Halloween party ideas 2015

Terima kasih sudah mendengar ceritaku
Begitu katamu mengakhiri percakapan kita tadi
Aku tak menyangka engkau mengucapkan itu
Aku hanya datang dan berbincang-bincang denganmu

Rupanya engkau menjadikanku teman curhat
Aku pun ingin mendengar curhatmu
Sebatas mendengar dan mencoba menjadi pendengar setia
Meski kadang sulit mendengarkan curhat orang

Tetapi aku mencoba dengan senang hati hanya mendengar saja
Tak perlu merespons
Jika engkau membutuhkan saran aku mau beri
Kalau tidak aku hanya ingin mendengar curhatmu

Terima kasih juga dariku untukmu
Aku sudah jadi teman curhatmu
Engkau memang ingin bercurhat
Boleh jadi engkau jarang bercurhat

Dari kata-katamu engkau senang
Bisa curhat siang ini
Terima kasih atas pengalamanmu
Aku pamit dulu yah….
———-

Obrolan siang setelah mendengar curhat seorang sahabat tadi pagi

PA, 9/10/12
Gordi Afri

Aku mau pamit

Dari keramaian
Dari kebersamaan

Bukannya aku benci
Bukannya aku bosan

Aku ngantuk
Aku capek

Besok bertemu
Besok dilanjutkan

Terima kasih untukmu
Terima kasih padamu

Engkau baik hati
Engkau rela menemani

Denganmu aku bahagia
Tanpamu aku sedih       

Kita lalui hari ini
Dengan penuh canda dan tawaria

Kini aku mau pamit
Kini aku mau ke alam mimpi

Sampai jumpa besok
Dengan semangat baru
——————
Obrolan malam menjelang bobo……

PA, 9/10/12
Gordi Afri

         *dimuat di blog kompasiana pada 9/10/2012


Selamat dan Semangat Pagi
Untuk semua pekerja di kompasiana
Ada kompasioner yang entah di mana berada
Ada admin yang bekerja di kantor kompasiana

Kita berterima kasih pada Dia
Yang memberi hari baru untuk kita
Hanya satu yang bisa kita ucapkan pada Dia
Sebagai bentuk rasa syukur
Yakni mengisi hari ini

Dengan aktivitas yang berguna bagi sesama
Juga bagi keberlangsungan alam ciptaaan
Selamat berkarya bagi semuanya
Semoga salamku sampai ke hadapan kalian semua
—————-
Obrolan fajar
PA, 10/10/12
Gordi Afri                

Sejak kemarin, kanal fiksi di kompasiana macet. Kadang-kadang bisa muncul tulisan. Tetapi sebagian besarnya macet. Saya kira hanya saya yang mengalami ini. Ternyata ada juga beberapa teman yang mengalami hal itu.

Kalau ini terus terjadi, sayang sekali. Para penyair di kompasiana bisa kewalahan. Semangat menulis mereka boleh jadi kendor. Tetapi saya yakin hal ini tidak membawa pengaruh besar dalam menghasilkan karya-karya populer mereka.

Saya mencoba menulis beberapa puisi pendek. Hanya beberapa karena saya memang belum terlalu bisa menulis puisi. Apalagi cerpen. Tetapi saya mencoba menikmati karya kompasioner yang juga penyair.

Semoga kanal fiksi ini bisa kembali normal. Saya yakin pengelola kompasiana sudah menyiapkan trik jitu untuk mengembalikan kanal ini. Jangan patah semangat dalam menulis karya sastra.

Saya sudah mengalihkan tulisan yang berbau sastra ke kanal catatan harian. Tujuannya sederhana. Supaya langsung bisa dibaca. Awalnya saya memasukkan di kanal fiksi. Tetapi, ternyata macet ketika mencoba membukanya. Saya alihkan saja ke kanal catatan harian.
—————-
Obrolan pagi…
Selamat bekerja buat pembaca sekalian

PA, 10/10/12
Gordi Afri

*Dimuat di blog kompasiana pada 10/10/2012 dengan judul Kanal Fiksi Kompasiana sedang Eror

TENTANG MANUSIA YANG SUPER SIBUK
gambar dari paling-seru.blogspot.com
Saya bukan orang sibuk tetapi kadang-kadang saya sibuk.

Kesibukan menjadi rutinitas warga modern. Gara-gara sibuk, tak ada lagi waktu untuk bersama yang lain. Anak bukan lagi teman permainan. Suami dan istri bukan lagi teman curhat. Bayangkan jika hanya sekali seminggu berkumpul bersama. Hari-harinya dilalui dengan kesibukan.

