Halloween party ideas 2015


Gambar dari google

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada hari Kamis Putih (pagi hari) diadakan misa bersama di Gereja Katedral Jakarta. Misa hari ini (5/4/2012) dipimpin oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo, Pr.

Misa ini dihadiri oleh semua imam (pastor) Katolik di Keuskupan Agung Jakarta dan juga umat Katolik. Dalam kesempatan ini, para pastor membarui Janji Imamat mereka. Selain pembaruan janji, ada juga pemberkatan minyak untuk pelayanan sakramen seperti minyak Krisma (sacrum chrisma) yang digunakan untuk memberkati para baptisan, tahbisan  diakonat, tahbisan imamat, tahbisan uskup, dan sakramen krisma, minyak Katekumen (oleum catecumenorum) untuk memberkati mereka yang ingin menjadi katolik (para katekumen), dan minyak untuk Pengurapan orang sakit (oleum infirmorum) yang digunakan untuk memberkati mereka yang dalam kondisi sakit serius atau menjelang ajal. Pemberkatan ini dilakukan oleh Bapak Uskup.

Dalam homilinya, Bapak Uskup mengajak umat untuk mendoakan para pastor agar setia dalam pelayanan. Imam dan umat saling mendoakan. Selain itu, dia juga meminta doa untuk dirinya yang adalah hamba/pelayan.

Dia mengutip kata-kata seorang pemimpin sejati, Haji Agus Salim, yang mengatakan “Menjadi Pemimpin Berarti Menderita”. Pemimpin sejati adalah pemimpin yang siap menderita demi orang yang dilayaninya. Ini hanya salah satu gambaran seorang pemimpin sejati. Ada banyak gambaran lainnya. Oleh karena itu, Bapa Uskup mengajak umat Katolik untuk menjadi pelayan bagi sesama. Dalam pelayanan itu dibagikan Kasih Kristus.

Menurut ketua panitia misa Krisma tahun ini, yang dipercayakan kepada dekenat Jakarta Pusat, jumlah umat Katolik yang hadir meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Ini terlihat dari buku panduan misa yang habis terpakai, bahkan ada sebagian umat yang tidak kebagian. Buku panduan misa dicetak sesuai jumlah umat tahun lalu.

CPR, 5/4/2012
Gordi Afri



Menulis skripsi ibarat berjalan di jalanan umum. Ada rambu lalu lintas yang mesti dipatuhi, ada petunjuk jalan yang mesti diikuti. Maka, pada bagian keempat ini, kita akan membahas “rambu-rambu menulis skripsi” yakni Membaca Buku Petunjuk Menulis Skripsi.

Buku petunjuk menulis skripsi biasanya disiapkan dari kampus. Di kampus kami, buku ini dibagikan saat ketua program studi membahas persiapan bersama sebelum menulis skripsi. Buku itu dibagikan keada setiap mahasiswa. Di dalamnya terdapat petunjuk misalnya, bagaimana memilih buku, membaca buku, membuat rangkuman dan kesimpulan, teknik mencari ide utama paragraf, dan sebagainya. Ada juga petunjuk praktis lainnya seperti ukuran kertas, model catatan kaki (footnote) atau catatan akhir (endnote), ukuran huruf, panjang kiri-kanan-atas-bawah, tata letak judul, kulit depan skripsi, penulisan abstraksi, dan sebagainya. Singkatnya, segala yang berkaitan dengan teknik penulisan dan teknik praktis, ada di situ.

Buku petunjuk menulis skripsi juga sebenarnya sudah banyak dijual di toko buku umum. Ada banyak dosen dan penulis lain yang membuat satu buku petunjuk menulis skripsi dan karya ilmiah lainnya. Buku petunjuk semacam ini amat membantu kita dalam menulis. Beberapa teman mengalami kesulitan pada awal menyusun skripsi. Ada juga beberapa teman yang tidak mengalami kesulitan karena sudah membaca buku petunjuk itu sebelumnya. Ini berarti bahwa buku petunjuk itu sangat membantu kita dalam menyusun skripsi.

Buku petunjuk yang dijual di toko buku umum digunakan sebagai referensi menulis. Dengan petunjuk yang tertulis di situ, kita bisa menulis dengan baik. Kekreatifan dalam menulis akan muncul setelah membaca buku itu dan mulai mempraktikkannya.

Namun, untuk keperluan yang lebih penting sebaiknya membaca buku petunjuk dari kampus. Sekali lagi, buku petunjuk dari toko buku umum hanya digunakan sebagai bahan untuk memperkaya bacaan dan pegangan. Buku petunjuk dari kampus tetap digunakan sebagai referensi utama dalam menulis. Mengapa?

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap kampus memiliki kriteria tersendiri dalam menulis skripsi. Ini kebijakan intern kampus. Standar atau model skripsi di UGM misalnya bisa jadi berbeda dengan standar dan model skripsi di Universitas Nusa Cendana Kupang. Bahkan boleh jadi, standar dan model skripsi di setiap fakultas dan program studi di satu kapus akan berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, sebaiknya kita berpegang pada buku petunjuk yang diberikan dari kampus, entah melaui ketua program studi atau dekan fakultas.

