Halloween party ideas 2015

The picture by google. it 
Sunday night, 9 February 2014, we have dinner with father Luciano. We went to his house at 7.30 p.m. Then, we went to the restaurant “Trattoria del Tribunale” at Street Vicolo Politi, 5, Parma, Italia. It is not far from house of Father Luciano. Today is a good day. Without rain and the sun shines very well. This night is not very cold. It is about 10°C.

We are the world like the song of Michael Jackson because we come from 4 nations, Italia (Pietro e Luciano), Iraq (Alan), Indonesia (Gordi) and Siera Leone (Simon). Father Luciano makes us one.

We drank the wine and ate some kind of food. I don’t remember the name of these foods. I want to write the name when we finished the dinner but I forgot. It is not important.

The picture by google.it
The important things is we thanks to Father Luciano. He gives us a big gift. I think, I must give something for him. Maybe not like that he has given but in other things. I can help him through the lesson for the children on Wednesday evening and Sunday morning at the St Cristiana parish. Thanks Father Luciano.
Gordi

Politik sering didekatkan dengan korupsi. Inilah yang kadang-kadang terekam dalam benak masyarakat.

Rekaman itu muncul dari drama politikus yang tersandung korupsi. Padahal koruptor bukan hanya dari kalangan politikus. Kadang-kadang pengusaha juga tak luput dari penyakit korupsi. Kadang-kadang juga penguasa terlalu dekat dengan penguasa yang boleh jadi sekaligus politikus.

Menjadi anggota partai politik saat ini mengemban tugas berat. Memulihkan citra politikus yang telanjur didekatkan dengan koruptor. Dan, memperjuangkan kepentingan masyarakat. Dalam perjuangan ini tak jarang yang terjadi adalah sebaliknya. Perjuangan demi keluarganya dan perjuangan demi partainya.

Setiap partai politik punya cita-cita sebagai ideal yakni memperjuangkan kebaikan bersama. Termasuk di dalamnya kesejahteraan masyarakat. Ini cita-cita mulia. Dan, inilah yang ditunggu masyarakat luas. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Semakin banyak parpol, semakin banyak amsyarakat yang belum sejahtera.

Kita boleh menduga, anggota partai bekerja keras untuk partainya saja, untuk keluarganya saja. Sedangkan untuk rakyat luas tidak diperhatikan. Beginilah nasib jadi rakyat biasa. Menunggu perhatian dari yang kuasa. Boleh saja mengusulkan untuk ini itu tetapi kalau anggota partai cuek mau bilang apa. Menunggu dengan harapan kosong. Harapan biasanya dikabulkan tetapi dalam politik, harapan bisa jadi kosong. Janji memang mudah diucapkan dan sulit diwujudkan.

Partai politik semakin jauh dari kehidupan rakyat. Padahal partai itu dibentuk untuk memperjuangkan kehidupan rakyat. Ini hanya obrolan tentang tema politik. Boleh jadi tak berisi tetapi patut ditulis. Biar tak jadi orang yang tak tahu politik.

PA, 3/12/12
Gordi

Beberapa hari belakangan saya dapat sms dari nomor tak dikenal. Sms itu berisi berita. Kebanyakan berita agen perjalanan. Ada juga promosi liburan, tiket murah, agen pulsa, dan sebagainya. Kalau dikumpulkan jadi banyak.

Saya memaklumi munculnya sms itu. Menjelang akhir tahun, musim liburan menjadi agenda yang ditunggu-tunggu. Agen perjalanan pun bekerja hiruk pikuk mencari pelanggan. Dari situ mereka dapat keuntungan. Memberikan jasa biro perjalanana lalu memperoleh bayaran.

Ada informasi menarik tentang harga tiket kapal, harga pulsa dan sebagainya. Semua informasi sms itu memudahkan pelanggan. Isi pulsa saja bisa lewat internet. Tak perlu ke tempat jualan pulsa lagi. Demikian juga dengan informasi perjalanan. Tinggal mengklik situs yang diberikan, ada informasi yang bisa membantu kita.

Ada yang menanggapi dengan negatif munculnya sms seperti ini. Persoalannya jelas, mengapa muncul setiap hari. Saya pun demikian pada awalnya.

Tetapi saya bosan menilai seperti itu. Dilapor kok kadang-kadang tidak mempan. Maka, saya beralih, melihat sisi positifnya. Sms itu muncul setiap hari. Okelah gak usah ditanggapai saja. Cuek saja. Asal kita dapat informasi. Sekadar membaca tak apa-apa. Jangan tergoda pula untuk meneruskan mengklik link yang ditawarkan.

Anggap saja isi sms itu sebagai info menarik. Menarik untuk dibaca dan bukan untuk ditindaklanjuti.

Inilah yang namanya membanjirnya informasi. Informasi yang tak diperlukan pun datang setiap hari.

