Halloween party ideas 2015
Showing posts with label Menulis. Show all posts

foto oleh Pojok Buku
Berkomentar di kompasiana. Inilah yang saya buat ketika tidak ada ide untuk menulis. Daripada membuat tulisan lebih baik membaca tulisan teman dan berkomentar seperlunya. Dengan berkomentar otak saya tetap segar. Segar untuk berpikir memberi komentar pada tulisan teman. 

Sebenarnya bukan hanya pada saat tidak ada ide menulis. Setiap kali membuka kompasiana saya sempatkan diri untuk memberi komentar, meski hanya satu, pada tulisan teman. selesai membaca saya membuat komentar. Namun jika tulisan itu tidak perlu dikomentari maka saya tidak akan membuat komentar.

Berkomentar di kompasiana ternyata mempunyai pengaruh besar. Pengaruhnya adalah mempunyai banyak teman. Teman sesama komentator. Melalui komentar kita bisa akrab, memberi guyon di dunia maya kompasiana. Dari kata-kata yang tertulis serasa seperti sudah bersua. Padahal tinggal di kota yang berjauhan. Melalui komentar itu kita jadi satu hati. Orang bilang satu hati aneka wajah. Di kompasiana ini, satu ladang aneka pekerja.

Gara-gara komentar itulah saya berteman dengan para dosen yang ada di kompasiana ini. Bukan dengan mereka saja, juga dengan teman-teman mahasiswa. Meski sudah tamat, saya masih merasa seperti mahasiswa. Hanya saja tuntutan membuat makalahnya sekarang tidak ada. Diganti dengan membuat tulisan di kompasiana. Dengan berkomentar, saya berteman dengan pakar ekonomi, pakar olahraga, pakar kesehatan, pakar sosial, pakar psikologi, pakar LSM, motivator, dan sebagainya.

Kompasiana ini menjadi ladang berbagai profesi. Disatukan dengan minat menulis. Menulis dengan berbagai tema termasuk menulis tentang dunia foto.

Lagi-lagi dengan berkomentar saya jadi tahu banyak hal. Setiap hal mungkin hanya tahu sebagian atau seperempatnya saja. tetapi paling tidak saya tahu sedikit dalam banyak hal.
Makanya, saya tak henti-hentinya memberi komentar di kompasiana ini. Komentar yang sopan dan sesuai kaidah. Sebab, kalau komentar saya membuat orang lain tidak nyaman, bisa dihapus. Dan bukan saja dihapus saya menjadi biang perusak relasi di dunia maya ini.
Selamat berkomentar….

PA, 8/7/2012
Gordi Afri

foto oleh Khairul Amran
Memberi komentar dan menaggapi komentar pada tulisan di kompasiana ini sudah menjadi tradisi bagi kompasioners. Saya termasuk orang yang suka memberi komentar dan bukan orang yang sering memberi komentar. Di profil saya terhitung ada 751 tanggapan sampai  saat tulisan ini dibuat. Ini belum apa-apa sebab ada kompasioner yang sudah melampaui angka ribuan. Tergantung dia sering berkomentar atau tidak, dia sudah lama menjadi kompasioner atau tidak. Faktornya bermacam-macam.

Apa tips membuat komentar di kompasiana ini? Saya menemukan satu tips. Boleh jadi tips ini sudah diakui oleh kompasioners senior. Atau juga mungkin, bagi kompasioners tertentu, tips ini sudah basi karena sudah lama. Boleh jadi juga tips ini menjadi hal penting bagi kompasioner pemula. Entah apa tanggapan pembaca. Yang jelas saya hanya membagikan ini karena saya anggap ini penting juga.

Tips jitu itu adalah membaca secara keseluruhan artikel sebelum memberi komentar. Langkah pertama adalah membaca keseluruhan artikel. Tanpa membaca seluruhnya komentar kita boleh jadi tidak menyentuh isi tulisan. Atau hanya menilai sebagian artikel saja. Hasilnya kita dicap seperti pembaca yang tergoda dengan jdul saja. Langkah selanjutnya pasti pembaca bisa tebak. Memahami isinya, memutuskan apakah memberi komentar atau tidak, apakah perlu memberi komentar atau tidak.

Langkah lainnya setelah memutuskan adalah membuat komentar yang tidak menimbulkan keributan atau menyinggung soal SARA, atau menyerang kelompok tertentu. Jika ini terjadi, komentar kita atau profil kita siap dihapus oleh pihak berwajib.

SAya menerapkan ini selama bergabung dengan kompasiana. Dengan kata lain, tips ini muncul dari pengalaman saya. Kadang-kadang saya membuat komentar berupa masukan panjang lebar. KAdang-kadang juga hanya satu kata. Atau juga mengapreasiasi penulisnya. ATau bahkan dengan mengatakan satu kata, bagus, aktual, menarik, dan sebagainya.

Ini tips singkat membuat komentar. Semoga bermanfaat. Boleh jadi tips ini basi. Tetapi, manfaatnya tentu selalu segar untuk dipraktikkan.

