Halloween party ideas 2015
Showing posts with label KOMPASIANA 2. Show all posts

foto ilustrasi oleh CubaGallery
Aku mau bahagia
Ingin sekali merasakan bahagia
Malam ini aku ingin bahagia
Malam yang pas untuk berbahagia

Kata temanku di halaman fb-nya
Bahagia itu bukan pada benda yang kita miliki
Tapi pada diri kita
Bahagia pada diri

Jika aku ingin bahagia
Maka bahagia itu aku rasakan
Bukan aku miliki Bukan aku beli
Demikian jika mengikuti kata-kata itu

Aku ingin berbahagia di malam Minggu
Memang ini perasaanku
Perasaan dari dalam diri saya
Bukan dari luar diri saya

Aku ingin bahagia
Sekali pun aku tak bersamamu
Sekali pun aku tak memilikimu
Sekali pun aku jauh darimu

Benar kata temanku
Bahagia bukan pada benda
Tapi pada diri
Diri setiap orang

Maka bukan saja aku yang bisa berbahagia
Tapi juga kamu dalam dirimu sendiri
Maka bahagia bisa ada dalam diriku
Juga dalam dirimu

Alangkah baik jika
Bahagia itu jadikan perasaan bersama
Antara aku dan kamu
Meski kamu di sana dan aku di sini

Salam bahagia

Prm, 2/5/14
Gordi


*Pernah dimuat di blog kompasiana

foto ilustrasi oleh CubaGallery
Kau tinggalkan kami
Kau pergi tanpa kami tahu
Kau pergi tanpa kamu pamit
Kau pergi selamanya

Kami merasa sedih
Kami merasa kehilangan
Kami merasakan duka yang mendalam
Kami merasakan ada yang kurang

Kehadiranmu di tengah kami
Kerap membuat kami gembira ria
Betapa engkau pembawa kegembiraan
Dengan lelucon yang kamu buat

Kami senang meski dalam suasana duka
Kami terhibur meski sebenarnya kami amat kehilangan
Kami selalu gembira meski kami banyak masalah
Kami tak merasa ada beban meski ada tugas berat

Itulah yang kau hadirkan untuk kami
Ceritamu berulang-ulang namun kami tak bosan mendengarnya
Mimik mukamu akan kami ingat selalu
Gaya bicaramu akan kami kenang

Dan rupanya inilah yang selalu akan kami kenang darimu
Kami tak bisa lagi mendengar ceritamu
Namun kami bisa menghadirkan kembali ceritamu
Kami akan ingat semuanya

Kau dan kami kini berjauhan
Tak bisa lagi bercerita bersama
Kami tak tahu dan kamu pun tak tahu
Namun kamu pasti tahu kita tak bersama lagi kini

Kami berdoa untuk perjalananmu
Kami berharap kau mendoakan kami
Semoga engkau duduk bersama Dia
Melihat dan mendoakan kami di sini

*Puisi untuk Pastor Pasquale Ferraro, SX

Prm, 5/5/14
Gordi

*Pernah dimuat di blog kompasiana

foto ilustrasi oleh  Paromita Deb Areng
Judul ini mungkin bombastis, keterlaluan. Tetapi baik jika disimak. Masa depan bangsa tak lain adalah anak-anak bangsa sendiri. Hari-hari ini di media muncul berita terkait anak-anak bangsa. Kekerasan seksual dengan berbagai bentuk dan waktu terjadinya. Mencuat satu kasus lalu muncul ekor yang lainnya. 

Masa depan bangsa memang terkait dengan anak-anak bangsa. Anak-anak bangsa adalah aset bangsa. Apa jadinya jika aset ini dirusak? Tentu masa depan bangsa terancam. Sebagaimana para pengusaha memelihara asset usahanya demikianlah bangsa harus memelihara asetnya sendiri.

Aset yang rusak menunjukkan bangsa ini rapuh dalam menjaga asetnya. Anak-anak telanjur dirusak. Apa jadinya masa depan bangsa ini?

Kasus kekerasan seperti diberitakan media hanyalah salah satu model perusakkan aset bangsa. Banyak model lain yang dialami anak bangsa sendiri. Dan ini hanya aset berupa anak-anak bangsa. Jika dihitung lagi dengan aset lainnya tambah banyak.

Menjaga aset inilah tugas bangsa ini. Namun tugas ini kadang tidak dikerjakan dengan baik. Kasus di atas menunjukkan buktinya. Bangsa ini kurang serius menjaga asetnya. Ini pertanda ada kemunduran dalam menjaga masa depan bangsa.

Namanya masa depan tetapi persiapannya sejak masa sekarang. Maka, jangan mengulur waktu jika mau menyelamatkan masa depan bangsa. Mulai sekarang. Jangan menunggu dan menunda. Sebutan masa depan mungkin juga membuat kita selalu berpikir itu kan masih jauh ke depan. Tidak! Masa depan itu adalah hasil dari masa sekarang. Dan bukan masa yang kita tunggu dengan berpangku tangan.