Di kampus kami standar dan modelnya sama untuk dua program studi Filsafat dan Teologi. Standar di sini mencakup peraturan tentang ukuran kertas, panjang kiri-kanan atas-bawah, ukuran huruf, dan sebagainya.

Hal ini kelihatan sepele namun turut berpengaruh dalam keberhasilan dalam menulis skripsi. Ada kisah menarik dari kakak kelas saya dulu. Seorang dosen penguji menanyakan alasan mengapa tidak dicantumkan tujuan penulisan skripsi sebagai persyaratan mencapai gelar sarjana. Syarat itu tertera dalam buku petunjuk dari kampus. Gara-gara itu nilai ujian skripsi berkurang.

Jadi, dalam menulis skripsi perlu diperhatikan hal kecil semacam ini. Petunjuk itu berguna bagi kita demi kelancaran penulisan skripsi sekaligus menjadi momok yang mematikan jika kita melanggarnya. Bayangkan jika kita tidak berhasil gara-gara melanggar peraturan dalam buku petunjuk itu? Bagian berikutnya, kita akan melihat bagaimana membaca buku skripsi. Salam, 26/3/2012 Gordi Afri.***

Menulis Skripsi (3)





Kita sudah siap menulis skripsi. Buku sumber dan bahan lainnya sudah ada. Ibarat anak kecil, kita masih membutuhkan bimbingan. Maka, kali ini akan dibahas bagian ketiga yakni mencari dosen pembimbing.

Dosen pembimbing adalah orang yang bisa ditanyakan kalau ada kesulitan dalam penyusunan skripsi. Kita membuka konsultasi dengannya. Entah menyangkut bahan, metode, buku sumber, dan sebagainya. Singkatnya, dia-lah penjaga gawang dalam permainan kita menyelesaikan skripsi itu.

Di kampus kami ada kebijakan satu dosen hanya boleh membimbing maksimal 5 mahasiswa. Ini menjadi ketetapan kampus. Tentu pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi lapangan. Maksudnya? Maksudnya bahwa ketentuan itu dalam kondisi tertentu bisa diubah dalam pelaksanannya. Dalam peraturan baku tentu saja tidak tetapi dalam pelaksannya bisa.

Contohnya kalau banyak mahasiswa yang mengambil tema yang hampir sama dan kebetulan dosen yang mengampu mata kuliah bertema demikian hanya satu. Maka, dalam hal ini ada kebijakan kampus dan dosen pembimbing bersangkutan. Tetapi ini sangat jarang terjadi. Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau kita mencari dosen pembimbing jauh-jauh hari. Ingat bahwa ini bagian dari persiapan.

Untuk mencari dosen pembimbing ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Carilah dosen pembimbing yang tidak terlalu sibuk dengan kegiatan di luar kampus. Misalnya ada dosen yang sekaligus aktivis atau pembawa seminar di mana-mana. Bukan berarti kita anti dengan dosen berkaliber semacam itu. Bukankah dosen itu sudah teruji kehebatannya?

Tentu saja dosen seperti itu hebat dan berkaliber. Tetapi kehebatannya belum tentu nyata juga dalam membimbing mahasiswanya yang menyelesaikan skripsi. Boleh jadi bahwa dosen itu rajin membawa seminar sehingga banyak waktunya tersita untuk persiapan seminar dan pembawaan seminar. Nah, kalau begini boleh jadi waktu untuk membimbing mahasiswa berkurang. Bayangkan saja hasilnya kalau kurang dibimbing. Ibarat anak kecil yang kurang diasuh, mahasiswa itu nanti mengalami banyak kendala.

Selain dari dosen, kita juga mesti tahu jadwal dosen. Kapan dia ada di kampus, kapan dia tidak ada. Perhatikan jadwal mata kuliah di kampus. Bila perlu bertanya ke pihak sekretariat jika kesulitan mencari dosen. Sebaiknya kita sendiri tahu alamat email, alamat rumah dosen, juga nomor hp dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Dengan demikian kita tidak menghabiskan waktu lama dalam keadaan bingung karena tidak bisa mencari jalan keluar.

Tetapi cara unik yang paling ampuh adalah sering-seringlah bertemu dosen pada saat yang tepat. Keseringan bertemu mengubah cara pandang dosen terhadap mahasiswa yang dibimbingnya. Boleh jadi dia akan menilai kita sebagai orang yang semangat mencari ilmu. Lihat saja orang yang banyak bertanya akan mendapat banyak pengetahuan baru. Banyak bertanya berarti banyak keinginan untuk tahu.

Namun, perlu diperhatikan jadwal dosen. Jangan sampai kunjungan kita ke kantornya mengganggu kesibukannya. Ini yang kadang-kadang membuat dosen pembimbing agak kesal. Dengan kata lain, kita mesti memperhatikan dan bila perlu harus menghafal ‘bahasa tubuh’ dosen itu. Bagaimana kebiasaannya waktu senang, susah, sibuk, dan sebagainya. Jadi, antara dosen dan mahasiswa ada saling pengertian. Keberhasilan skripsi sebagiannya ada di tangan dosen pembimbing meskipun sebagian besar ada di tangan penulis skripsi. Salam, 18/3/2012 Gordi Afri.***


Powered by Blogger.