Selamat malam untuk pembaca semuanya…..

PA, 9/9/2012
Gordi Afri


foto oleh Bintie Mukaromah
Komitmen selalu dibuat untuk ditepati. Jika tidak percuma saja. Untuk apa buat komitmen terus menerus jika semuanya hanya diingkari. Janji tinggal janji. Tak ada yang ditepati.

Satu komitmen saya bulan lalu yakni menulis setiap hari. Kelak jumlah tulisan menjadi 30/1 setiap bulan. Ini bukan untuk mengejar target belaka. Dengan menulis sejumlah itu, pikiran saya diasah. Jadi bukan cuma kuantitas. Kualitas juga perlu. Tentunya kuantitas duluan. Kalau sudah kuantitas, bersiaplah untuk memerhatikan kualitasnya.

Beberapa hari belakangan saya rajin menulis setiap hari. Tidak banyak. Hanya satu tulisan. Tetapi itu berguna bagi saya. Paling tidak membuat saya melihat kembali pengalaman seharian. Apa yang menarik hari ini untuk dituliskan. Apa yang berkesan, apa yang berguna untuk dibagikan, apa yang perlu diwartakan kepada publik.

Hari kemarin saya ingkar janji. Gordi, kamu ingkar janji lagi. Begitu suara menggema dalam diri ini. Gara-gara kesibukan, sok sibuk, saya lupa menulis. Ada kesempatan untuk menulis. Tetapi, badan saya terlalu lelah. Saya memutuskan untuk langsung tidur. Terlelap sampai pagi. Alhasil, tidak ada tulisan dalam sehari.

Hari ini saya harus membuat 2 tulisan. Supaya akhir bulan tercapai target. Saya yakin ini bisa dilakukan. Ini tulisan pertama hari ini. Semoga nanti malam atau sore, ada satu tulisan lagi. Sekarang waktunya untuk beristirahat sejenak. Bukan sekadar beristirahat. Ada tulisan teman-teman yang mau saya baca. Jadi ada variasi antara menulis dan membaca.

Salam hangat, selamat berlibur,  dan selamat hari Minggu.

PA, 16/9/2012

foto oleh Marloes
Menilai tulisan sendiri. Kadang orang berkomentar itu tidak baik. Mengapa? Karena yang berhak menilai adalah orang lain. Oleh karena itu lebih baik menilai tulisan orang lain saja. Lalu apakah salah kalau saya menilai tulisan saya?

Semula saya berpikir demikian. Biarlah orang lain yang menilai tulisan saya. Saya tidak perlu pusing. Tugas saya hanya menulis, membuat tulisan. Selesai. Yang memberi nilai adalah pembaca. Oleh karena itu, saya tidak memberi nilai pada tulisan saya. Entah menarik, aktual, inspirasi, bermanfaat.

Namun, saya berpikir ulang. Saya kira tidak salah menilai tulisan sendiri. Memberi nilai pada tulisan sendiri. Dari sini boleh menjadi semacam contoh, bagaimana menilai tulisan orang lain. Jika tulisan sendiri bisa dinilai maka tulisan orang lain juga akan mudah dinilai.

Sampai sekarang saya memberi nilai pada tulisan sendiri setelah orang lain memberi nilai. Jadi saya sebagai pembuat tulisan tidak menjadi orang pertama dalam memberi nilai. Saya masih taat pada peraturan saya sendiri, biarlah orang lain yang menilai tulisan saya. Saya boleh menilai setelah ada teman yang menilai.

Jadi, tidak salah memberi nilai pada tulisan sendiri.

PA, 17/9/2012
Gordi Afri

Aku ingin menulis sesuatu tentang kamu. Sudah dipikirkan matang-matang sebelumnya. Hanya satu langkah lagi untuk menulis. Yakni mengetik dengan jari. Sayang sekali langkah terakhir ini gagal. Yah…seperti anak SD yang belajar 6 tahun tetapi gagal gara-gara satu mata pelajaran yang diuji dalam tempo 1 jam.

Satu langkah terakhir yang amat berharga. Tak lengkap jika langkah itu tidak dibuat. Rasa-rasanya gampang padahal sulit dalam kenyataannya. Itu sudah lebih dari setengah. Toh..akhirnya gagal. Tak peduli lebih dari setengah atau mendekati selesai.

Sebuah proyek memang mesti selesai. Jangan ada yang tertinggal. Ibarat proyek monorel di ibu kota yang mesti selesai. Sayangnya yang ada hanya rancangan tiang. Entah itu sudah berapa puluh persen dari rancangan awal. Di mata kita proyek itu gagal.

Banyak contoh lain yang mana pekerjaan akhirnya belum selesai. Demikianlah kondisi jalan di beberapa desa. Jalan itu dibiayai oleh pajak rakyat. Entah namanya jalan negara, jalan provinsi, jalan bantuan daerah tertinggal. Belum selesai dibuat tiba-tiba berhenti. Katanya dananya kurang. Lha…kalau kurang kenapa tidak diminta lebih banyak? Atau jangan-jangan rancangannya pas tetapi dananya dikorupsi.

