Politik sering
didekatkan dengan korupsi. Inilah yang kadang-kadang terekam dalam benak
masyarakat.
Rekaman
itu muncul dari drama politikus yang tersandung korupsi. Padahal koruptor bukan
hanya dari kalangan politikus. Kadang-kadang pengusaha juga tak luput dari
penyakit korupsi. Kadang-kadang juga penguasa terlalu dekat dengan penguasa
yang boleh jadi sekaligus politikus.
Menjadi
anggota partai politik saat ini mengemban tugas berat. Memulihkan citra
politikus yang telanjur didekatkan dengan koruptor. Dan, memperjuangkan
kepentingan masyarakat. Dalam perjuangan ini tak jarang yang terjadi adalah
sebaliknya. Perjuangan demi keluarganya dan perjuangan demi partainya.
Setiap
partai politik punya cita-cita sebagai ideal yakni memperjuangkan kebaikan
bersama. Termasuk di dalamnya kesejahteraan masyarakat. Ini cita-cita mulia.
Dan, inilah yang ditunggu masyarakat luas. Namun, kenyataannya justru
sebaliknya. Semakin banyak parpol, semakin banyak amsyarakat yang belum
sejahtera.
Kita
boleh menduga, anggota partai bekerja keras untuk partainya saja, untuk
keluarganya saja. Sedangkan untuk rakyat luas tidak diperhatikan. Beginilah
nasib jadi rakyat biasa. Menunggu perhatian dari yang kuasa. Boleh saja
mengusulkan untuk ini itu tetapi kalau anggota partai cuek mau bilang apa.
Menunggu dengan harapan kosong. Harapan biasanya dikabulkan tetapi dalam
politik, harapan bisa jadi kosong. Janji memang mudah diucapkan dan sulit
diwujudkan.
Partai politik semakin jauh dari kehidupan rakyat. Padahal partai itu dibentuk untuk memperjuangkan kehidupan rakyat. Ini hanya obrolan tentang tema politik. Boleh jadi tak berisi tetapi patut ditulis. Biar tak jadi orang yang tak tahu politik.
PA,
3/12/12
Gordi
Gordi
*Tulisan ini pernah dimuat di blog kompasiana
kolom POLITIK-REPORTASE pada 03 December 2012
Post a Comment