PA, 3/12/12
Gordi  

Pagi ini saya bangun pagi sekali. Biasanya bangun jam 5. Pagi ini jam 4.30. Beda 30 menit. Itu pun bukan karena direncanakan. Saya bangun karena kebelet pipis. Yahhh gara-gara minum banyak air semalam.

Dokter pernah bilang bahwa sebelum tidur jangan minum banyak air. Sebab, itu mengganggu tidur. Tak terduga kita terbangun mau buang air.

Ini merepotkan. Tetapi beruntung pagi ini saya bangun dan buang air lancar. Setelah duduk sejenak, mandi, saya bersujud pada Yang Kuasa. Menyampaikan beribu terima kasih atas anugerahnya semalam dan hari ini.

Setelahnya saya buka kompasiana sebentar sambil membuat tulisan ini. Woao…menarik sekali. Dalam komentar tulisan saya semalam ada pertanyaan unik. Kalau hukum bisa dibeli berapa harganya yahh… lalu, kalau hukum bisa diobral berapa persennya diskonnya yahhh?

Saya tersenyum membaca ini. Ini kegembiraan di awal pagi ini. Saya akan membagikan senyum ini pada setiap orang yang akan saya jumpai.

Soal hukum tak tentu. Berapa harganya tak tentu. Diskonnya berapa tak tentu. Yang jelas kalau kamu berduit belilah hukum. Kalau kamu tak berduit bersiaplah untuk dihukum. Tak percaya? Cobalah curi buah kakao atau sandal jepit. Kamu-boleh jadi-menjadi orang kedua yang dihukum. Siapa pertama??? Carilah berita di internet dan kamu akan mendapatkannya.

Salam senyum selalu…

PA, 5/12/12
Gordi

Teknologi diciptakan untuk kelancaran aktivitas manusia. Siapa pun menyetujui ini. Manusia pun semakin mudah dengan adanya teknologi. Sebut saja internet dengan layanan jual online, pelanggan tak perlu mendatangi tempat jualan.

Tetapi tdak selamanya teknologi itu memperlancar kegiatan manusia. Teknologi kadang-kadang mengulur waktu. Membuat manusia lambat bermobilisasi.

Pagi tadi, suasana ruang kelas kuliah gaduh. Dosen lama sekali membetulkan monitor LCD yang disambungkan ke laptopnya. Kalau dihitung 15 menit buang begitu saja. Padahal waktu adalah pengetahuan kata akademisi.

Nah…gimana nii….teknologi kok mengulur waktu. Itu dia masalahnya. Ada ketidakberesan yang tak terduga. Mendingan mengajar tanpa laptop daripada menunggu 15 menit. Kalau dosen dulu mengajar dengan menerangkan secara lisan. Yang ini lancar-lancar saja. Diktat kuliah diedarkan belakangan.

Jadi, jangan terlalu bergantung sepenuhnya pada teknologi. Teknologi canggih tanpa listrik tak berarti apa-apa. Kita mesti tetap bisa hidup tanpa teknologi. Dengan teknologi hidup semakin mudah di satu sisi tetapi di lain sisi hidup jadi semakin susah.

Remaja sekarang selalu sedih dan murung jika sehari tanpa hp di atngannya. Ada juga yang menrengek tanpa uang pulsa di tangannya. Ini kasus kecil. Gara-gara tak ada hp mutakhir, tak mau ke sekolah. Walahhhhh teknologi kok memundurkan peradaban manusia.

Kaum muda bangkitlah. Buktikan bahwa kamu bisa hidup tanpa teknologi. Kakek-nenek moyangmu ratusan tahun lalu bisa hidup sehat tanpa teknologi.

PA, 5/12/12
GA

Pagi-pagi sudah jadi tersangka. Pagi ini rasa terkejut itu muncul. Melihat gambar di halaman pertama koran pagi. Ada gambar Pak Andi M. Ada juga judulnya…..TERSANGKA.

Terkejut melihat gambar itu dan predikatnya sebagai tersangka. Tidak sempat melanjutkan membaca beritanya. Memang pagi ini saya hanya memasukkan koran ke tempat penyimpanannya.

Menjadi tersangka belum tentu bersalah. Pembuktiannya mesti diproses dengan teliti. Tetapi kalau bersalah, siap-siaplah untuk menerima ganjarannya.

Hidup memang pilihan. Memilih A maka konsekuensinya ini. Memilih B konsekuensinya juga ada. Lain halnya kalau mengingkari pilihan itu. Kalau mengingkar dari pilihan berarti ada yang disembunyikan.

Menyembunyikan sesuatu itu kurang baik. Apalagi kalau yang disembunyikan itu justru merugikan orang lain.

Sembunyian itu suatu saat akan terungkap. Ibarat kentut yang tercium oleh banyak orang. Susah melacak siapa yang kentut kalau semuanya tidak mau jujur. Tetapi, mudah dicium bau kentut dan semua orang menciumnya.