Maka, marilah pemangku dan masyarakat bangsa bersama-sama menyelamatkan aset bangsa ini. Jika tidak, keselamatan kita sebagai bangsa juga akan terancam.

Iseng-iseng setelah menengok perkembangan situasi negeri tercinta, Indonesia

Prm, 9/5/14
Gordi

*Pernah dimuat di blog kompasiana

foto ilustrasi oleh  hornedkid
Dunia politik selalu menarik untuk diperbincangkan. Memang politik itu menarik. Bukan saja bagi pengamat politik, para politikus, pengajar politik, tapi juga bagi masyarakat biasa, tukang parkir, kaum awam politik, pemasak, dan profesi lainnya. Politik terus dibicarakan dan selalu hangat untuk diperbincangkan. Kala duduk menunggu bus kota, kadang-kadang sulit membuka perbincangan dengan sesama calon penumpang. Coba saja sesekali menyinggung soal politik bukan tidak mungkin perbincangan akan terjadi. 

Bicara soal politik berarti bicara soal banyak hal. Tidak seperti bicara tentang topik tertentu, cakupan politik amat luas. Itulah sebabnya siapa pun bisa bicara soal politik. Waktu masih kecil saya sering mendengar perbincangan tetua masyarakat tentang politik. Mereka juga rupanya bicara soal politik. Saya heran kok bisa yah mereka bicara tentang politik?

Politik bukanlah bidang asing bagi masyarakat. Media sosial seperti TV dan koran selalu menjual isu politik sebagai menu hariannya. Juga perbincangan di ruang tunggu rumah sakit, terminal bus, stasiun kereta, ruang tunggu bandara, lobi hotel, dan tempat umum lainnya.

Di negara maju atau di kota yang nyaman politik diperbincangkan juga di taman kota atau meja bar. Mereka menikmati minuman dan makanan ringan sambil bicara soal politik. Mereka sengaja bertemu di sini hanya untuk menelusuri dunia politik.

Dunia politik adalah dunia yang luas. Itulah sebabnya juga menelusuri dunia politik bukanlah hal yang mudah. Pengamat politik mengaitkan dunia politik dengan teori politik. Politikus mengaitkan politik dengan kinerja praktis. Demikian juga dengan komentar politik lainnya. Setiap orang menafsirkan dunia politik sesuai minatnya. Maka, politik bukan lagi bidang yang khusus tetapi bidang yang luas.

Saking luasnya politik menjadi bidang yang sulit ditelusuri. Bahkan kalau pun ditelusuri hanya sebagiannya saja. Politik juga selalu berubah. Hari ini begini besok menjadi begitu. Dunia politik menjadi dunia yang labil. Itulah sebabnya dunia politik kadang dengan mudahnya membongkar sistem ekonomi, sosial, dan keamanan suatu negara. Dari bidang ini bisa juga menghambat ke bidang lainnya seperti pendidikan dan olahraga.

Kala dunia pendidikan dijiwai atau dirasuki dunia politik, saat itulah dunia pendidikan menjadi hancur. Mungkin dunia pendidikan Indonesia juga dirasuki dunia politik sehingga tidak maju-maju. Pengamat luar negeri kadang melihat dunia pendidikan Indonesia sebagai dunia yang maju-mundur dan tidak pernah akan maju. Dunia pendidikan Indonesia selalu labil, mudah diubah-ubah. Oleh karena itu dunia pendidikan Indonesia tidak maju-maju. Boleh saja siswanya pintar tetapi pada akhirnya kalau mau terus maju lanjutkan ke luar negeri dan bahkan kerja di luar negeri.

Politik juga bisa membelah masyarakat-membuat dua kekuatan yang berbalikan. Dunia olahraga seperti sepak bola misalnya selalu berada di antara maju dan mundur. Bahkan dalam sejarahnya ada dua kompetisi yang berbeda.

Meski bisa membelah, politik sebenarnya bisa menyatukan. Di negara tertentu politik menjadi senjata untuk menyatukan. Dalam politik bisa saja ada perbedaan pandangan dan opini. Ini lumrah dan perlu. Namun dalam pandangan ke luar (negeri) mereka selalu menyuarakan suara bulat. Suara mereka hanya satu. Politik luar negeri mereka jelas. Tidak mendua.

Pada akhirnya, politik selalu menjadi bidang yang sulit ditelusuri sekaligus menjadi dunia yang mudah diperbincangkan.

