Halloween party ideas 2015

Saya harus mengatakan bahwa dashboard kompasiana saya sudah bagus. Mengapa demikian? Selama ini saya tidak bisa membuka dashboard itu. Saya pun sempat menulis di kompasiana tentang ini.

Makanya sekarang saya menulis bahwa dashboardku sudah bagus. Sekadar pemberitahuan. Juga siapa tahu jadi pengetahuan bagi pembaca. Maksudnya informasi baru gitu…

Saya mengucapkan terima kasih kepada pengelola kompasiana. Merekalah yang berjasa dibalik kelancaran kembali pembukaan dashboard ini. Sekarang saya bisa melihat postingan dan komentar terbaru dari teman-teman kompasiana.

Dulu memang bisa membuka kotak untuk menulis (write). Tetapi tidak untuk dashboard. Sekarang keduanya sudah bisa. Ini kemudahan yang didapat kembali. Tanpa kendala ini saya pun tidak tahu bahwa betapa mudahnya memasukkan tulisan di kompasiana dan betapa mudahnya melihat tulisan terbaru dari teman-teman.

Selamat malam untk pembaca semuanya. Ini sekadar curhat saja.

Tidak ada apa-apa selain ingin mengungkapkan kegembiraan dalam berkompasiana. Bergembiralah dari hal kecil seperti ini. Lebih bergembira—tentu saja—jika tulisan saya masuk kompas cetak atau HL atau TEREKOMENDASI. Tetapi kelancaran membuka dashboard juga tidak kalah menggembirakan bagi saya. Selamat malam semuanya….

PA, 27/10/2012
Gordi Afri

foto dari motorsportunik.blogspot.com
Apa yang kurang dengan Indonesia ini. Beragamnya tiada tara. Budaya, suku, bahasa, masyarakat, tingkat sosial, dan sebagainya. Semua ini merupakan kekayaan yang membanggakan. Namun, Indonesia tak mampu menjaganya sehingga semua ini bukan lagi kekayaan yang membanggakan. 

Coba lihaat, orang Indonesia bisa terpancing emosinya meski hanya dengan kasus kecil saja. Di Lampung-seperti kita tahu dari media massa beberapa hari belakangan-ada tindakan kekerasan hanya karena masalah senggol menyenggol sepeda dan motor. Diberitakan bahwa salah satu di antara kedua pengendara mengalami luka berat. Entah beratnya seperti apa. Masalah bisa selesai jika hanya pihak yang mengalami kecelakaan saja yang beraksi.

Tetapi tak disangka, kasus kecil ini justru menjadi besar. Melibatkan warga sekampung. Mengapa masalah ini jadi besar? Mengapa pula warga kampung meski ikut-ikutan untuk memperkeruh suasana? Mengapa setelah itu ada peristiwa pembakaran hingga menyebabkan kerugian besar dan korban nyawa? Mengapa ada pembakaran bangunan rumah?

Dari media massa kita tahu beberapa korban ingin memaafkan pelaku pembakaran rumah dan berniat memulai usaha dari nol lagi. Inilah model sikap masyarakat yang mesti ditiru. Kekejaman tak perlu diratapi sepanjang hidup. Mari memulai usaha baru dan niat yang baru. Ini tidak mudah. Saya mengapresiasi niat baik kawan-kawan ini.

Hanya saja langkah seperti ini jika tidak disikapi dengan tindakan tegas aparat akan memunculkan peristiwa baru. Bukan tidak mungkin bibit-bibit kejahatan kelompok pelaku masih ada di masyarakat. Ada baiknya kelompok ini dibina dengan baik sehingga bibit-bibit itu tidak bertumbuh. Biarkan masyarakat hidup tenang.

Semoga kata-kata Mantan Wapres kita, Jusuf Kalla menjadi nyata. Percepat proses perdamaian. Kita mengharapkan itikad baik kedua kelompok untuk hidup berdampingan dengan damai. Benar kata Pak JK-Jusuf Kalla-hidup di pengungsian tidak senyaman hidup di rumah sendiri. Kita berharap masyarakat Indonesia tidak mudah terpancing untuk bertindak emosional hanya dengan kasus kecil seperti ini. Semakin besar kita melampiaskan emosi sesaat-apalagi kepada masyarakat yang tak bersalah-semakin besar kerugiannya bagi kehidupan bersama. Salam perdamaian.

——————-
PA, 3/11/12
GA

Dua hari tidak menulis di kompasiana. Tidak rugi. Tidak untung juga. Memang tidak sengaja. Hanya karena tidak sempat. Tetapi beruntung ada sahabat kompasiana yang rupanya melihat profil saya. Dari situ, ketahuanlah, saya tidak mampir ke kompasiana.
Sahabat baik saya ini mengingatkan saya…” belum mampir ke kompasiana ya…”

Wah..saya langsung sadar. Benar juga. Dua hari saya tidak mampir. Memang saya mempunyai kesibukan lain selama dua hari. Tetapi kalaimat sahabat itu terngiang di telinga. Sampai akhirnya hari ini saya menulis lagi. Sahabat saya yang mengingatkan saya itu juga yang menjadi pembacanya.

Saya beruntung dua kali. Pertama, mendapat kalimat menarik yang menyadarkan saya untuk menulis lagi. Kedua, saya bisa menulis di hari yang ketiga. Pembacanya juga termasuk sahabat baik saya ini.

Ada untungnya mendengarkan usulan, pendapat, solusi, masukan, pikiran orang lain. Kadang-kadang keinginan untuk mengabaikan saran teman begitu tinggi. Padahal tidak semua saran yang dilontarkan menjadi sampah yang perlu diabaikan. Saya sungguh berterima kasih kepada teman saya ini. Dia melakukan hal yang kecil. Tetapi, pengaruhnya besar bagi saya.

Selamat bermalam minggu. Terima kasih ya sahabatku…saya tak perlu menulis namanya di sini. Dia pasti tahu.

———————
PA, 3/11/12
GA


Powered by Blogger.