Saya pernah jadi tersangka. Tetapi bukan terkait politik. Maklum bukan politikus. Tetapi jadi tersangka jatuhnya tiang jemuran di asrama. Sebabnya, sederhana.

Saat itu musim hujan dan angin kencang. Kebetulan saya sedang menjemur pakaian tiba-tiba datang angin. Jatuhlah jemuran itu. teman-teman datang dan melihat saya ada di situ beberapa menit kemudian. Ada yang memaklumi kalau penyebabnya adalah angin. Tetapi ada yang ngotot sayalah biangnya. Kerugiannya besar, pakaian banyak orang kotor dan harus dicuci lagi.

Saya jadi tersangka. Kemudian diproses dan hasilnya saya tidak jadi pelaku. Faktor alamlah yang menyebabkan semua ini.

Bagaimana dengan Pak Andi M? Apakah nantinya ia akan dinyatakan bersalah? Belum tentu. Bisa ya dan bisa tidak. Ini pekerjaan pihak terkait, polisi, KPK, jaksa, dan pihak-pihak terkait untuk melanjutkan proses. Kalau toh Pak Andi M dinyatakan bersalah, tidak apa-apa. Dia mestinya siap menanggung hukuman. Kalau sampai negara rugi, alangkah baik kalau kerugian itu dibayar. Terutama yang terkait materi.

Pagi-pagi sudah jadi tersangka. Saya sangka saya harus pamit dulu untuk beraktivitas. Selamat beraktivitas untuk pembaca sekalian. Jadikanlah hari ini sebagai hari bahagia kalian. Kita semua mesti berprasangka baik kepada teman-teman di sekitar kita. Dengan itu, kita bisa bekerja sama.

PA, 7/12/2012
GA

Apa jadinya ketika “Yang Tua” menggauli “Yang Muda”?
Yang tua di sini adalah mereka yang sudah berkeluarga. Punya istri dan anak. Yang muda adalah mereka yang belum berkeluarga.

“Menggauli” perlu diberi tanda kutip. Maksudnya menikah. Jadi, yang berkeluarga menikah dengan yang belum berkeluarga.

Aneh bukan? Aneh. Mengapa demikian? Bagaimana nasib keluarganya jika dia menikah lagi? Soal materi bisa dicari. Banyak duit kehidupan tetap berjalan. Tetapi soal lain bagaimana?

Itulah yang dialami Bupati Garut Aceng HM Fikri ketika menikah (siri) dengan gadis remaja, Fany Octora. Usia pernikahan hanya 4 hari.

Lantas, bagaimana dengan istri dan anak sang bupati sebelumnya? Bagaimana dengan istri yang sah-nya?

Kita tebak pasti berantakan. Boleh jadi ada kecemburuan. Cemburu dengan istri baru. Juga ada ketidakjelasan mana istri yang sah. Atau sekalian jadikan istri semuanya. Tetapi ini tidak sampai di situ. Sebab, gadis remaja itu hanya menjadi “istri” selama 4 hari.

Apakah sang bupati bisa dikatakan kelainan seksual? Boleh jadi. Kalau dinilai dari perilaku ini saja bisa dikatakan demikian. Dia yang sudah tua masih mau (menikah) dengan yang muda. Masalahnya dia yang tua ini sudah berkeluarga.

Jika benar dia kelainan seksual mengapa diangkat jadi pejabat publik? Ini yang tidak diduga sebelumnya. Andai tahu demikian, sang bupati tidak akan dipilih. Tetapi situasi baru selalu saja terjadi. Prediksi pun menjadi tak bermanfaat. Banyak yang melenceng dari perkiraan.

PA, 7/12/12
GA

*Tulisan ini pernah dimuat di blog kompasiana kolom POLITIK-REPORTASE pada 7 December 2012

Hari ini ada tanggal unik lagi. Saya selalu ingin menulis di waktu unik. Apa yang unik? Susunan tanggal, bulan, dan tahun. Seperti sebelumnya saya menamakan waktu seperti ini sebagai tanggal unik. Tanggal 7 bulan 2 tahun 2014 yang biasanya disingkat 14. Kalau ditulis menjadi 7/2/14. Apa atau bagian mana yang unik?

Angka 7 adalah angka 7 dalam sejarah hermeneutika, ilmu mengenai penafsiran. Angka 7 berarti sempurna. Nah hari ini kalau ditafsir sesuai tanggalnya adalah hari sempurna. Lalu, bulan Februari, bulan kedua, 2. Dan tahun 2014. Menjadi unik karena 7 x 2 = 14. Dua kali 7 sama dengan dua kali sempurna. Nilainya dua kali sempurna. Katakanlah dua kali lebih sempurna. Dan hasilnya adalah 14, sama dengan angka tahun 20(14).

