Halloween party ideas 2015

foto ilustrasi oleh Saki Ono
Bahasa Indonesia diperkirakan akan menjadi bahasa internasional di masa mendatang. Jika ini benar masyarakat Indonesia akan beruntung. Banyak masyarakat dari penjuru dunia akan berbondong-bondong mempelajari bahasa ini.

Kolom Bahasa di TEMPO edisi 14-20 November memperlihatkan alasannya. Alasannya antara lain jumlah penggunanya. Penduduk Indonesia saat ini mencapai 200 juta lebih. Jumlah ini besar. Jika pengandaian semua penduduk Indonesai menggunakan bahasa Indonesia maka perkiraan di atas akan tercapai. Tinggal ditambah dengan penduduk negara tetangga misalnya Malaysia dan Bruneidarusalam, jumlah penggunanya akan bertambah.

Beberapa hal perlu diberi catatan. Pertama, tidak semua masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia. Jangankan menggunakannya sebagai bahasa tulis yang baku, sebagai bahasa percakapan saja belum semuanya. Ini mesti diakui sebab banyak masyarakat yang masih dipengaruhi bahasa lokal. Pengaruh bahasa lokal begitu kuat sehingga bahasa nasional tidak dikuasai.

Kedua, kalau mau menjadikan bahasa Indonesia go international, semua masyarakat termasuk para pejabat negara mesti menggunakannya. Masyarakat dibiasakan berbahasa Indonesai tanpa menghilangkan bahasa lokal. Sebab, bahasa lokal sebagai bahasa ibu mempunyai pengaruh yang kuat dalam membentuk budaya masyarakat Indonesai. Ini juga yang dipertanyakan mahasiswa program Bahasa Indonesia di Jerman, sebagaimana dijelaskan dalam kolom bahasa. Dia melihat masih ada pejabat kita yang cenderung menggunakan bahasa Inggris dalam berpidato. Sia-sia lah para penerjemah mencari padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia. Masyarakat perkotaan yang cenderung menggunaan bahasa Inggris diajak untuk memakai bahasa Indonesai. Dengan kata lain ada kampanye secara besar-besaran untuk menggunakan bahasa Indonesia.

Ketiga, tata Bahasa Indonesai mesti dibereskan. Tata bahasa yang membingungkan kadang menyulitkan pengguna asing mempelajari bahasa Indoenesai. Mesti ada pembatasan yang jelas antara ragam baku-tidak baku, percakapan-tulisan, dan sebagainya. Dalam hal ini tata bahasa mesti jelas. Kalau tidak, orang akan menganggap bahasa Indonesia tidak berwibawa. Oleh karena itu, bahasa Indonesia tidak dianggap bisa dijadikan bahasa internasional.

@@@@@
Saya kira bagian ketiga ini yang perlu dicermati dengan baik. Bahasa Indonesai terus berkembang dari hari ke hari. Seiring itu pula kosa kata bahasa Indonesai berkembang. Ada yang baru dan langsung tenar di masyarakat. Ada pula kosa kata yang jarang dipakai sehingga asing bagi masyarakat.

Dalam hal ini peran media tulisan amat penting. Orang yang sering menulis dengan baik dan benar akan terangsang otaknya untuk mencari kata yang tepat dalam menulis. Beda dengan pembawa acara di televisi yang cenderung menggunakan kata sesuaitrend masyarakat. Cara seperti ini boleh diangap mencari gampang, tidak mau bersabar sejenak untuk mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Media mempunyai andil besar dalam memasyarakatkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Saya mengajak para kompasioner untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam menulis. Tidak ada yang sempurna di antara kita. Kita sama-sama saling belajar, mencari bahasa yang tepat sehingga kita menularkan cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam masyarakat. Bahasa adalah warisan budaya yang bernilai tinggi. Maka, menggunakan bahasa yang baik dan benar sama dengan menghargai warisan leluhur kita. Mari mencobanya.

Cempaka putih, 26/11/2011
Gordi Afri

fotoilustrasi oleh Yayasan Islam Kelantan
Nasib guru di Indonesia kurang diperhatikan. Masih ada guru yang merasa kurang sejahtera terutama di daerah pedalaman. Tak jarang guru enggan menerima tawaran mengajar di daerah pedalaman. Ada pula ruang yang tampak memisahkan guru yakni kategori PNS dan non-PNS. PNS menerima gaji dari Negara sedangkan non-PNS dari tunjangan sekolah dan sumbangan para orang tua murid. Gaji guru memang berasal dari sumber yang berbeda namun guru bekerja untuk anak didik yang sama yakni siswi/a sekolah. 

Semestinya pemerintah memperhatikan kesejahteraan guru baik PNS maupun non-PNS. Slogan ini disampaikan Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Sulistyo pada puncak peringatan Hari Guru Nasional 2011 dan HUT ke-66 PGRI, Rabu (30/11/2011), di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat seperti dikutip kompas.com. Rabu, 30/11/2011. Namun Sulistyo meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memberi perhatian khusus kepada guru-guru non-PNS, guru tidak tetap, dan guru honorer.

Ini berarti bahwa nasib guru terutama non-PNS di Indonesia belum sejahtera. Kita semua tahu bahwa guru adalah pendidik pertama dalam pendidikan formal. Gurulah yang memperkenalkan abjad dan berhitung kepada anak-anak SD. Dan kita semua melalui masa itu. Tak ada seorang pun yang luput dari perhatian guru. Peran guru mampu mendongkrak citra bangsa. Tak salah para guru membuat slogan GURU ADALAH PEJUANG BAGI KEJAYAAN BANGSA. Apa jadinya bangsa ini kalau para pejuang bangsa saja ditelantarkan. Majulah terus wahai para guru. Didikanmu membekas di hati para murid.

CPR, 30/11/2011
Gordi Afri

foto ilustrasi oleh Gerard Stolk
AIDS/HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan salah satu penyakit menular yang membahayakan. Kalau remaja di Indonesia terkena penyakit ini, bagaimana masa depannegeri ini selanjutnya? Indeks Prestasi Manusia (IPM) Indonesia semakin buruk, amat rendah, tambah lagi dengan bahaya AIDS/HIV. Bagaimana mengubah IPM ini? 

Wahai generasi muda Indonesia, masa depan negeri ini ada di tangan kalian. Kalau kalian tak bisa menghindari penyakit ini, bias jadi Indonesia tidak berubah dalam banyak hal. Padahal negeri ini mengharapkan peran serta kalian. Negeri ini sudah menderita dengan berbagai karutmarut social, ekonomi, keamanan, dan sebagainya. Kalianlah yang mengubah semua ini.

Awas HIV/AIDS……. Biarkan hidup kalian terhindar darinya. Virus itu sungguh membuat masa depan negeri ini suram. Kalian punya peluang untuk menolak dan menerima penyakit ini. Namun, masyarakat Indonesia mengharapkan kalian menolaknya dengan senang hati. Boleh bergaul dengan sesama kaum muda asal jangan sebebas-bebasnya sampai kebablasan terjangkit virus AIDS.

Yang tua dan yang terjangkit bagaimana? Jangan berharap banyak kepada mereka. Mereka hanya mengharapkan perubahan, penyembuhan. Dan, kalian yang masih bersih, yang tidak terjangkit yang bias menyembuhkannya. Yang tua, jangan diharapkan. Syukur kalau sembuh, kalau tidak, masa depan mereka sudah hancur. Kaum muda/i…….bersatulah menjauhi virus ini.

CPR, 1/12/2011
Gordi Afri

Powered by Blogger.