Halloween party ideas 2015

Saya membuka facebook pagi ini. Berharap ada inspirasi untuk membuat tulisan. Ternyata benar saja. Ada inspirasi.

Teman saya menulis status tentang diwisudanya dua pendidik (Opa Nadus P dan Oma Ros) kami dulu waktu SD.
Saya membaca status lalu langsung terbayang wajah kedua pendidikku itu. Saya mengingat mereka. Mereka dulu berjuang mendidik saya. Sekarang saya jadi seperti ini. Campur tangan mereka turut memengaruhi kehidupan saya sekarang.

Sekarang saya juga menjadi pendidik. Seperti mereka. Hanya saja beda muridnya. Dulu saya jadi murid mereka. Murid sekolah di kampung. Sekarang saya mendidik di kota. Tetapi murid saya juga berasal dari kampung dan kota.

Berita itu menggembirakan saya. Katanya, kedua pendidik kami itu diwisuda. Memang mereka dulu bukanlah tamatan sarjana. Mereka ‘sarjana’ dalam hal mendidik. Bukan dalam pangkat atau jabatan pendidikan. Kalau sekarang mereka diwisuda itu karena memenuhi persyratan sebagai pendidik saja.
Mereka memang tamatan sekolah dulu. Sistem pendidikannya beda dengan para pendidik sekarang.
Betapa pun demikain saya gembira mendapat kabar itu. Buka facebook hari ini bukans aja dapat isnpirasi tetapi juga dapat kabar gembira. Facebook ternyata kalau digunakan dengan baik bisa menggembirakan para sahabat yang menggunakannya. Terima kasih untuk kedua pendidikku. Terima kasih untuk sahabatku sebagai pewarta.

Saya menunggu kabar dari sahabat lainnya. Juga menunggu diwisudanya para pendidikku yang lain. Jasa kalian besar bagi pembangunan negeri ini.

PA, 9/11/12
GA

foto iccireland.ie
Cuti panjang. Atau juga liburan panjang. Atau juga cuti bersama yang panjang. Lebih kurang 2-3 hari. Bulan November ini ada cuti panjang. Dari Kamis sampai Minggu. Empat hari yang terdiri atas 3 hari kerja efektif dan 1 hari istirahat akhir pekan. 

Hari Kamis, 15 November merupakan hari raya Tahun Baru Hijriyah. Masyarakat Indonesia merayakan hari tersebut sehingga semua aktivitas diliburkan. Sekolah, kantor, dan perusahaan. Yang menariknya liburan itu bukan hanya pada hari raya saja. Tetapi, 2 hari setelahnya juga dibabat jadi hari libur. Inilah wajah Indonesia.

Tentu ini tidak ada dalam perencanaan rutin atau perencanaan tahunan. Yang tertera dalam kalender hanya hari Kamis saja. Lalu, 2 hari berikutnya dibuat mendadak.
Mendadak karena bisa diputuskan tanpa pikir panjang. Seolah-olah sudah direncanakan. Kalau memang mau seperti itu mengapa dalam kalender nasional tidak dicantumkan saja cuti panjang itu? Atau biar kelihatan bangsa ini rajin bekerja sehingga hari Kamis saja yang libur dan hari Jumat tetap masuk kerja?

Bangsa ini suka mempersingkat segala hal. Tetapi anehnya untuk urusan tertentu suka bertele-tele. Bangsa ini mempersingkat massa produktif. Tentu sebagian besar masyarakat suka libur. Dan karena kebanyakan libur pekerjaan pun tertunda. Tertunda bukan karena tidak sesuai target. Tetapi karena targetnya terganggu. Salah satu pengganggunya adalah kebijakan cuti bersama seperti ini.

Sehari memang boleh jadi tidak berarti tetapi jika digunakan untuk bekerja waktu sehari amat berguna. Tetapi boleh jadi bangsa ini tidak suka bekerja keras. Senangnya bepergian.

Cuti panjang menjadi salah satu kesempatan bepergian. Beberapa sahabat kesulitan mendapat tiket ke kota Yogyakarta dan Denpasar karena semuanya sudah terisi. Di kereta juga pesawat. Belum tahu tiket bis. Boleh jadi sama. Ini gara-gara cuti panjang.

Bangsa ini mau dibawa ke mana? Ke massa cuti panjang atau ke pekerja keras? Jawaban ada pada masyarakat. Yang jelas masyarakat juga setuju atau dipaksa untuk setuju. Dipaksa untuk tunduk pada kebijakan pemangku jabatan yang menentukan cuti dan tidaknya.masyarakat boleh jadi mau cuti panjang tetapi malu-malu untuk mengakui itu secara umum. Kalau mau mengakui itu mengapa tidak dicantumkan saja di kalender nasional?

PA,17/11/12
GA

Kompasiana identik dengan penulis. Masuk kompasiana sering diidentikkan dengan masuk dalam dunia tulis menulis. Masuk kompasiana sering dilihat sebagai terjun menjadi penulis. Memang demikian adanya. Kadang-kadang pendapat seperti ini benar adanya. Tetapi tetap saja tidak mutlak. 

Masuk kompasiana tidak mesti harus menjadi penulis. Masuk kompasiana bisa juga menjadi pembaca setia. Ada kompasioner yang hanya membaca saja tanpa menulis. Ada juga yang sesekali menulis dan banyak kali membaca. ada juga yang jarang menulis tetapi sering berkomentar.

Semua kategori ini masuk dalam dunia kompasiana. Ada pula yang mengeluh kalau tidak bisa menulis setiap hari. Padahal sudah banyak tips bagaimana menulis setiap hari. Saya pernah mencoba dan berhasil menulis setiap hari selama sebulan. Setelah itu, saya merasa masih ada yang belum pas. Saya kurang puas.

Ini terjadi karena saya menulis seperti mengejar target. Menulis bukan lagi menjadi pembawa berita atau pesan. Menulis menjadi sebuah aktivitas yang dipaksa. Padahal menulis karena senang menulis lebih bagus daripada menulis karena mengejar target.
Maka, saya sekarang tidak takut lagi membuka kompasiana setiap hari walau tak menulis. Saya datang untuk membaca tulisan teman-teman. Inilah salah satu aktivitas menyenangkan. Sungguh, saya menikmati suasana ini. Membaca tulisan teman.
Akhirnya, tetap ngompasiana walau tak menulis.

PA, 19/11/12
GA

Powered by Blogger.