Inilah yang unik hari ini. Selain itu, hari ini menjadi unik karena ulang tahun dari seorang teman saya di Itali. Namanya Carlos. Pemuda Mexico yang juga sedang belajar di Italia. Selamat ulang tahun di kesempatan unik ini.
Salam

Parma, 7/2/2014
Gordi 

Ada menteri yang mundur. Itu biasa. Politik itu variasi. Kadang naik kadang turun.
Tak usah khawatir dengan naik-turunnya menteri. Memang tidak terlalu khawatir. Tetapi mengapa menteri itu turun. Ini yang bikin rakyat bertanya.

Tak semua rakyat bertanya. Ada yang cuek saja. Toh, tidak langsung berpengaruh dengan kehidupan mereka. Rakyat sudah pusing dengan acara cari makan sehari-hari. Tak sempat memikirkan naik-turunnya menteri seperti itu.

Tetapi masih ada rakyat yang bertanya-tanya, mengapa menteri itu turun? Masalah politik? Korupsi? Moral? Sosial? Dan sebagainya. Ini rakyat yang ingin tahu. Tahu tentang menterinya yang mundur.

Sesekali memang menteri mesti mundur. Entah dimundurkan atau memundurkan. Daripada situasi tambah panas lebih baik mundur. Begitu prinspipnya. Tak selamamya menteri mundur karena tak mampu. Ada yang lebih baik mundur demi kebaikan bersama.
Mundur selangkah untuk maju dua langkah. Mundur seperti ini yang demi kebaikan.
Tetapi mundur tanpa maju lagi menjadi lain lagi. Ini kemunduran yang menghancurkan. Tak ada lagi yang dibanggakan jika mundur untuk selamanya. Atau mungkin juga karena namanya dicap buruk sehingga tak bisa maju lagi.

Yahhh pak menteri itu mundur. Apakah dia mundur demi kemajuan? Tak ada yang tahu. Saat ini masih teka-teki. Masih ada proses untuk menemukan teka-teki di balik proses kemunduran itu. Siapa tahu dia mundur untuk maju. Atau bisa juga dia dimundurkan.


PA, 8/12/12
GA

FOTO, wartasumedang
PSSI merupakan induk olahraga sepak bola di Indonesia. Di sini ditampung semua ide berkompetisi sepakbola di negeri ini. Begini kira-kira cita-cita awalnya. 

Memang dibutuhkan wadah pemersatu untuk mengatur sepak bola. PSSI adalah wadah itu. Kiprahnya menjadi harapan bersama agar olahraga sepak bola Indonesia semakin baik.
Namun, kini PSSI menjadi luntur kiprahnya. Pengurusnya tampak tak bergigi. Sebab, muncul organisasi tandingan KPSI. Organisasi ini mengamanatkan dirinya menyelamatkan sepak bola Indonesia.

Hadirnya dua wadah ini semakin mengaburkan harapan publik. Mana yang dipercaya PSSI atau KPSI. Yang satu muncul lebih dulu. Yang satu belakangan. Keduanya punya komitmen mengatur sepak bola di Indonesia. Komitmen ini bersifat ngotot. Dampaknya terasa pada klub dan pemain. Ujung-ujungnya sepak bola negeri ini berantakan.

Berkiprah di Benua Asia saja, sepak bola kita tak ada artinya. Apalagi di level dunia. Bahkan dalam negeri pun konflik tak berujung. Kengototan dua wadah ini mengotori sepak bola Indonesia.

Beberapa hari belakangan menteri yang mengurus olahraga mundur. Entah seperti apa wajah olahraga sepak bola ke depannya. Menteri yang nota bene di atas induk olahraga sepak bola saja sudah mundur. Mau dibawa ke mana sepak bola ini?

PSSI kini diisukan dibekukan saja. Inilah yang diramalkan pengamat sepak bola jika konflik dua organisasi tak berakhir. PSSI sebagai lembaga yang diakui kiprahnya di dunia luar Indonesia menjadi sasaran cercaan massa.

Namun KPSI sebagai tandingannya juga tentu kena dampak. Jika PSSI dibekukan boleh jadi KPSI juga tak ada kiprahnya. Yang diakui sah oleh negara adalah PSSI. KPSI hanya bentukan belakangan yang diprakarsai sekelompok orang.

Akankah PSSI benar-benar dibekukan? Boleh jadi demikian. Jika dibekukan, mau bilang apa lagi. FIFA sebagai induk sepak bola dunia tidak mau menggubris anak organisasinya yang tidak becus. Indonesia sebagai pemilik PSSI mesti menerima keputusan itu.

Boleh jadi dengan pembekuan itu, Indonesia siap berbenah. Mulai dari awal. Mestinya juga mulai dengan orang-orang baru yang belum tercemar kotoran PSSI. Sebab, jika orang lama boleh jadi kotoran itu masih mengotori wadah organisasi baru.

Ibarat belajar, tidak ada kata terlambat untuk membenah organisasi sepak bola Indonesia. Dengan itu, sepak bola kembali kepada hakikatnya sebagai ajang olahraga dan ajang persatuan nasional.