Ah…aku tak jadi menulis tentang kamu. Aku buka facebook tadi dan ternyata ada teman yang mau ajak bicara. KAmi pun berbicara dan lupalah ide menulis tentang kamu. Gak apa-apa yah…kapan-kapan baru disambung. Ini peristiwa tiba-tiba. Yang jelas aku bukan perencana di negeri ini yang membuat proyek tetapi tidak selesai. Mereka gampang saja membuat laporan. Padahal rakyat menderita karena menjadi korban pertama.

—————————
Obrolan pagi menjelang siang

PA, 5/10/2012
Gordi Afri

Wah….tulisan kita di kompasiana ternyata benar-benar dilirik orang. Boleh jadi mereka ini berasal dari luar lingkungan kompasiana. Jadi memang tulisan kita tidak hanya dinikmati oleh kalangan kompasiana.

Ada juga yang tidak hanya sebatas melirik. Kalau melirik kan itu sah-sah saja asal tidak mengganggu yang lain. Ternyata ada yang setelah melirik jatuh hati. Jatuh hati pada tulisan. Beruntung kalau juga jatuh hati pada penulisnya. Ya siapa tahu bisa bertemu penulis karya itu misalnya.

Saya tadi benar-benar heran ketika membuka google. Saya klik nama saya dan keluar satu blog yang menampilkan nama saya. Ada beberapa situs yang mencantumkan nama saya. Ada kompasiana, ada 2 blogspot, ada facebook. Namun ternyata ada juga blogspot baru. Di luar dugaan saya. Dua blospot yang lain memang menjadi milik saya. Namun yang ketiga ini di luar pengetahuan saya.

Setelah diteliti memang benar nama saya di situ dicantumkan. Pengelola blog mengambil satu karya tulis saya di kompasiana ini. wah…..kaget sekaligus bangga. Meski hanya mengambil salah satu.

Tulisan itu rupanya menarik pengelola blog puisi ini. judul yang saya buat memang menarik, PEMUJA GADIS CANTIK. Isinya juga cukup menakjubkan. Ini menurut saya dan beberapa komentar teman. Boleh jadi atas dasar itu pengelola blog ini mengambil karya itu.

Mereka mempertahankan judul. Jadi judul tetap dan nama saya juga dicantumkan. Ini namanya bukan penjiplakan. Bahkan di bawah tulisan ada keterangan sumbernya dan peringatan dilarang mengubah nama pengarang.

Boleh jadi karya tulis yang lain sudah dan akan diambil oleh pengelola blog di luar kompasiana. Tidak dilarang asal bertanggung jawab. Nama sumber tetap dicantumkan demi menjaga otentisitas karya tulis itu.

————————
Obrolan malam

PA, 13/10/2012
Gordi Afri

*Tulisan ini dimuat juga di blogkompasiana pada 24/10/2014 

Saya baru saja mengoreksi tulisan sekelompok mahasiswa. Saya bukan dosen. Saya hanya koordinator dalam penerbitan majalah dinding. Kami menganggap majalah dinding itu sebagai ajang latihan menulis. Saya sebagai koordinator mencoba mengarahkan mereka agar menulis dengan baik. Bukan hanya pemilihan kata-kata tetapi juga isinya. Dari situ nantinya muncul refleksi kritis atas kehidupan sebagai lahan untuk membuat tulisan.
                                            
Ada yang bilang mengreksi tulisan orang itu gampang-gampang susah. Gampang karena tinggal saja menemukan kesalahannya. Susah karena setelah menemukan kesalahan kita mencoba memperbaikinya. Ini tidak mudah. Ada banyak kesalahan maka banyak juga koreksian. Jadi dari menemukan sampai memperbaiki.

Dalam kegiatan ini saya menemukan banyak kesalahan. Ada keslahan menulis, membuat struktur SPO, menuliskan kata, menulis nama orang dan tempat, menentukan tanda baca, dan sebagainya. Variasi kesalahan. Dari sini harus keluar keringat lagi memikirkan perbaikannya. Kesalahan mengetik menjadi perbaikan yang membosankan. Kesalahan tanda baca juga. Dan penempatan tanda baca yang kurang tepat. Ada juga kata-kata yang harus dihilangkan demi ekonomi kata-kata. Maksudnya kata-kata dipakai seefisien mungkin. Jangan sampai ada kata yang tidak perlu. Maka, saya menghilangkan saja kata itu. Intinya kalau bisa ditulis pendek mengapa harus panjang?

Sungguh pekerjaan ini gampang-gampang susah. Pekerjaan ini menyenangkan juga. Ada pengalaman menarik membaca tulisan orang. Kadang-kadang ada canda dan tawa dalam hati membaca kalimat yang agak lucu. Kadan-kadang ada kekonyolan membaca isi tulisan yang tidak terarah. Semoga mereka menulis lebih baik lagi. Dan semoga saya lebih sabar dan teliti lagi mengoreksi tulisan mereka.

PA, 8/11/112
GA

Powered by Blogger.