ilustrasi dari duniakaomao.blogspot.com |
Apa daya orang Indonesia tidak
seperti yang dibayangkan orang luar. Apa benar orang Indonesia ramah? Tentu
sebagian besar akan menjawab ya. Tetapi orang luar kini mulai melihat sisi lain
dari orang Indonesia.
Orang Indonesia menyimpan jaringan
teroris. Meski hanya segelintir orang yang berrgabung dengan jaringan ini, aksi
mereka justru memperburuk cintra bangsa ini. Malahan, aksi mereka ini justru
merusak keakraban dan kedamaian warga. Dampaknya yang pertama justru bagi
masyarakat Indonesia. Dampak lainnya adalah citra buruk tentang orang
Indonesia. Tidak tanggung-tanggung orang menilai, di Indonesia masih
berkeliaran para teroris.
Kalau demikian, apakah orang
Indonesia tidak mampu membasminya? Tentang ini kelompok yang kuat dan merasa
bertanggung jawab atas keamanan negeri ini akan mengatakan BISA. Tetapi
masyarakat justru melihat kondisi lapangan. Kalau ditemukan bahwa aksi teroris
masih meresahkan, masyarakat akan menilai tidak ada kelompok yang mampu
membasmi ajringan teroris. Sampai sekarang bolehlah menyimpulkan bahwa orang
Indonesia belum mampu menyingkirkan benih-benih teroris dalam negeri ini.
Jangan heran jika banyak negara
enggan berkunjung ke Indonesia. Berbagai peristiwa besar bahkan batal mendadak
lantaran Indonesia kurang aman. Lebih beruntung dan lebih aman membuat kegiatan
di negeri tetangga Indonesia, komentar mereka.
Dengan adanya teroris di negeri ini,
negara tetanggalah yang beruntung. Turis-turis datang ke Asia dan singgah di
negeri tetangga. Indonesia tidak.
Belum selesai masalah teroris, kini Indonesia juga tertampar dengan adanya iklan TKI di Malaysia. Tenaga kerja kok dilelang begitu saja.
Lantas….apa gebrakan dari orang
Indonesia? Muncul protes sana-sini. Tetapi itu hanya suara sumbang saja. Belum
ada langkah tegas yang membuat negara tetangga takut dan tidak mengulangi lagi
kesalahan yang sama. Lihatlah kasus TKI yang dibunuh tanpa diketahui sahabat,
kenalan, dan keluarganya di tanah air. Pergi dengan semangat bekerja-dengan
iming-iming gaji tinggi-pulang membawa mayat.
Jadi orang Indonesia serba
dilecehkan. Indonesia bukan lagi negeri yang dikagumi sebagai negeri besar dan
tegas. Indonesia hanya nama. Nama di mana negara lain boleh masuk dan mengeruk
kekayaan termasuk manusianya. Kapan Indonesia sadar akan semua ini?
Harapan besar ada pada pundak kaum
muda. Saya juga masuk kaum muda. Apa yang bisa kaum muda buat? Apa yang bisa
saya buat? Jalan keluar seolah-olah tertutup semua. Cap kamu muda egois dan
asosial muncul di mana-mana. Ini ada benarnya juga. Lantas di mana semngat kaum
muda?????
Tentu ada kaum muda yang bersemangat.
Sayangnya aksi mereka kadang-kadang tidak didukung oleh kelompok yang memang
mesti mendukung. Kadang-kadang orang muda tidak ditempatkan di depan sebagai
pemimpin pembaru. Kaum muda hanya bisa duduk di belakang. Dari sini juga muncul
kaum muda yang duduk manis saja karena merasa pesimis akan aksinya.
Menjadi pemimpin muda memang susah.
Mesti mulai dari diri sendiri, kelompok kecil, lalu ke kelompok besar yang
melayani masyarakat luas. Sayang itu belum menjadi pegangan kaum muda.
Ada orang muda yang hebat. Lari
keluar negeri dan mengembangkan kreasi di sana. Mereka berkembang dan menjadi
orang hebat di sana. Mereka tak peduli lagi dengan nasib negeri sendiri.
Karena, mereka tahu dan sadar, mereka kurang diperhatikan di dalam negeri.
Ya…kembali lagi jadi orang Indonesia serba dilecehkan.
Pelecehan apa lagi berikutnya jika pelecehan di Malaysia tidak ditanggapai
dengan langkah tegas.
Salam semangat muda…
Salam semangat muda…
————–
Obrolan siang
Obrolan siang
PA, 31/10/12
GA
*Tulisan ini pernah dimuat di blog
kompasiana kolom SOSBUD pada 31 October 2012
Post a Comment