PA, 9/12/12
GA

foto oleh Matt Dearden-Indo Pilot
Sinabung, namamu kini ramai dibicarakan. Sinabung dan korban yang mati. Sinabung dan letusan. Sinabung dan suhu panas. Sinabung dan awan panas. Sinabung dan korban yang selamat. Sinabung dan kru penolong. Sinabung dan tokoh politik. Sinabung dan aparat pemerintah. Sinabung dan kru pemandu pengungsi.

Bukan itu saja. Sinabung juga masuk di koran lokal, nasional, dan internasional. Juga di TV lokal, nasional, dan internasional. Di internet pun ramai, dalam berbagai bahasa. Sinabung jadi sorotan mata para penikmat berita.

Menyebut Sinabung berarti menyebut Sumatera, menyebut Indonesia, Asia. Nama Sinabung melambung, nama Indonesia juga demikian. Tak lupa nama Jakarta, ibu kota negara, yang ditulis dengan berbagai bahasa. Jangan heran jika Jakarta pun kadang-kadang tidak ditulis sesuai aslinya.

Tetapi itu tidak penting. Toh yang jadi pusat perhatian adalah Sinabung. Sinabung bukan saja terkait dengan letusan. Tetapi, Sinabung juga dikaitkan dengan tahun politik, 2014, di Indonesia. Ramai bicara politik, ramai juga bicara SInabung. Melebur dalam satu paket. Yang datang menolong juga datang membawa pengaruh politik.

Namun di mata internasional, Sinabung tetap dikaitkan dengan alam, manusiawi, dan sosial. Lihatlah warga Jepang dengan monitor TV-nya memberitakan secara langsung dari Sinabung. Warga Jepang pun tahu bagaimana situasi terbaru di SInabung. Jepang bukan Indonesia tetapi Jepang memerhatikan Indonesia.

Sinabung, masihkah kamu dikaitkan dengan politik? Harapannya, tidak. Sinabung sekarang mesti dikaitkan dengan Alam, Manusiawi, dan Sosial.

Bagaimana cara bersahabat dengan alam? Itu yang mestinya dikembangkan oleh Indoensia. Ini penting untuk masa depan Indonesia.

Bagaimana cara menyelamatkan manusia secepat dan seakurat mungkin. Mengerahkan bukan saja tenaga manusia tetapi juga teknologi. Teknologi ini yang mestinya dikembangkan Indonesia.

Bagaimana cara melihat sesama sebagai makhluk sosial dan bukan sebagai ladang politik. Membantu atau memberi bantuan tanpa melihat status sosial, agama, suku, dan sebagainya. Ini yang mestinya ditanam di benak warga.

Sinabung namamu dikenang. Sinabung, marilah kita hidup bersama. Bersahabat sebagai sesama ciptaan.

Prm, 3/2/2014
Gordi

*Tulisan ini diambil dari tulisan saya di blog kompasiana

photo by Bree-breeleed
Wednesday, 29 January 2014, we celebrated the anniversary of our teacher. This morning she comes with new spirit. Maybe because today she was older, 36 years. We, all students welcomed him with a big smile and then we sang the happy birth day’s song, Happy Birth Day to You in Italian Language while hug with him. This is an Italian cultural. We usually do it when meet one another in one place or in the public place.

She carried a cake for us at this morning. We ate it when take a break in the bar. We also give him a gift, the Jesus Icon. One of my friends prepared it. I don’t know who is.

I remember one sentence that she said when enter in our class today, I more old today, I don’t like but…..

Really, every anniversary, our old increased, but in other word it means our life must go on. Our skill must also increase, our life must very well, our hope must more really.

I think like this. So, I don’t worry in every my anniversary. On the contrary, my thanks to the Created because I am still alive. He always gives me a new life. How about you?

Gordi 

foto oleh Larry Crause clickclicque
Melihat salju bukanlah hal baru bagi saya. Tapi, melihat salju secara langsung adalah hal baru bagi saya. Selasa, 28 Januari 2014, saya melihat salju. Turun salju untuk pertama kalinya di tahun ini. Sebelumnya diprediksikan akan turun salju tapi nyatanya baru hari ini. Saya yang masuk penduduk baru di Parma-Itali pun menunggu-nunggu saat ini.

Saya tidak begitu kagum pada mulanya. Toh saya sudah melihatnya di foto. Bukan hal baru. Saya tidak terlalu menanggapi dengan serius pertanyaan teman-teman yang seolah-olah menganggap saya baru pertama kali melihat salju. Tapi kemarin setelah beberapa jam Parma diguyur salju, saya jadi kagum. Semuanya jadi putih berkilau.