Prm, 10/5/14
Gordi

*Pernah dimuat di blog kompasiana

foto ilustrasi dari internet
Pepatah memberi makna tersendiri dalam dunia bahasa. Bahasa yang kaya pepatah adalah bahasa yang kaya makna. Pepatah bahkan bukan saja permainan kata tetapi menyentuh dunia nyata. Bahasa memang mesti menyentuh dunia nyata.

Baru saja teringat pepatah, jauh di mata dekat di hati. Bisa ditebak ini adalah pepatah tentang cinta. Cinta antara dua insan yang berjauhan. Memang benar. Saya baru saja menyampaikan pepatah ini pada teman saya yang sedang berjauhan dengan kekasihnya. Berjauhan tempat tinggal dan bukan berjauhan lalu memutus hubungan. 

Jauh di mata dan dekat di hati bukan saja pepatah tentang cinta. Pepatah ini bisa bermakna harapan. Inilah yang juga disampaikan seorang teman saya. Dia sedang berjauhan dengan sahabatnya dan ingin sekali bertemu meski hanya sebentar. Katanya, sudah lama mereka berpisah. Saat di SD saja mereka dekat. Setelahnya masing-masing mengambil jalan sendiri. Baru bertemu lagi dunia maya.

“Semoga liburan tahun ini mempertemukan kami,” gumamnya saat ditanya apa maunya. Kata-kata ini adalah kata-kata harapan. Mereka belum bertemu tapi sudah menaruh harapan. Bisa saja mereka bertemu namun bisa juga tidak. Tapi, satu hal sudah mereka buat, rencana untuk bermtemu. Rencana di atas harapan.

Harapan memang mesti dikumandangkan lebih dulu. Bagi penyuka real madrid, harapan untuk menang boleh dan bahkan harus dilayangkan meski saat tulisan ini dibuat atletico madrid masih unggul. Demikian juga bagi penyuka klub atletico madrid, harapan untuk memang boleh dan harus diungkapkan sekarang saat posisi mereka unggul atas real madrid.

Saat ini boleh-boleh saja mengagungkan jagoan. Sah-sah bukan? Tanpa merugikan jagoan lain. Kita mengangungkan jago bukan untuk menjatuhkan jagoan lainnya tapi sekadar menomor-satukan jagoan kita. Sekali lagi, bukan meremehkan jagoan lain.

Sebentar lagi Indonesia akan mengadakan pemilihan presiden. Kita sejak sekarang boleh mengagungkan jagoan kita. Bahkan harus memberi harapan pada pasangan yang kita anggap pas untuk presiden. Tapi, itu dilakukan tanpa menjelekkan pasangan lain yang bukan jagoan kita. Kita tetap menghormati baik pasangan Jokowi-Jusuf maupun Prabowo-Hatta.

Siapa pun yang memang, itulah presiden kita. Kita hanya memberi harapan saat proses menuju pemilihan. Harapan itu juga yang kita yakini saat menonton Real Madrid melawan Atletico Madrid. Sebentar lagi, kita akan tahu, siapa pemenangnya. Jadikan mereka yang menang sebagai bagian dari harapan kita. Jauh di mata dekat di hati.

Prm, 25/5/14
Gordi

*Dimuat di blog kompasiana pada 25 Mei 2014

foto ilustrasi oleh annamatic3000
Malam ini atau pagi ini di belahan sebelah duni, orang Brasil bergembira ria. Mereka menginginkan tim mereka menang. Dan memang, Brasil menang melawan Cile dengan skor 3-2. Kemenangan ini menjadi impian warga Brasil dan warga dunia pendukung Brasil. Sudah lama mereka mengimpikan ini.

Seorang teman saya dari Brasil sejak tadi sore menginginkan kemenangan ini. Dia yakin Brasil akan menang. Tadi sore pun dia sudah mengajak saya merayakan kemenangan ini dengan makan es krim. Apakah tidak salah jika makan es lebih dulu ketimbang melihat pertandingannya? Dia rupanya sudah memutuskan bahwa Brasil akan menang. Sayang, saya tidak bisa pergi. Dan, dia pun akhirnya tidak jadi pergi.

Malam hari, kami sama-sama menonton pertandingan. Babak pertama masih imbang. Lalu, kami makan. Teman saya ini rela tidak makan bersama dan menonton pertandingan. Saya juga menonton setelah selesai makan malam. Kami menyaksikan bersama menit-menit terakhir saat adu pinalti. Brasil menang.

Teman saya ini mengajak saya dan dua teman lainnya pergi makan es krim sebagai perayaan kemenangan. Wahhhh uenak. Bukan saja enak, tapi, kami juga ikut bersamanya bergembira atas kemenangan ini. Orang Brasil di luar Brasil saja bergembira seperti ini. Apalagi, mereka yang menyaksikan secara langsung pertandingan ini di Brasil. Bravo Brasil, salam sukses.