Manusia modern dikepung irama sibuk. Apakah dengan kesibukan kita menjadi manusia yang sebnarnya? Belum tentu. Menjadi orang sibuk belum tentu menyejahterakan kehidupan keluarga.

Kesibukan yang berlebihan justru memiskinkan aktualisasi diri. Kita bekerja untuk menghidupi diri dan keluarga. Kita bekerja bukan untuk menyengsarakan diri, membuat diri kita begitu menderita. Bekerja menuntut penderitaan itu wajar. Tetapi jangan bekerja sampai menderita selamanya.

Cukuplah bekerja untuk menghidupi diri dan keluarga. Di luar itu kita dibudak oleh pekerjaan. Untuk apa cari lebih kalau kita sebanrnya sudah dapat menghidupi diri dan keluarga?

Kesibukan kadang-kadang menjadi bentuk pelarian dari sebuah persoalan. Padahal persoalan tetap ada meski kita sibuk sana-sini. Wah…ini jadi pengamat kessibukan. Bukan. Saya hanya mengobrol tentang kesibukan saja.

Kasihan dengan orang sibuk yang sampai-sampai bertemu kelaurga besarnya saja susahnya minta ampun. Saya yakin membatalkan kesibukan untuk bertemu keluarga besar tidak mengurangi aktualisasi kita sebagai manusia.

Manusia bukanlah kesibukan. Kesibukan hanyalah sebagian dari kepribadian manusia. Manusia juga butuh rekreasi, olahraga, olahpikir, olahbatin, perlu sosialisasi, dan sebagainya. Jadi, untuk apa kita menghabiskan sebagian besar dari waktu kita untuk sibuk?

Pangkas kesibukan yang tidak perlu. Sibuklah hanya untuk keperluan yang relevan dan berguna.

———————
Obrolan pagi

PA, 12/10/2012
Gordi Afri

Banyak yang mengeluh karena kompasiana macet. Blog keroyokan ini sudah menjadi candu bagi banyak penulis blog. Gara-gara macet beberapa hari saja sudah banyak keluhan. Keluhan itu sebaiknya tetap diabadikan dalam bentuk tulisan. Seperti sudah dianjurkan, teruslah menulis. Simpanlah tulisan itu dalam komputer Anda. Ketika tiba saatnya tulisan itu diposting di kompasiana. Kalau demikian kan tidak perlu pusing tujuh keliling.

Kompasiana memang belum pulih. Kali ini ia mesti diberi perawatan yang cukup. Kelak hasilnya nanti bisa sembuh, sehat, sehingga kompasioner yang mengeluh bisa tersenyum lebar. Kompasiana cepatlah sembuh. Banyak penulis-kompasioner merindukanmu.

————–
Obrolan sore

PA, 17/10/2012
Gordi Afri

gambar dari glengeje14.com
Halo kompasiana sudah sembuh? Kami senang jika kamu sembuh. Kami bisa nongkrong di sini, di blog keroyokan. 

Selama ini banyak yang mengeluh denganmu. Kamu memang sudah jadi candu bagi kami. Seharian saja gak bersamamu membuat kami kangen. Makanya kami rindu bertemu denganmu kembali.

Jika kamu benar-benar sudah sembuh, kami akan datang menjengukmu dan beramai-ramai nongkrong di sini lagi setiap saat.

Jika kamu sudah sembuh benar, kami datang membawa tulisan kami dan ditayangkan di kompasiana ini. Kalau tidak kami enggan datang. Sebab, banyak orang mengalami kehilangan. Ada yang beberapa kali tulisannya hilang. Ibarat wartawan yang hilang begitu saja pada massa orde baru.

Kami tak ingin kompasiana menjadi seperti itu. Kami yakin kompasiana bukan seuatu yang otoriter. Bukan. Ini curhat malam dengan kompasiana.

———————
Obrolan malam

PA, 19/10/2012
Gordi Afri

gambar dari tersukan.com
Hari-hari ini kompasiana kita tercinta masih berobat. Rasa-rasanya mau sembuh tetapi ternyata belum. Setelah sempat macet total, tak bisa buka sama sekali, kini kompasiana perlahan mulai tampak. Kompasioner pun mulai beramai-ramai datang dan menyetor tulisannya.

Hanya saja belum pulih total. Kompasiana masih sakit. Saya dan beberapa teman masih mengalami kesulitan membuka dashboard. Kalau untuk memasukan tulisan sudah bisa. Membuka dashboard masih sulit. Ini menyebalkan. Dengan dashboard, tulisan teman-teman bisa dilihat.