Pada mulanya saya mengambil beberapa foto. Tetapi belum putih semuanya karena pada permulaan. Saya menjepret salju yang turun dari langit seperti hujan. Di tanah atau atap rumah atau kap mobil belum ada. Selang berapa jam kemudian atap rumah jadi putih. Jalan aspal jadi putih.

foto oleh Mark Griffith
Benar kata guru saya beberapa waktu lalu, “Kota jadi indah jika turun salju.” Putih berkilau. Terang benderang. Sayang sekali bahwa saya tidak mengambil foto untuk pemandangan kedua ini. Kami sedang ada pelajaran. Tidak ada kesempatan untuk menjepret. Saya pikir pemandangan ini bertahan lama. Rupanya jam 1 siang hujan turun. Salju yang putih pun pelan-pelan jadi air, mencair. Dan jam 2 lewat sedikit ada matahari. Lenyap sudah salju putih ini.

Inilah pengalaman pertama melihat langsung salju. Saya siap menjepret jika besok ada salju lagi. Saya kira teman-temanku di Indonesia menunggu foto salju. Salam salju.

Parma, 29/1/2014

Indonesia, foto oleh FabSom
Antara Indonesia dan Filipina. Dua negara asia dan berdekatan. Keduanya punya ciri khas. Banyak. Tapi yang menonjol—katakanlah yang mudah diingat—hanya satu. Yakni, Indonesia mayoritas Muslim dan Filipina mayoritas Katolik. Keduanya juga sama-sama punya banyak tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri. Gara-gara tenaga kerja inilah saya hampir menjadi orang Filipina.

Di Italia ada banyak orang Filipina. Menjadi tenaga kerja. Di kota Parma, kota kecil di regio Emilia-Romagna juga ada orang Filipina. Banyak. Di kota Parma saja ada satu gereja khusus untuk orang Filipina. Belum hitung dengan mereka yang menyebar di gereja lainnya.

Kemarin, Senin 27 Januari 2014, saya mengurus kartu identitas untuk bidang kesehatan di kantor Sanitasi. Saya pergi bersama 3 teman. Di ruang tunggu ada orang Filipina menyapa saya. Saya tidak mendengar dengan baik apa yang dia katakan. Tapi dari bahasa tubuhnya saya tahu maksudnya. Lalu dia mendekat ke tempat kami duduk. Dia bertanya dalam bahasa Tagalog yang tidak saya mengerti. Saya mencoba mendengar kalau-kalau dia bicara dalam bahasa Inggris. Rupanya tidak. Atau dalam bahasa Italia. Rupanya juga tidak. Jadi, dia bicara dalam bahasa Tagalog. Dan, saya tidak mengerti.

Saya pun membalas dalam bahasa Italia sambil mengeryitkan dahi pertanda tak paham. Io sono Indonesiano, saya orang Indonesia. “A…..” Katanya sambil memberikan tangannya.
“Piacere (nice to meet you), senang bertemu Anda” sambungnya. Lalu kami berkenalan dan mulai berkomunikasi dalam bahasa Italia. Tak lama kemudian dia masuk ke pos bagian dalam di mana ada pelayanan untuk pembuatan kartu identitas ini. Dan kami mulai saling tanya.

Katedral di Manila, foto oleh Levi Bautista
Hem…ini kesekian kalinya saya dikira orang Filipina. Mungkin karena muka saya mirip orang Filipina. Tetapi memang nyatanya antara orang Indonesia dan Filipina ada kesamaan wajah. Di Bandung, suatu waktu saya melihat seorang pastor dari Filipina. Saya kira dia orang Flores karena rambutnya kriting. Rupanya dia orang Filipina.

Di Parma juga saat menghadiri pesta kelompok Filipina, saya juga dikira orang FIlipina seperti mereka. Padahal bukan. Saya jawab ketika mereka dalam bahasa Italia. Kemudian bahasa Inggris. Namun saat mereka berbicara dalam bahasa Tagalog saya mulai bingung. Mereka juga bingung. Dan kami sama-sama tahu identitas kami.

Di jalan saat bersepeda di kota Parma juga demikian. Kami saling sapa. Tapi tetap saya tahu kalau mereka orang Filipina dan bukan Indonesia. Mereka kira saya orang Filipina padahal bukan. Bahkan beberapa kali dengan kelompok pelajar China di Parma, saya juga dikira orang China. Padahal mata saya beda dengan mereka. Tapi beginilah kala orang Asia (Timur) tinggal di Eropa (Barat). Semua yang dari Timur dikira berasal dari satu tempat saja. Tidak beda kala kita di Indonesia melihat bule-turis. Semua dikira dari Inggris atau Amerika kala mereka berbicara dalam bahasa Inggris. Padahal bukan. Mereka juga berasal dari negara yang berbeda.

Pengalaman unik di Parma. Baca juga pengalaman lainnya di sini

Parma, 28 Januari 2014

Gordi

Foto, dokumen pribadi
Tulisan ini dibuat saat saya sedang pusing. Entah mengapa malam ini tidak ada semangat belajar. Biasanya belajar malam hari. Tentu juga siang dan sore hari. Tapi hari ini semuanya jadi baru. Entah mengapa.