Prm, 28/06/14

Gordi

*Pernah dimuat di blog kompasiana pada 29 Juni 2014

foto oleh Matt Dearden-Indo Pilot
Sinabung, namamu kini ramai dibicarakan. Sinabung dan korban yang mati. Sinabung dan letusan. Sinabung dan suhu panas. Sinabung dan awan panas. Sinabung dan korban yang selamat. Sinabung dan kru penolong. Sinabung dan tokoh politik. Sinabung dan aparat pemerintah. Sinabung dan kru pemandu pengungsi.

Bukan itu saja. Sinabung juga masuk di koran lokal, nasional, dan internasional. Juga di TV lokal, nasional, dan internasional. Di internet pun ramai, dalam berbagai bahasa. Sinabung jadi sorotan mata para penikmat berita.

Menyebut Sinabung berarti menyebut Sumatera, menyebut Indonesia, Asia. Nama Sinabung melambung, nama Indonesia juga demikian. Tak lupa nama Jakarta, ibu kota negara, yang ditulis dengan berbagai bahasa. Jangan heran jika Jakarta pun kadang-kadang tidak ditulis sesuai aslinya.

Tetapi itu tidak penting. Toh yang jadi pusat perhatian adalah Sinabung. Sinabung bukan saja terkait dengan letusan. Tetapi, Sinabung juga dikaitkan dengan tahun politik, 2014, di Indonesia. Ramai bicara politik, ramai juga bicara SInabung. Melebur dalam satu paket. Yang datang menolong juga datang membawa pengaruh politik.

Namun di mata internasional, Sinabung tetap dikaitkan dengan alam, manusiawi, dan sosial. Lihatlah warga Jepang dengan monitor TV-nya memberitakan secara langsung dari Sinabung. Warga Jepang pun tahu bagaimana situasi terbaru di SInabung. Jepang bukan Indonesia tetapi Jepang memerhatikan Indonesia.

Sinabung, masihkah kamu dikaitkan dengan politik? Harapannya, tidak. Sinabung sekarang mesti dikaitkan dengan Alam, Manusiawi, dan Sosial.

Bagaimana cara bersahabat dengan alam? Itu yang mestinya dikembangkan oleh Indoensia. Ini penting untuk masa depan Indonesia.

Bagaimana cara menyelamatkan manusia secepat dan seakurat mungkin. Mengerahkan bukan saja tenaga manusia tetapi juga teknologi. Teknologi ini yang mestinya dikembangkan Indonesia.

Bagaimana cara melihat sesama sebagai makhluk sosial dan bukan sebagai ladang politik. Membantu atau memberi bantuan tanpa melihat status sosial, agama, suku, dan sebagainya. Ini yang mestinya ditanam di benak warga.

Sinabung namamu dikenang. Sinabung, marilah kita hidup bersama. Bersahabat sebagai sesama ciptaan.

Prm, 3/2/2014
Gordi

*Tulisan ini diambil dari tulisan saya di blog kompasiana

foto ilustrasi  ANTI NARKOBA oleh Regina Pacis Bogor
Narkoba alias narkotika dan obat terlarang. Indonesia dikabarkan jadi lahan empuk penjualan narkoba.

Negeri ini jadi pasar. Pasar yang meraup untung banyak. Bisnis narkoba menggiurkan. Demikian hasil penyelidikan berbagai pihak.

Harga narkoba memang mahal. Siapa yang tidak mau berbisnis? Dengan beberapa gram saja untungnya lumayan.

Memang dari sisi bisnis menggiurkan. Dari sisi kesehatan cukup besar pengaruhnya. Narkoba membuat penggunanya ketagihan. Dia akan berusaha dengan segala cara untuk mendapatkannya.

Justru itulah yang membuat beberapa warga di negeri ini kecanduan. Candu untuk memakai narkoba. Dan sudah banyak yang candu.

Boleh jadi candu narkoba ini menjadi salah satu penyakit akut di Indonesia. Apa jadinya masa depan negeri ini jika penyakit ini tidak dicegah?

Semoga pihak terkait bekerja dengan masyarakat memberantas narkoba ini. Banyak lubang yang digunakan pengedar untuk memasarkan narkoba ini.

Saya pernah dengar dari beberapa teman luar negeri kalau bisnis narkoba ini menggiurkan. Tetapi taruhannya nyawa. Kalau tidak sependapat dengan bos pengedar, anak buahnya dikorbankan. Bahkan tentara pun kadang-kadang tergiur dengan tawaran bayaran mahal dari pengedar narkoba.

Ini cerita dari luar negeri. Semoga tidak seperti itu di negeri ini. Kalau pun seperti itu semoga cepat diatasi. Sayang jika rakyat Indonesia sudah terbius candu narkoba.

PA, 19/12/12
Gordi

*Pernah dimuat di blog kompasiana pada 19/12/12
Powered by Blogger.