Tetapi tanpa dashboard pun sebenarnya bisa melihat tulisan teman. Cek saja di bagian pencarian. Cara ini ampuh. HAnya saja memakan waktu lama. Harus diketik nama lebih dahulu lalu menunggu prosesnya baru kemudian kita membaca. Beda dengan dashboard yang membuat daftar tulisan teman-teman. Di sini cukup sekali klik saja sudah bisa membaca tulisan teman.

Dashboard terkunci sungguh menyebalkan. Tetapi mungkin ini awal dari kemajuan yang lebih baik. Boleh jadi pengelola sedang menyiapkan konten yang lebih maju dari sekarang. Sehingga, untuk sementara kompasioner merasa terganggu. Hikmah lainnya adalah melatih kompasioner untuk bersabar.
————————-
obrolan malam

PA, 20/10/2012
GA


gambar dari bromotenggersejahtera.blogspot.com
Sejak engkau di seberang sana,
Tak ada lagi kabar darimu
Kami merindukanmu
Namun kita tak mungkin bersama lagi

Mungkin 3 tahun lagi
Kalau kita ada kesempatan
Kita menginginkan demikian
Tak tahu nanti terjadi atau tidak

Engkau pergi dengan janji
Janji bahwa akan memberi kabar
Kini engkau di sana
Namun tak ada kabar sama sekali

Kami masih menunggu
Siapa tahu kami beruntung
Kamu memberi kabar
Kami akan senang nantinya

Berjuanglah kawanku
Kami akan menyusul ke sana
Kami ingin agar engkau membuka jalan bagi kami semua
Kelak kita nanti bersama-sama menikmatinya
————————–
Obrolan siang…..

PA, 21/10/2012
Gordi Afri

foto dari escaped-emotions.deviantart.com
Aku bilang sudah ada yang punya?
Kamu jawab belum
Masa sich???
Banyak tu yang cocok dengan kamu
Emang banyak tetapi gak ada yang di hati
Maksudnya apa?
Ya mereka semua cakep-cakep
Tetapi tak satu pun yang aku suka
Biarlah keindahan mereka untuk orang lain saja
Aku tak tertarik dengan mereka
Ah….kata-katamu membuat aku galau
Aku mau bilang sesuatu
Sesuatu yang menggetarkan
Apa daya mulut ini tertutup rapat
Aku bisa saja mengatakannya
Tetapi aku tak berani
Dalam hati bergelora
Dalam kenyataan menjadi layu
Siapa gerangan yang ada di hatimu?
Dari sedemikian banyak yang ada
Tak satu pun yang ada di hatimu
Siapa…siapa…siapa gerangan yang ada di hatimu????


Obrolan malam

PA, 23/10/2012
GA

Wah….tulisan kita di kompasiana ternyata benar-benar dilirik orang. Boleh jadi mereka ini berasal dari luar lingkungan kompasiana. Jadi memang tulisan kita tidak hanya dinikmati oleh kalangan kompasiana.

Ada juga yang tidak hanya sebatas melirik. Kalau melirik kan itu sah-sah saja asal tidak mengganggu yang lain. Ternyata ada yang setelah melirik jatuh hati. Jatuh hati pada tulisan. Beruntung kalau juga jatuh hati pada penulisnya. Ya siapa tahu bisa bertemu penulis karya itu misalnya.

Saya tadi benar-benar heran ketika membuka google. Saya klik nama saya dan keluar satu blog yang menampilkan nama saya. Ada beberapa situs yang mencantumkan nama saya. Ada kompasiana, ada 2 blogspot, ada facebook. Namun ternyata ada juga blogspot baru. Di luar dugaan saya. Dua blospot yang lain memang menjadi milik saya. Namun yang ketiga ini di luar pengetahuan saya.

Setelah diteliti memang benar nama saya di situ dicantumkan. Pengelola blog mengambil satu karya tulis saya di kompasiana ini. wah…..kaget sekaligus bangga. Meski hanya mengambil salah satu.

Tulisan itu rupanya menarik pengelola blog puisi ini. judul yang saya buat memang menarik, PEMUJA GADIS CANTIK. Isinya juga cukup menakjubkan. Ini menurut saya dan beberapa komentar teman. Boleh jadi atas dasar itu pengelola blog ini mengambil karya itu.

