Halloween party ideas 2015

ilustrasi dari duniakaomao.blogspot.com
Indonesia. Nama yang indah kalau dilihat dari bentuk alamnya. Indonesia negeri yang kaya kalau dilihat dari budaya dan bahasanya. Indonesia negeri yang ramah kalau dilihat dari rakyatnya. (kecuali rakyat ibu kota yang tidak punya waktu untuk bertingkah ramah alami).
Apa daya orang Indonesia tidak seperti yang dibayangkan orang luar. Apa benar orang Indonesia ramah? Tentu sebagian besar akan menjawab ya. Tetapi orang luar kini mulai melihat sisi lain dari orang Indonesia.

Orang Indonesia menyimpan jaringan teroris. Meski hanya segelintir orang yang berrgabung dengan jaringan ini, aksi mereka justru memperburuk cintra bangsa ini. Malahan, aksi mereka ini justru merusak keakraban dan kedamaian warga. Dampaknya yang pertama justru bagi masyarakat Indonesia. Dampak lainnya adalah citra buruk tentang orang Indonesia. Tidak tanggung-tanggung orang menilai, di Indonesia masih berkeliaran para teroris.

Kalau demikian, apakah orang Indonesia tidak mampu membasminya? Tentang ini kelompok yang kuat dan merasa bertanggung jawab atas keamanan negeri ini akan mengatakan BISA. Tetapi masyarakat justru melihat kondisi lapangan. Kalau ditemukan bahwa aksi teroris masih meresahkan, masyarakat akan menilai tidak ada kelompok yang mampu membasmi ajringan teroris. Sampai sekarang bolehlah menyimpulkan bahwa orang Indonesia belum mampu menyingkirkan benih-benih teroris dalam negeri ini.

Jangan heran jika banyak negara enggan berkunjung ke Indonesia. Berbagai peristiwa besar bahkan batal mendadak lantaran Indonesia kurang aman. Lebih beruntung dan lebih aman membuat kegiatan di negeri tetangga Indonesia, komentar mereka.
Dengan adanya teroris di negeri ini, negara tetanggalah yang beruntung. Turis-turis datang ke Asia dan singgah di negeri tetangga. Indonesia tidak.

Belum selesai masalah teroris, kini Indonesia juga tertampar dengan adanya iklan TKI di Malaysia. Tenaga kerja kok dilelang begitu saja.

Lantas….apa gebrakan dari orang Indonesia? Muncul protes sana-sini. Tetapi itu hanya suara sumbang saja. Belum ada langkah tegas yang membuat negara tetangga takut dan tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama. Lihatlah kasus TKI yang dibunuh tanpa diketahui sahabat, kenalan, dan keluarganya di tanah air. Pergi dengan semangat bekerja-dengan iming-iming gaji tinggi-pulang membawa mayat.

Jadi orang Indonesia serba dilecehkan. Indonesia bukan lagi negeri yang dikagumi sebagai negeri besar dan tegas. Indonesia hanya nama. Nama di mana negara lain boleh masuk dan mengeruk kekayaan termasuk manusianya. Kapan Indonesia sadar akan semua ini?
Harapan besar ada pada pundak kaum muda. Saya juga masuk kaum muda. Apa yang bisa kaum muda buat? Apa yang bisa saya buat? Jalan keluar seolah-olah tertutup semua. Cap kamu muda egois dan asosial muncul di mana-mana. Ini ada benarnya juga. Lantas di mana semngat kaum muda?????

Tentu ada kaum muda yang bersemangat. Sayangnya aksi mereka kadang-kadang tidak didukung oleh kelompok yang memang mesti mendukung. Kadang-kadang orang muda tidak ditempatkan di depan sebagai pemimpin pembaru. Kaum muda hanya bisa duduk di belakang. Dari sini juga muncul kaum muda yang duduk manis saja karena merasa pesimis akan aksinya.

Menjadi pemimpin muda memang susah. Mesti mulai dari diri sendiri, kelompok kecil, lalu ke kelompok besar yang melayani masyarakat luas. Sayang itu belum menjadi pegangan kaum muda.

Ada orang muda yang hebat. Lari keluar negeri dan mengembangkan kreasi di sana. Mereka berkembang dan menjadi orang hebat di sana. Mereka tak peduli lagi dengan nasib negeri sendiri. Karena, mereka tahu dan sadar, mereka kurang diperhatikan di dalam negeri.

Ya…kembali lagi jadi orang Indonesia serba dilecehkan. Pelecehan apa lagi berikutnya jika pelecehan di Malaysia tidak ditanggapai dengan langkah tegas.
Salam semangat muda…

————–
Obrolan siang

PA, 31/10/12
GA

*Tulisan ini pernah dimuat di blog kompasiana kolom SOSBUD pada 31 October 2012 

Post a Comment

Powered by Blogger.