Memang sore ini saya mencoba untuk berkreatif. Mengubah alamat blog saya sampai saya merasa pas. Pekerjaan ini mulai kemarin siang, malam, tadi siang, juga sore hari. Saya membuat 2 blog masing-masing berbahasa Italia dan Inggris. Tapi saya merasa kurang puas dengan alamatnya. Saya mencoba untuk membuat alamat yang ada nama saya di dalamnya.

Dan akhirnya sore ini saya menemukan alamat yang pas. Semoga ini bertahan lama dan tidak akan berubah seperti alamat 2 blog saya sebelumnya, gordyafri.blogspot.com dan gordyafri2011.blogspot.com. Saya merilis blog baru dengan nama hampir sama dengan ini. Satunya gordyafri-indonesian.blogspot.com untuk yang berbahasa Inggris dan gordyafri-indonesiano.blogspot.com untuk yang berbahasa Itali.

Gara-gara mencari nama ini, saya mengubah alamat blog saya dari kemarin hingga hari ini. Memang ini bentuk kerja yang kreatif. Hanya saja makan banyak waktu. Saya tidak mau buang-buang waktu. Tetapi saat ini saya sedang tidak ada semangat untuk belajar. Itulah sebabnya saya ingin menulis dalam bahasa Indonesia saja. Saya tahu, saya sebenarnya masih ada utang untuk menulis dalam bahasa Italia dan Inggris. Tetapi saat sedang tidak ada semangat seperti ini saya alihkan rasa ini pada kegiatan menulis.

Semoga tulisan ini tidak mengganggu pembaca. Apa pun yang terjadi saya menulis ini saat saya tidak ada semangat untuk belajar. Boleh jadi ini menjadi pelajaran bagi pembaca juga. Jangan biarkan situasi yang menegangkan (tidak ada semangat belajar) ini berlalu begitu saja. Saya pun ingin mengisinya dengan belajar menulis.

Saya tadinya mencoba membaca koran dalam bahasa Italia. Tetapi toh tidak mempan. Tetap taka da niat. Mencoba membaca artikel berbahasa Inggris tetap taka da semangat. Mencoba menghibur diri dengan belajar menyanyi lagu Italia toh tetap tak mempan. Boleh jadi memang otak sedang blank. Saya pun lari ke ruang komputer dan menulis ini. Terima kasih untuk pembaca yang membaca tulisan ini.

Salam dari Parma-Italy
Gordi

DIEDIT: Selasa, 30 Juni 2015

Blog lama http://gordyafri.blogspot.com/ sudah kembali seperti semula dan kedua blog dalam bahasa Inggris dan Italia di atas sudah dihapus, gantinya silakan simak di sini untuk bahasa Inggris dan di sini untuk bahasa Italia Terima kasih untuk pembaca sekalian

Pernah mendengar kalimat ini? Atau pernah menonton film yang berjudul seperti ini?

Benar ini adalah nama film. Tepatnya judul film. Kalimat ini artinya Hidup itu Indah atau dalam bahasa Inggris Life is Beautiful. Saya kira ada di Antara pembaca yang sudah menonton film ini atau minimal pernah emndengar kalimat ini. Saya hanya ingin membagikan sedikit kesan saya tentang film ini.

Saya menonton film yang berdurasi 122 menit ini dua kali. Di Indonesia (2007) dan di Italia (2013). Film ini memang berasal dari Italia dan aslinya terdiri atas 3 bahasa, Italia, Inggris, dan Jerman. Kemudian diterjemahkan lagi ke banyak bahasa. Saya menonton dalam bahasa Inggris di Indonesia. Maklum biasanya ada film yang bahasanya tidak diterjemahkan ketika masuk Indonesia.

Film yang dibuat tahun 1997 ini amat terkenal. Selain karena 3 kali mendapat penghargaan sejak 1998 juga karena aktornya yang terkenal, Roberto Benigni. Siapa yang tidak kenal dengan actor Italia ini?

Nama lengkapnya Roberto Remigio Benigni. Lahir di Fiorentini, Italia. Aktor yang banyak mendapat penghargaan ini kemudian menikah dengan Nicoletta Braschi. Roberto dan Nicoletta berperan dalam film La Vità è Bella. Mereka berhasil mendapat penghargaan dalam film ini. Bagus sekali karena mereka berasal dari satu rumah tangga, kemudian bermain dalam film yang sama, dan berhasil mendapat penghargaan.

Tulisan ini tidak ingin memusatkan pada tokoh film tetapi pada jalannya cerita. Secara singkat, film ini menceritakan tentang sebuah keluarga. Guido, nama sang bapak, adalah keturunan Yahudi. Guido guido mencintai Dora (mama) yang adalah pengajar di sebuah sekolah. Guido bekerja di mana saja. Kadang-kadang jadi pesuruh, kadang pelayan hotel, dan sebagainya. Tapi, satu sikap yang mencolok dari Guido adalah orangnya ceria. Bisa cepat beradaptasi di mana-mana.