Mereka mempertahankan judul. Jadi judul tetap dan nama saya juga dicantumkan. Ini namanya bukan penjiplakan. Bahkan di bawah tulisan ada keterangan sumbernya dan peringatan dilarang mengubah nama pengarang.

Boleh jadi karya tulis yang lain sudah dan akan diambil oleh pengelola blog di luar kompasiana. Tidak dilarang asal bertanggung jawab. Nama sumber tetap dicantumkan demi menjaga otentisitas karya tulis itu.

————————
Obrolan malam

PA, 13/10/2012
Gordi Afri

*Tulisan ini dimuat juga di blogkompasiana pada 24/10/2014 

picture by Kyle James-Patrick
I like to read this phrase. First time, I see it in the biography of the king of pop namely, Michael Jackson. I agree with this argument, we are in unity.

Last night, I went to one family for dinner. I am not alone. There are two of my friends (Basil and Severin) and my rector in community Father Ullise, SX. One family invites us. We know this family because seldom celebrated the prayer in our Sanctuary, Sanctuary of St Guido Maria Conforti, in Parma.

We went on foot. It is not long, about 300 meters from our house. We wear our jackets.

In this family, we met about four friends. I mentioned them friends because we are unity and because we know who they are. They are four female and we are four males. We are just not unity, but we are equal.

I think this inviting just not for dinner, but for others that more. We share our experiences, our stories, our knowing, and so on.

We are a unity. We come from Asia, Africa, and Europa. We come from some nations, Indonesia, Italia, Republic of Democratic Congo, and Cameroun. We live in Italian, in the Parma city, but we come from some peoples around Parma. One of them, the Italians, come from Bergamo, the northern Italy. The others come from Parma. We are a unity. Thanks.

Prm, 14/3/14

Gordi

ilustrasi dari torifharris.blogspot.com
Tuhan aku ingin curhat denganmu
Bukannya aku tidak mau curhat dengan sesama manusia
Aku rasa Tuhanlah yang pantas dengar curhatku
Begini Tuhan

Aku dan teman-teman sudah sibuk hari ini
Kami pun merasa ini pekerjaan besar yang sudah kami kerjakan
Kami pun menjadi lupa dengan kebaikanmu
Padahal tanpa kebaikanmu, kami tidak bisa bekerja hari ini

Kami menyadari kebaikanmu yang tampak melalui matahari, udara, napas kehidupan, teman-teman, dan sahabat kami.
Kami merasa inilah yang paling berharga hari ini
Kami memang sudah lelah hari ini

Tetapi toh kami masih mendapat napas kehidupan darimu
Aku hanya ingin mengucapkan syukur atas semua ini
Tenaga kami tidak hilang tetapi masih ada dalam tubuh kami
Terima kasih Tuhan
———————————–
Obrolan malam

PA, 26/10/2012
Gordi Afri

Saya harus mengatakan bahwa dashboard kompasiana saya sudah bagus. Mengapa demikian? Selama ini saya tidak bisa membuka dashboard itu. Saya pun sempat menulis di kompasiana tentang ini.

Makanya sekarang saya menulis bahwa dashboardku sudah bagus. Sekadar pemberitahuan. Juga siapa tahu jadi pengetahuan bagi pembaca. Maksudnya informasi baru gitu…

Saya mengucapkan terima kasih kepada pengelola kompasiana. Merekalah yang berjasa dibalik kelancaran kembali pembukaan dashboard ini. Sekarang saya bisa melihat postingan dan komentar terbaru dari teman-teman kompasiana.

Dulu memang bisa membuka kotak untuk menulis (write). Tetapi tidak untuk dashboard. Sekarang keduanya sudah bisa. Ini kemudahan yang didapat kembali. Tanpa kendala ini saya pun tidak tahu bahwa betapa mudahnya memasukkan tulisan di kompasiana dan betapa mudahnya melihat tulisan terbaru dari teman-teman.

Selamat malam untk pembaca semuanya. Ini sekadar curhat saja.

Tidak ada apa-apa selain ingin mengungkapkan kegembiraan dalam berkompasiana. Bergembiralah dari hal kecil seperti ini. Lebih bergembira—tentu saja—jika tulisan saya masuk kompas cetak atau HL atau TEREKOMENDASI. Tetapi kelancaran membuka dashboard juga tidak kalah menggembirakan bagi saya. Selamat malam semuanya….

