sana dan aku di sini

Salam bahagia

Prm, 2/5/14
Gordi


*Pernah dimuat di blog kompasiana

foto ilustrasi oleh CubaGallery
Kau tinggalkan kami
Kau pergi tanpa kami tahu
Kau pergi tanpa kamu pamit
Kau pergi selamanya

Kami merasa sedih
Kami merasa kehilangan
Kami merasakan duka yang mendalam
Kami merasakan ada yang kurang

Kehadiranmu di tengah kami
Kerap membuat kami gembira ria
Betapa engkau pembawa kegembiraan
Dengan lelucon yang kamu buat

Kami senang meski dalam suasana duka
Kami terhibur meski sebenarnya kami amat kehilangan
Kami selalu gembira meski kami banyak masalah
Kami tak merasa ada beban meski ada tugas berat

Itulah yang kau hadirkan untuk kami
Ceritamu berulang-ulang namun kami tak bosan mendengarnya
Mimik mukamu akan kami ingat selalu
Gaya bicaramu akan kami kenang

Dan rupanya inilah yang selalu akan kami kenang darimu
Kami tak bisa lagi mendengar ceritamu
Namun kami bisa menghadirkan kembali ceritamu
Kami akan ingat semuanya

Kau dan kami kini berjauhan
Tak bisa lagi bercerita bersama
Kami tak tahu dan kamu pun tak tahu
Namun kamu pasti tahu kita tak bersama lagi kini

Kami berdoa untuk perjalananmu
Kami berharap kau mendoakan kami
Semoga engkau duduk bersama Dia
Melihat dan mendoakan kami di sini

*Puisi untuk Pastor Pasquale Ferraro, SX

Prm, 5/5/14
Gordi

*Pernah dimuat di blog kompasiana
Powered by Blogger.