Cintanya akan Dora rupanya akan berlanjut. Meski Dora pada suatu ketika mau dinikahkan dengan seorang pangeran Jerman. Saat pesta pernikahan itulah Guido yang berprofesi sebagai pelayan hotel membawa kabur si Dora. Cinta mereka pun membuahkan hasil. Lahir anak mereka, Joshua.

semua gambar dari google
Namun, cinta mereka tidak seromantis seperti pada permulaan. Di mana mereka bisa ke mana-mana bertiga. Cinta mereka putus oleh perang. Perang yang memisahkan Guido dan Joshua dari Dora. Namun, satu hal yang menarik, Guido tidak pernah membiarkan Joshua mengalami kesedihan yang mendalam.

Dalam penjara, Guido selalu emnghibur Joshua. Juga dalam suasana perang. Guido tetap menampakkan wajah ceria meski merasa capek kala kembali tempat kerja sebagai tahanan dalam penjara. Suatu ketika mereka berhasil keluar dari penjara dengan ebrbagai cara. Dan akhirnya Guido-Joshua bertemu kembali dengans ang mama, Dora.
“Mama kita memang”, kata Joshua saat mereka bersua kembali.

Film ini layak ditonton oleh siapa saja. Ada nilai kemanusiaan juga penghiburan di dalamnya. Cinta, kesetiaan, kerja keras, lelucon, dan sebagainya. Jika ada waktu silakan tonton. Selamat menikmati untuk mereka yang belum menontonya.

Parma-Italia, 21/1/2014

Gordi

Photo by Lynn Morag Grace from God like
a candle that become light in the darknes 
Since one week ago, I don’t have the enthusiasm in my life. I do my work very well, but it did as a duty, as an obligation. Really, I feel one moment where I don’t have the enthusiasm of life.

But, I don’t know, suddenly, the God come to me. I know that I avoid from Him. God was coming, but I reject Him. And now, I feel that He comes again to give me the enthusiasm in my life.

For two days, Wednesday and Thursday, 8-9 January 2014, I follow the recollection. This is a time for thanks God. This time is a grace from God. And He comes to me through this time.

I thank God because He comes when I am alone. He becomes my friend. He accompanies me on my way. Thanks God.***

9/1/2014

Gordi


Hari ini, 1 Januari 2014 menjadi hari yang menyenangkan. Bukan sekadar senang-senang, tetapi punya alasan tertentu. Sejak semalam, sebelum pergantian tahun. Saya senang saat kami bermain TOMBOLA. Permainan yang berasal dari Italia dan dimainkan pada masa Natal atau tepatnya malam pergantian tahun.

Saya senang karena saya mendapat banyak hadiah. Saya menang 7 kali. Dan setiap kali menang ada hadiahnya. Dua kali saya mendapat masing-masing dua hadiah. Yang lainnya masing-masing satu hadiah. Ada balpoin keren, makanan-cokelat, jam meja-elektronik, baju kaus, dan sebagainya. Boleh dibilang, saya masuk dalam kelompok 3 besar peraih hadiah. Kami yang bermain berjumlah sekitar 50-60-an.

Permainan ini memang bukan hal baru bagi saya. Sejak tahun 2005 yang lalu, saya kenal permainan ini. Dan kalau dilihat-lihat sejak saat itu, saya selalu mendapat hadiah. Saya ingat persisi, hanya sekali saya tidak mendapat hadiah. Tahun 2007. Tidak satu pun. Yang lainnya selalu ada hadiah. Di Yogyakarta, Bintaro-Tangerang, dan Jakarta, dan setahun terakhir di Yogyakarta, saya mendapat hadiah.

Bukan hanya ini alasan yang membuat saya senang di awal tahun baru ini. Ada juga yang lainnya yang mungkin lebih besar dari ini. Tadi siang, jam 11, saat misa di Gereja Katolik St Kristina (Chiesa Santa Cristina, tulisan aslinya dalam bahasa Italia), gereja di mana saya berkarya setiap hari Selasa dan Minggu, saya membaca bacaan pertama. Pastor paroki mempercayakan saya untuk menjadi pembaca, lector.

Saya senang karena ternyata kemampuan membaca saya sudah mulai bagus. Memang ini kali pertama saya membaca dalam bahasa Italia di hadapan publik besar seperti ini. Umat dan pastor paroki juga senang dan puas dengan kemampuan membaca saya. Saya bersyukur karena bisa menyenangkan diri dan terutama orang lain yang mendengar suara saya saat membaca bacaan ini.
Dua hal ini menjadi alasan saya senang di awal tahun ini. Kiranya ini menjadi pengantar dan juga harapan yang mencerahkan di tahun baru ini. Selamat tahun baru dan semoga tahun 2014 ini menjadi tahun yang meneynangkan dan membahagiakan bagi kita semua.

Salam
1/1/2014

Gordi
Powered by Blogger.