PA, 27/10/2012
Gordi Afri

foto dari motorsportunik.blogspot.com
Apa yang kurang dengan Indonesia ini. Beragamnya tiada tara. Budaya, suku, bahasa, masyarakat, tingkat sosial, dan sebagainya. Semua ini merupakan kekayaan yang membanggakan. Namun, Indonesia tak mampu menjaganya sehingga semua ini bukan lagi kekayaan yang membanggakan. 

Coba lihaat, orang Indonesia bisa terpancing emosinya meski hanya dengan kasus kecil saja. Di Lampung-seperti kita tahu dari media massa beberapa hari belakangan-ada tindakan kekerasan hanya karena masalah senggol menyenggol sepeda dan motor. Diberitakan bahwa salah satu di antara kedua pengendara mengalami luka berat. Entah beratnya seperti apa. Masalah bisa selesai jika hanya pihak yang mengalami kecelakaan saja yang beraksi.

Tetapi tak disangka, kasus kecil ini justru menjadi besar. Melibatkan warga sekampung. Mengapa masalah ini jadi besar? Mengapa pula warga kampung meski ikut-ikutan untuk memperkeruh suasana? Mengapa setelah itu ada peristiwa pembakaran hingga menyebabkan kerugian besar dan korban nyawa? Mengapa ada pembakaran bangunan rumah?

Dari media massa kita tahu beberapa korban ingin memaafkan pelaku pembakaran rumah dan berniat memulai usaha dari nol lagi. Inilah model sikap masyarakat yang mesti ditiru. Kekejaman tak perlu diratapi sepanjang hidup. Mari memulai usaha baru dan niat yang baru. Ini tidak mudah. Saya mengapresiasi niat baik kawan-kawan ini.

Hanya saja langkah seperti ini jika tidak disikapi dengan tindakan tegas aparat akan memunculkan peristiwa baru. Bukan tidak mungkin bibit-bibit kejahatan kelompok pelaku masih ada di masyarakat. Ada baiknya kelompok ini dibina dengan baik sehingga bibit-bibit itu tidak bertumbuh. Biarkan masyarakat hidup tenang.

Semoga kata-kata Mantan Wapres kita, Jusuf Kalla menjadi nyata. Percepat proses perdamaian. Kita mengharapkan itikad baik kedua kelompok untuk hidup berdampingan dengan damai. Benar kata Pak JK-Jusuf Kalla-hidup di pengungsian tidak senyaman hidup di rumah sendiri. Kita berharap masyarakat Indonesia tidak mudah terpancing untuk bertindak emosional hanya dengan kasus kecil seperti ini. Semakin besar kita melampiaskan emosi sesaat-apalagi kepada masyarakat yang tak bersalah-semakin besar kerugiannya bagi kehidupan bersama. Salam perdamaian.

——————-
PA, 3/11/12
GA

Dua hari tidak menulis di kompasiana. Tidak rugi. Tidak untung juga. Memang tidak sengaja. Hanya karena tidak sempat. Tetapi beruntung ada sahabat kompasiana yang rupanya melihat profil saya. Dari situ, ketahuanlah, saya tidak mampir ke kompasiana.
Sahabat baik saya ini mengingatkan saya…” belum mampir ke kompasiana ya…”

Wah..saya langsung sadar. Benar juga. Dua hari saya tidak mampir. Memang saya mempunyai kesibukan lain selama dua hari. Tetapi kalaimat sahabat itu terngiang di telinga. Sampai akhirnya hari ini saya menulis lagi. Sahabat saya yang mengingatkan saya itu juga yang menjadi pembacanya.

Saya beruntung dua kali. Pertama, mendapat kalimat menarik yang menyadarkan saya untuk menulis lagi. Kedua, saya bisa menulis di hari yang ketiga. Pembacanya juga termasuk sahabat baik saya ini.

Ada untungnya mendengarkan usulan, pendapat, solusi, masukan, pikiran orang lain. Kadang-kadang keinginan untuk mengabaikan saran teman begitu tinggi. Padahal tidak semua saran yang dilontarkan menjadi sampah yang perlu diabaikan. Saya sungguh berterima kasih kepada teman saya ini. Dia melakukan hal yang kecil. Tetapi, pengaruhnya besar bagi saya.

Selamat bermalam minggu. Terima kasih ya sahabatku…saya tak perlu menulis namanya di sini. Dia pasti tahu.

———————
PA, 3/11/12
GA


ilustrasi dari duniakaomao.blogspot.com
Indonesia. Nama yang indah kalau dilihat dari bentuk alamnya. Indonesia negeri yang kaya kalau dilihat dari budaya dan bahasanya. Indonesia negeri yang ramah kalau dilihat dari rakyatnya. (kecuali rakyat ibu kota yang tidak punya waktu untuk bertingkah ramah alami).
Apa daya orang Indonesia tidak seperti yang dibayangkan orang luar. Apa benar orang Indonesia ramah? Tentu sebagian besar akan menjawab ya. Tetapi orang luar kini mulai melihat sisi lain dari orang Indonesia.

Orang Indonesia menyimpan jaringan teroris. Meski hanya segelintir orang yang berrgabung dengan jaringan ini, aksi mereka justru memperburuk cintra bangsa ini. Malahan, aksi mereka ini justru merusak keakraban dan kedamaian warga. Dampaknya yang pertama justru bagi masyarakat Indonesia. Dampak lainnya adalah citra buruk tentang orang Indonesia. Tidak tanggung-tanggung orang menilai, di Indonesia masih berkeliaran para teroris.

Kalau demikian, apakah orang Indonesia tidak mampu membasminya? Tentang ini kelompok yang kuat dan merasa bertanggung jawab atas keamanan negeri ini akan mengatakan BISA. Tetapi masyarakat justru melihat kondisi lapangan. Kalau ditemukan bahwa aksi teroris masih meresahkan, masyarakat akan menilai tidak ada kelompok yang mampu membasmi ajringan teroris. Sampai sekarang bolehlah menyimpulkan bahwa orang Indonesia belum mampu menyingkirkan benih-benih teroris dalam negeri ini.

Jangan heran jika banyak negara enggan berkunjung ke Indonesia. Berbagai peristiwa besar bahkan batal mendadak lantaran Indonesia kurang aman. Lebih beruntung dan lebih aman membuat kegiatan di negeri tetangga Indonesia, komentar mereka.
Dengan adanya teroris di negeri ini, negara tetanggalah yang beruntung. Turis-turis datang ke Asia dan singgah di negeri tetangga. Indonesia tidak.

Belum selesai masalah teroris, kini Indonesia juga tertampar dengan adanya iklan TKI di Malaysia. Tenaga kerja kok dilelang begitu saja.

Lantas….apa gebrakan dari orang Indonesia? Muncul protes sana-sini. Tetapi itu hanya suara sumbang saja. Belum ada langkah tegas yang membuat negara tetangga takut dan tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama. Lihatlah kasus TKI yang dibunuh tanpa diketahui sahabat, kenalan, dan keluarganya di tanah air. Pergi dengan semangat bekerja-dengan iming-iming gaji tinggi-pulang membawa mayat.

Jadi orang Indonesia serba dilecehkan. Indonesia bukan lagi negeri yang dikagumi sebagai negeri besar dan tegas. Indonesia hanya nama. Nama di mana negara lain boleh masuk dan mengeruk kekayaan termasuk manusianya. Kapan Indonesia sadar akan semua ini?
Harapan besar ada pada pundak kaum muda. Saya juga masuk kaum muda. Apa yang bisa kaum muda buat? Apa yang bisa saya buat? Jalan keluar seolah-olah tertutup semua. Cap kamu muda egois dan asosial muncul di mana-mana. Ini ada benarnya juga. Lantas di mana semngat kaum muda?????

Tentu ada kaum muda yang bersemangat. Sayangnya aksi mereka kadang-kadang tidak didukung oleh kelompok yang memang mesti mendukung. Kadang-kadang orang muda tidak ditempatkan di depan sebagai pemimpin pembaru. Kaum muda hanya bisa duduk di belakang. Dari sini juga muncul kaum muda yang duduk manis saja karena merasa pesimis akan aksinya.

Menjadi pemimpin muda memang susah. Mesti mulai dari diri sendiri, kelompok kecil, lalu ke kelompok besar yang melayani masyarakat luas. Sayang itu belum menjadi pegangan kaum muda.

Ada orang muda yang hebat. Lari keluar negeri dan mengembangkan kreasi di sana. Mereka berkembang dan menjadi orang hebat di sana. Mereka tak peduli lagi dengan nasib negeri sendiri. Karena, mereka tahu dan sadar, mereka kurang diperhatikan di dalam negeri.

Ya…kembali lagi jadi orang Indonesia serba dilecehkan. Pelecehan apa lagi berikutnya jika pelecehan di Malaysia tidak ditanggapai dengan langkah tegas.
Salam semangat muda…

————–
Obrolan siang

PA, 31/10/12
GA

*Tulisan ini pernah dimuat di blog kompasiana kolom SOSBUD pada 31 October 2012 
Powered by Blogger.